"Baiklah, tapi hanya untuk tiga hari. Kalau Kakak masih belum bisa belajar dengan baik, sebaiknya diam saja di rumah dan tidak menambah masalah untukku.”Ivory tidak tahu harus merasa senang atau kesal dengan keputusan Lucas tersebut. Tiga hari adalah waktu yang terlalu singkat dan mustahil untuknya memahami seluruh pekerjaan tersebut.Akan tetapi, wanita itu tidak ingin adiknya meremehkan kemampuannya. "Tenang saja, Luke. Aku akan belajar secepat mungkin,” sahutnya.Lucas tersenyum smirk melihat kekesalan yang terlukis di wajah kakaknya tersebut. “Aku mau lihat apa kamu benar-benar akan membuktikan ucapanmu, Kak,” tantangnya.“Ck, sama pacar aja baik banget. Sama Kakak sendiri, kenapa kejam begitu?” gumam Ivory sembari mengacak makanan di dalam piringnya dengan kesal.Tentu saja suara Ivory masih dapat didengar oleh Lucas maupun Sienna karena ia memang sengaja. Lucas hanya bisa menggeleng pelan dan melanjutkan bekal makan siangnya, sedangkan Sienna mengulum senyumnya dan merasa perd
“Wah, ternyata bulan lahir kalian sama ya?” cetus Ivory, memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa detik setelah Sienna dan Allen selesai berjabatan tangan.“Sebentar lagi Allen juga ulang tahun,” lanjut Ivory seraya menatap suaminya yang terlihat aneh. Ia sempat melihat interaksi canggung pria itu dengan Sienna dan merasa ada sesuatu yang tak terucapkan di antara mereka.Sienna tersenyum miris, mencoba menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Semasa berpacaran dengan Allen dulu, mereka memang sering merayakan ulang tahun bersama dan Sienna memilih untuk merayakannya di hari ulang tahun pria itu untuk menghemat biaya.Setelah dipikir-pikir kembali, kini Sienna pun memahami alasan Allen tidak mengingat hari ulang tahunnya. Ia pun menyadari kebodohannya yang mempercayai pria itu dulu.Diam-diam Sienna menghela napas pelan. Selera makannya benar-benar hilang sekarang.“Minggu ini akan ada acara kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun Allen di Hotel Sherman. Nanti kamu juga hadir ya
“Maaf, saya terlambat," ucap Sienna dengan suara pelan, menundukkan kepala sedikit ketika ia baru tiba di dalam ruangan rapat.Tentu saja keterlambatan Sienna telah menjadi bahan perhatian semua orang, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengutarakan pikiran mereka kepada Sienna karena Lucas sendiri tidak mengomentari apa pun.Pria itu hanya menatap Sienna dengan tatapan tajam dan terlihat menahan diri untuk bertanya alasan keterlambatannya. "Silakan duduk, Nona Sherwood. Kita akan memulai rapat sekarang,” ucapnya dengan singkat.Sienna segera mengambil tempat duduk yang masih kosong. Tentu saja semua perhatian tertuju padanya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.Rapat pun dimulai dengan pembahasan proyek baru yang akan segera diluncurkan. Meskipun fokus Sienna terpecah, ia berusaha mengikuti setiap detail yang dibahas dan mencatat beberapa poin penting.Setelah hampir satu jam, rapat pun berakhir. Lucas memberikan beberapa instruksi terakhir sebelum menutup rapat tersebut. Semua
“Tadi Manajer Jones memintamu untuk merapikan dokumen itu dan urutkan sesuai tipe dan tahun pembuatannya, lalu masukkan ke lemari arsip. Selesaikan hari ini juga,” titah Emily dengan nada yang terdengar sinis.“Tapi, Emily … ini bukan tugasku,” timpal Sienna, menolak dengan tegas perintah tersebut.Emily menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap Sienna dengan remeh.“Menurutmu, selain kamu, siapa lagi yang cocok melakukan pekerjaan ini? Lihatlah … semua orang punya tugas rancangan mereka sendiri,” ucapnya dengan angkuh.Sienna menghela napas kasar. “Tapi, bukan berarti aku juga tidak ada pekerjaan lain, Emily,” timpalnya.Emily berdecak kesal. “Memangnya kamu punya pekerjaan apa di sini? Apa kamu mau duduk santai seperti nyonya bos saja? Apa kamu tadi lupa kalau kamu hampir saja membuat kita ke dalam masalah? Karena kamu terlambat tadi, Manajer Jones kena tegur oleh Direktur Morgan dan kita semua jadi kena peringatan keras.”Tadi Lucas memang sempat beberapa kali menekan Sim
"Ternyata dia masih menyimpan fotonya," gumam Lucas dengan sorot mata tak percaya. Ingatan Lucas tentang pengakuan Sienna tentang foto Samuel kembali muncul. Dia ingat Sienna mengatakan bahwa semua foto Samuel sudah dibuang dan tidak tersisa satu pun. Akan tetapi, sekarang Lucas menemukan foto itu di dompet gadis itu. Lucas sangat terkejut dan juga bingung. Apakah ini artinya Sienna membohonginya? “Apa alasan dia sampai berbohong seperti ini?” gumam Lucas yang telah dipenuhi rasa curiga. Lucas menggeleng cepat. “Mungkin sebaiknya aku bertanya langsung padanya,” putusnya. Ia berpikir untuk mendapatkan klarifikasi langsung dari Sienna sebelum membuat asumsi yang bisa merusak hubungan mereka. Lucas yakin bahwa Sienna pasti memiliki alasan kuat untuk tindakannya, dan dia ingin memahami lebih dalam mengenai hal ini sebelum membuat kesimpulan apapun. Lucas pun bergegas turun dari mobilnya dan menyusul Sienna ke rumHnya. Akan tetapi, ketika ia baru saja mendekati pekarangan rumah
“Lucas, awas!" Sienna kembali menjerit histeris.Ia memejamkan netranya dengan erat, tidak berani menyaksikan aksi gila yang dilakukan oleh penjahat bertopeng itu.“Ugh!”Netra Sienna kembali terbuka ketika mendengar suara rintihan dari Lucas. Ia sangat terkejut saat melihat darah yang mengucur deras dari genggaman tangan kiri Lucas. Ternyata Lucas berhasil menghalangi belati yang dihunuskan penjahat itu dengan tangan kosong!“Lu-Lucas ….” Bibir Sienna bergetar hebat.Sienna mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan berpikir jika ia tidak bisa diam saja membiarkan Lucas terluka semakin parah. Akhirnya Sienna berteriak sekeras mungkin, "Tolong! Tolong! Ada pembunuh!”Siasatnya untuk menghentikan serangan penjahat itu ternyata berhasil. Keributannya berhasil menarik perhatian penghuni di sekitar komplek. Penjahat itu pun menjadi panik.Karena tidak ingin tertangkap massa, penjahat bertopeng itu pun bergegas menarik belatinya dari genggaman Lucas dan melarikan diri sebelum semua orang
Sejak dulu Sienna memang enggan datang ke rumah sakit karena tidak ingin mengingat lagi tragedi yang menimpa kakaknya dulu. Hanya dengan memasuki ruangan tersebut, membawa kembali kenangan buruk yang selalu ingin dilupakannya tersebut.Bayangan akan kejadian tersebut kembali mengguncang jiwanya. Sienna tenggelam begitu saja dalam kesedihan dan penyesalan yang terus mengusiknya selama ini hingga akhirnya ia mendengar seruan dari Lucas.“Sienna?” panggil pria itu. Perlahan Sienna mendongak. Ia menemukan sosok Lucas yang telah berdiri di hadapannya dengan khawatir. “Ada apa denganmu? Apa kamu baik-baik saja?” tanya pria itu tanpa mengubah raut wajahnya. Sienna menatap Lucas dan merasa sedikit lega hanya dengan melihat wajah pria itu. Perlahan ia bangkit dari tempatnya, lalu menyeka air mata dengan cepat.“Sienna─”“Kenapa kamu malah berjalan-jalan? Seharusnya kamu beristirahat di ranjang,” sela Sienna, sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tidak ingin menambah kekhawatiran Lucas.
“Ini baru Sienna Sherwood yang kukenal. Gadis keras kepala dan pantang menyerah,” puji Lucas seraya mencubit kecil pipi kekasihnya tersebut.Sienna tersenyum simpul, menyeka air mata yang masih meluncur dari pelupuk matanya. “Kenapa kedengarannya tidak enak sekali,” sungutnya.Lucas tertawa kecil. Tiba-tiba ia teringat dengan dompet Sienna yang ditemukannya di mobil. Ia berpikir perlu mencari tahu alasan Sienna membohonginya terkait foto tersebut.“Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, Sienna. Ini mengenai─”Kalimat Lucas terhenti karena dua orang petugas berseragam kepolisian lengkap datang menghampiri mereka. Mereka ingin meminta keterangan atas pelaporan yang dilakukan oleh tetangga kompleknya atas keributan dan insiden yang terjadi di rumah kontrakan Sienna.“Apa Anda masih mengingat ciri-ciri pelaku?” tanya salah seorang petugas.“Saya tidak terlalu ingat karena tadi terlalu panik. Wajahnya juga ditutupi topeng,” terang Sienna.Tadi kondisinya memang sangat kacau. Hal yang ter