Setelah bangun dari tidurnya, Kalila turun dari lantai atas, namun dia tidak melihat Rossa. Awalnya, dia mengira Rossa tertidur di ruang tamu, tapi dia tidak menganggapnya serius, lalu dia pergi ke arah dapur untuk melihat-lihat. Namun, ketika dia membuka pintu dapur, dia melihat tempat ini sangat berantakan.Keadaan seperti ini sepertinya sengaja dibuat. Tiba-tiba hati Kalila merasa kosong, lalu dia dengan cepat berlari ke kamar Rossa. Kamar Rossa kosong, bahkan tempat tidurnya pun rapi, seperti tidak ada yang menidurinya.Kalila mulai merasa tidak nyaman, dia tidak melihat bayangan Rossa dan juga tidak mencarinya kemana-mana. Dia mulai gemetaran dan semakin gelisah.Kalila melihat video CCTV, dan melihat Winata membawa Rossa pergi. Saat melihat ada tabung jarum di tangan Winata, seketika Kalila menyipitkan matanya."Bajingan itu!"Badan Kalila seketika bergetar dan bergegas menelepon Irawan."Winata?" Irawan terkejut beberapa h
"Jangan bertengkar lagi." Kalila langsung melerai mereka.Dengan satu tinjauan yang hanya berjarak 1cm dengan wajah Kalila. Neilsen dan Mike keduanya berhenti bertengkar."Bibi Kalila, minggir, aku akan menyelesaikannya dengan Neilsen hari ini."Mike merasa belum puas karena dia terus ditekan oleh Neilsen dan semua pukulan Neilsen membuat dia merasa sakit di sekujur tubuhnya. Walaupun Neilsen tidak berbicara apa-apa, namun kelihatannya dia sangat marah.Kalila menghela napas dan berkata. "Aku baru saja masuk ke dalam ruang operasi, baru saja Winata mengatakan bahwa dia memberikan Rossa pada Tommy Tang dan ikut bersamanya masuk ke dalam mobil. Jika mau bisa menemukan mobil Winata, maka kamu bisa menemukan Rossa."Mendengar Rossa sekarang bersama Tommy, wajah Neilsen semakin memburuk."Mike, ingat ini."Dia berbalik badan dan langsung berlari dengan cepat. Mike tahu sekarang Rossa jatuh ke tangan Tommy, maka ini akan berak
Walaupun Neilsen sudah membawa tabung oksigen, tapi untuk menyelam ke dasar lautan bukanlah hal yang mudah. Tubuhnya sudah berjuang dengan keras, tetapi derasnya ombak di laut membuat dia susah menahan, tapi Neilsen tidak menyerah. Saat ini, keadaan Rossa masih tidak diketahui seperti apa.Dia masih tidak percaya Rossa akan bunuh diri di dalam mobil. Salah satu alasan yang paling mungkin adalah ada orang yang ingin membunuh Rossa, dan Rossa tidak tahu akan hal itu.Siapa orang itu? Neilsen juga tidak tahu. Yang pasti bukan Tommy yang melakukannya. Tujuan Tommy adalah membawa pergi Rossa darinya. Dia tidak akan membiarkan dia mati.Ombak di laut membuat mata Neilsen tertutup, tapi dia tetap berusaha dan tidak menyerah. Kulitnya sakit seperti ditusuk jarum, lengannya yang terluka mulai mati rasa, tapi, Neilsen tetap turun ke bawah.Dia seperti melihat bayangan mobil. Atap putih mobil itu masih mengeluarkan gelembung. Akankah Rossa ada di dalam sana?Neilsen ingin berenang mendekati untu
"Aku bicara apa? Dia tidak mengerti, kamu juga tidak mengerti? Irawan, sudah bertahun-tahun lamanya, kamu masih tidak mengerti juga? Aku tidak cinta kamu! Aku Kalila selamanya hanya cinta mati pada satu orang lelaki! Lelaki itu adalah Timmy Huo! Jika waktu itu aku tidak mabuk, jika waktu itu aku tidak salah mengira kamu adalah Timmy Huo, aku tidak mungkin bisa berhubungan dengan kamu.""Aku dan kamu tidak akan memiliki Winata Ingatkah kamu aku dulu berkata apa? Anak ini, aku tidak akan bisa memberikan anak ini cinta, tapi kamu bilang tidak peduli, kamu bilang kamu bisa baik-baik mendidik dia, sekarang lihat apa yang kamu ajarkan ke anak ini! Putrimu telah membunuh putri saya!" Kalila telah menjadi gila.Dia sekarang sangat putus asa sampai ingin melukai orang-orang di sekitarnya, terutama Winata.Dia yang melahirkan anak ini. Demi Rossa dia ingin membalas dendam, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia adalah putrinya! Dia anak yang malang.Dia sejak kecil diusir dan tidak pernah men
Bayangan itu dengan cepat meninggalkan Gedung Group Tang dan menghampiri sebuah mobil di area luar Gedung. Lalu hal pertama yang dia lakukan adalah menelepon Santo Song."Tuan Song, saya mendengar berita buruk.""Berita apa?" Santo Song dengan segera membuka telinganya.Orang itu membisikannya. "Saya mendengar pembicaraan Tommy dan Rully, saya mendengar bahwa Nyonya Rossa di tenggelamkan ke laut oleh Rully dalam keadaan tidak sadar." Mendengar berita ini Santo Song terdiam."Baiklah, saya mengerti." Dia menutup teleponnya dan bergegas pergi ke rumah sakit.Saat ini, keadaan Neilsen seperti orang gila dan bertengkar dengan Mike karena ingin mencari Rossa. Dia tidak mau mendengar apa pun yang dikatakan Mike.Darah mengalir di punggung tangannya akibat jarum infus, namun dia tidak peduli. Matanya merah seperti tidak beristirahat untuk waktu yang sangat lama.Dia tidak berani untuk menutup mata, tidak bisa menutupnya. Sekalinya dia memejamkan mata, dia seperti melihat bayangan Rossa yang
Neilsen melihat Winata dan Mike, lalu berbalik pergi tanpa berkata satu patah kata.Mike menghela napas dan menatap Winata yang pingsan di lengannya, lalu dia berkata pada pasukan."Pergilah, dan bubarkan semua pasukan di area ini. Masalah ini tidak boleh bocor satu patah katapun.""Baik, mengerti." Pasukan yang ada di sekitar situ segara bubar pergi.Mike melihat ombak di laut, lalu menyipitkan sedikit matanya. Beginilah seorang dokter yang hebat jatuh. Bagi orang lain hal ini mungkin sangat disayangkan, tapi bagi Neilsen dia merasa telah di provokasi. Seharusnya dia bisa menduga bagaimana hasil akhirnya.Neilsen kembali demam, namun dia tidak peduli sama sekali. Santo merasa cemas ketika melihat wajahnya memerah kembali, dan berkata."Tuan Neilsen, kamu tidak bisa seperti ini terus. Jika istri tahu, dia akan sedih.""Oh ya? Jika dia sedih, seharusnya saat ini dia ada di hadapanku dan memarahiku, benarkan? Tapi sekarang di mana dia berada?" Neilse melihat ke luar dengan tatapan koson
"Apa yang kamu lakukan?"Apa lagi yang Tommy Tang tidak mengerti sekarang?Neilsen hanya mencibir dan tidak berbicara.Tommy melihat banyak luka di sekujur badan Neilsen. Walaupun luka di tangannya sudah diobati, namun dia tidak memperhatikannya. Sekarang darahnya merembes ke luar melalui kemeja putihnya, dan tampak menakutkan.Punggung tangannya masih terlihat biru keunguan. Luka-lukanya masih merah dan belum mengering. Jelas-jelas dia baru saja ke luar dari rumah sakit.Tommy dengan dingin berkata. "Kamu pikir kamu bisa mengguncang fondasi keluarga Tang dengan kekuatanmu? Kamu terlalu percaya diri Neilsen."Neilsen akhirnya bergerak. Neilsen meraih tangan Tommy dan merapatkannya ke dinding. Dengan dingin dia berkata."Jika Rossa masih hidup sekarang, aku mungkin masih berbelas kasihan kepadamu. Lima tahun lalu, kamu menyelamatkan dia dan juga jadi ayah angkat dari anak-anakku. Aku sekarang hanya memejamkan mata atas apapun yang telah kamu perbuat dulu, tapi sekarang kamu keterlaluan
"Bisakah saya ke sana dan mengucapkan beberapa patah kata?"Tommy tang berbicara sedikit dan tidak mengharapkan apa-apa. Lalu para jaksa mengangguk dan membiarkan dia ke sana.Neilsen melihat Tommy yang tanpa ekspresi berjalan ke arahnya."Jangan sentuh Nenekku, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini." Suara Tommy tidak keras tapi dia tahu Neilsen dapat mendengarnya.Neilsen sedikit tertawa dan berkata. "Tidak ada hubungannya dengan Nenekmu? Masalah ini apa ada hubungannya dengan Rossa? Ada hubungan dengan anakku Lulu? Apakah saat kamu melakukan semua ini, kamu membiarkan mereka pergi?""Neilsen, kamu sudah menang. Keluarga Tang sudah hancur ditanganmu. Apa lagi yang kamu inginkan?" Tommy sedikit marah.Jika sejak awal dia tahu bahwa Neilsen adalah orang yang tidak sembrono, mungkin dia akan mempertimbangkannya. Setidaknya dia tidak akan kehilangan sebanyak ini.Neilsen mencibir dan berkata. "Kamu pikir aku sudah menang? Walaupun kamu memberikan aku dunia ini, apa kamu bisa mengga