Share

NAMA YANG SAMA

Di waktu yang tepat, tibalah mereka bertiga saling bercanda tanpa diperhatikan. Seketika Faqih melirik Azril dengan serius.

“Kalian lagi bertengkar, ya?” tanya Faqih.

Keadaan mendukungnya sehingga waktu magrib tiba sehingga Faqih dan Radit menumpang salat terlebih dahulu di masjid terdekat. Kebetulan, letaknya pun tak jauh dari rumah Azril.

Azril diam seribu bahasa. Tidak ada yang bercerita, tetapi Faqih dapat menebaknya dengan benar, entah dari mana dia tahu.

“Eng-enggak kata siapa,” kata Azril mengelak. Ia tidak ingin terlihat lemah apalagi sedih. Meski kenyataannya memang sedang bertengkar, tetapi berusaha mungkin agar tidak menceritakan kepada orang lain.

“Bro, gua minta maaf kalo gua lancang, tetapi gua perhatiin tatapan lo sama Safa beda, tetapi jangan salah paham dulu. Gua bukan mau ikut campur, tetapi mau mengingatkan saja kalo wanita itu sensitif.”

Faqih tidak menyudutkan, terlepas benar atau tidak biarkan menjadi urusan mereka. Ia hanya mengutarakan apa yang ia lihat.

“Gua b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status