Share

Pengikut Yang Tidak Terduga

Faruq menelan salivanya dengan susah payah. Dia masih ragu untuk mengatakan semua yang dia ketahui. Apalagi tidak ada jaminan dirinya dan teman-temannya akan selamat saat dia mengatakannya.

Pandya yang masih menunggu Faruq mengatakan sesuatu, langsung paham dengan keraguan yang terlihat jelas dari sorot matanya. Ancaman yang sebelumnya dia ucapkan nyatanya belum bisa membuat murid itu mengatakan semuanya.

'Sakra, apa kau ada saran untuk membuat dia buka mulut?' Pandya mencoba mencari saran.

'Bukankah ancamanmu tadi sudah cukup berhasil? Lanjut ancam dia lagi, agar dia bisa segera membuka mulutnya!' Pandya menggelengkan kepala mendengar jawaban Sakra.

'Aku sudah cukup merasa bersalah melukai orang-orang itu. Walaupun orang di hadapanku ini memang bersalah, tapi aku rasa itu bukan hal tepat untuk dilakukan.' pikir Pandya masih menunggu jawaban dari Faruq.

'Apa kau berpikir karena mereka mirip denganmu dulu?' tebak Sakra.

'Ucapannya tadi benar. Jika yang lemah tidak berusaha melakukan apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status