Terima kasih udah mampir. 💛
POV DAMAR 🏵️🏵️🏵️Waktu menunjukkan pukul 22.06 WIB, aku kembali pulang ke rumah untuk menanyakan tentang Tia kepada Tari.Setelah tiba di depan rumah, aku pun mengetuk pintu. Tidak sampai dua menit, Tari akhirnya membukakan pintu untukku dengan wajah yang tampak sangat kesal. Tanpa basa basi, aku langsung meraih tangannya.“Aku mau ngomong penting,” ucapku lalu dia pun menghentikan langkahnya.“Lepasin! Jangan sentuh aku!” Dia menepiskan tanganku.“Iya, aku lepasin.” Aku melepaskan genggaman.Tari yang dulu sungguh sangat jauh berbeda dengan Tari yang sekarang. Dia sangat berani membantah dan bahkan menghindariku.“Aku mau nanya tentang ucapan kamu yang dulu.” Aku kembali membuka pembicaraan.“Yang mana?” tanya wanita itu dengan nada ketus.“Tuduhanmu tentang Tia. Saat itu kamu bilang kalau dia tidak punya harga diri.”“Kenyataannya memang begitu.”“Maksud kamu apa?” Aku sangat penasaran.“Dia merebut suami orang, itu namanya apa kalau bukan cewek tidak punya harga diri?”“Stop, Ta
🏵️🏵️🏵️“Bukan urusanmu!” sahutnya dengan ketus.“Jangan-jangan kamu mau ketemu dengan Surya, selingkuhanmu.”“Jangan samakan aku denganmu, dengan tega selingkuh di belakang istri.”“Kamu semakin berani, ya, menentangku.”“Kamu yang mengajariku seperti ini. Kamu harus merasakan apa yang kurasakan. Jangan harap aku akan tetap menjadi wanita lugu yang penurut seperti yang kamu inginkan. Tari yang sekarang bukankah Tari yang dulu. Sudah cukup penderitaan yang kamu berikan, aku sudah capek.”Tari dengan yakin melangkah keluar meninggalkanku. Niat untuk balas dendam kepadanya berubah menjadi perlawanan. Dia tidak mudah lagi ditaklukkan karena sikap yang dia miliki saat ini, membuatku mulai memiliki perasaan seperti dulu.Kenapa aku merasa ingin mengharapkan dan memilikinya seperti dulu lagi? Penampilannya telah mengubah pandanganku tentang penilain yang aku tujukan selama ini terhadap dirinya.Ternyata dia bisa berubah menjadi wanita yang sangat mengagumkan dan menggetarkan jiwa. Kenapa a
POV DAMAR🏵️🏵️🏵️Hari ini, aku akan menjumpai Surya. Aku memintanya menemuiku di salah satu kafe yang ada di kota ini. Pertemuan kami sengaja malam hari supaya Tari tidak curiga.Setelah tiba di tempat yang telah kami tentukan, aku menunggu kedatangan Surya. Tidak sampai sepuluh menit setelah aku tiba di kafe tersebut, Surya akhirnya menampakkan batang hidungnya. Dia langsung duduk di kursi yang ada di depanku dengan tatapan yang tidak bersahabat.“Untuk apa ngajak aku ketemu di sini?” tanya Surya dengan ketus.“Aku memintamu untuk menjauhi Tari!” tukasku kepadanya.“Apa hakmu melarangku?”“Aku berhak atas Tari karena aku suaminya.”“Suami yang selalu menyiksa istri, masih pantas disebut sebagai suami?”“Diam kau, Surya! Kenapa kau ikut campur dengan rumah tanggaku?”“Siapa pun yang menyakiti Mentari akan berurusan denganku, termasuk kau!”“Malulah, Bro ... udah ditolak juga masih ngemis cinta.”“Terserah kau mau bilang apa, yang pasti aku akan selalu melindungi Mentari dari suami k
POV DAMAR 🏵️🏵️🏵️“Malam, Om ... apa kabar?” Om Rudy dan Tia tampak sangat terkejut melihat kehadiranku.“Mas Damar ngapain di sini?” Wanita yang kucintai tersebut spontan melontarkan pertanyaan.“Wajar, dong, aku di sini. Ini rumah Om-ku, adik kandung papaku. Kamu ngapain malam-malam di sini?” Aku menjawab pertanyaan Tia.“Ini juga rumah Om-ku karena keluargamu juga keluargaku.”“Oh, ya? Aku hampir lupa. Kamu istriku, ya, dan tepatnya istri kedua dari pernikahan siri karena istri sahku nggak mungkin malam-malam ada di sini.” Wajah Tia tiba-tiba berubah mendengar penuturanku.“Maksud kamu apa? Apa perlu kamu harus tekankan kalau aku hanya istri kedua? Tanpa kamu jelasin, aku juga tahu, Mas.”“Bagus kalau kamu nyadar. Kalau kamu memang sadar hanya sebagai istri kedua, tidak mungkin kamu melakukan hal seperti ini.”“Maksud kamu apa, Mas?”“Kamu masih berani mengelak untuk bilang kalau kamu tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Om Rudy? Wanita terkutuk kamu, Tia.”“Kamu tega dan beran
POV DAMAR🏵️🏵️🏵️Aku masih belum percaya dengan apa yang Tia perbuat. Dia sangat tega melakukan semua ini kepada suami yang benar-benar tulus mencintainya. Wanita itu telah menghancurkan kepercayaan yang selama ini kuberikan kepadanya.Sekarang, aku baru tahu kenapa Tia bisa hamil walaupun kenyataan, aku tidak mungkin memiliki keturunan. Semuanya sudah terjawab dengan sendirinya.Kesedihan mendalam yang kurasakan membawaku pergi dari tempat di mana harus menyaksikan kemesraan istri yang kucintai bersama orang lain. Sungguh, rasanya tidak sanggup melihat pemandangan itu.Aku ingin segera tiba di rumah dan berpikir tentang hal apa yang harus kulakukan setelah mengetahui perbuatan Tia. Aku membelah jalanan dengan cepat dengan pikiran yang tidak menentu.Sepanjang perjalanan menuju rumah, hati ini tidak tenang dan masih belum sanggup membayangkan semua yang terjadi. Dada terasa sesak mengingat semua yang kusaksikan.Setelah tiba di rumah, aku memandang wajah Tari yang dengan ikhlas sela
POV DAMAR 🏵️🏵️🏵️Aku tidak dapat memejamkan mata malam ini. Ingin rasanya bermesraan dengan wanita yang sekarang tidak seranjang lagi denganku. Aku merindukan saat-saat bersamanya seperti dulu lagi.Aku segera beranjak dari tempat tidur lalu melangkah menuju pintu kamar Tari. Aku berharap agar dia melakukan kewajibannya malam ini karena dia telah lama mengabaikan hak suaminya.Tok! Tok! Tok!Aku mengetuk pintu kamar Tari dan berharap dia segera membukakannya untukku. “Tari, buka pintunya. Aku ingin kamu melakukan apa yang menjadi kewajibannmu.”“Aku tidak punya kewajiban lagi untukmu!” Terdengar suara tegas dari balik pintu.“Aku ini suamimu dan kamu harus memenuhi hakku sebagai suami.”“Kenapa aku yang harus memenuhi hakmu? Pergi ke dalam pelukan wanita impianmu!”“Hanya kamu yang mampu membuatku bahagia.”“Ha-ha-ha! Udah malam-malam gini, kamu masih mampu membuat sebuah lelucon!”“Kenapa kamu ketawa? Lelucon apa maksud kamu?”“Aku nggak perlu jelasin! Pergi dari depan kamarku, ak
🏵️🏵️🏵️Sungguh, tidak dapat kubayangkan jika harus berpisah dengan Tari. Hidupku pasti akan makin hancur dan menderita. Bagiku, hanya Tari yang dapat menjadi istri yang bertanggung jawab dan setia melayani suami.Akan tetapi, sekarang semua itu tidak kudapatkan lagi darinya karena kesalahan yang aku perbuat. Dulu, Tari selalu melayani semua kebutuhanku dengan baik. Dia menyiapkan sarapan di pagi hari sebelum aku berangkat ke kantor, menyediakan semua perlengkapan yang akan kugunakan, selalu lembut dalam bertutur kata, dan setia mencium punggung tanganku.Akhirnya, aku tiba di rumah orang tuaku. Aku pun memarkirkan mobil lalu turun, kemudian melangkah memasuki rumah.Aku melewati Bi Inah yang sedang menyapu dan menyiram tanaman di halaman depan. Aku dengan penuh semangat langsung menuju ruang TV. Ternyata Mama dan Oma sedang bersantai menikmati acara kesayangan mereka.“Sore, Mah, Oma.” Aku segera menghampiri kedua wanita itu.“Damar?” Mama tampak terkejut melihat kedatanganku.Mama
POV DAMAR🏵️🏵️🏵️Sepanjang perjalanan menuju rumah, hati ini tidak berhenti untuk memikirkan semua hal tentang Tari. Dulu, dia selalu menyambutku dengan senyuman penuh semangat. Namun sekarang, semua itu sudah menjadi kenangan yang tidak mungkin bisa terlupakan karena dia selalu berusaha menjauh dariku.Tiba-tiba bayanganku tentang Tari buyar seketika saat melihat sosok Tia dan Om Rudy di depan salah satu hotel di kota ini. Mereka dengan mesra berjalan menuju tempat penginapan itu. Namun, aku sama sekali tidak tertarik untuk menghampiri pasangan yang berbuat tidak sepantasnya itu.Biarkan saja mereka menikmati masa-masa indah di atas penderitaan orang lain. Tunggu saja tanggal mainnya, aku dan keluarga sudah memiliki rencana hebat yang tidak terpikirkan oleh Tia.Oma tidak pernah terima perbuatan Tia yang ingin menghancurkan kehidupan rumah tangga anak dan menantunya. Tante Widi seorang istri yang sangat setia dan perhatian kepada suami dan keluarga.Sifat dan sikapnya tidak jauh be