"Kakak! Ini udah siang kenapa masih tidur aja sih?"
tanya Tiara dengan suara nyaringnya itu, Regan yang merasa terusik pun langsung membuka matanya."Adik kakak yang cantik! Ini kan hari minggu, jadi tolonglah izinkan kakakmu yang tampan ini untuk beristirahat sejenak."
jawab Regan memandang ke arah Tiara."Kakak tuh kayak orang abis ronda aja deh, buruan bangun ih makan dulu nanti kalo sakit aja rewel deh!"
Regan pun merubah posisinya menjadi duduk, adiknya yang satu ini memang paling perhatian terhadapnya.
"Iya-iya bawel, ini kakak bangun. Udah sana kamu keluar dulu.""Nanti kakak tidur lagi kalau aku keluar!"
jawab Tiara sambil merebahkan tubuhnya."Astaga! Kakak mau mandi dulu Tiara! Udah sana keluar dulu."
"Iya-iya! Awas tidur lagi!"
Regan pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku adiknya itu, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
15 menit kemudian
Tubuh Regan terasa menggigil, ia merasa kepalanya sakit dan perutnya mual.Mungkin ini efek tadi sore kehujanan dan ia belum mengisi perutnya sama sekali sedari pagi. Tiara masuk ke dalam kamar Regan, gadis itu pun duduk di tepi ranjang bermaksud ingin membangunkan kakaknya untuk makan malam. "Kakak! Kakak bangun! Libur kok tidur mulu sih."kata Tiara, namun pria itu tak kunjung bangun Tiara pun mencoba mengguncangkan tubuh Regan. "Kakak bangun dong! Ayo kita makan malam!" Tiara membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Regan, ia bisa melihat wajah pucat kakaknya dengan keringat yang membasahi dahinya. "Kakak sakit?"gumam Tiara kemudian menempelkan tangannya di dahi Regan, ia bisa merasakan tubuh Regan yang panas. "Ya ampun! Kakak demam!" "Mama!! Kakak sakit!"teriak Tiara memberitahu, tak lama Nita pun masuk ke dalam kamar Regan dan mengecek anaknya itu. "Kenapa sayang?" "Kakak demam."
Dua hari sudah Regan beristirahat di rumah, namun pria itu masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik.Malah saat ini, Regan merasa kepalanya sangat pusing, tubuhnya terasa sakit."Argh.. kenapa sakit banget badan gue!"keluh Regan yang berada di atas tempat tidurnya itu, Regan bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamarnya.Ia ingin meminta bantuan Tiara untuk membelikan obat."De!""Tiara!"Panggil Regan sambil berjalan menuruni anak tangga."Iya kak, sebentar!"Regan merasa sudah tak tahan lagi, kepalanya semakin berat, tubuhnya semakin terasa sakit.Pandangan matanya pun menjadi buram hingga kesadaran Regan menghilang."Eeehhh!!""Kakak!"Regan jatuh tepat di depan Tiara, beruntunglah Tiara dengan sigap menahan tubuh pria itu."Astaga kakak! Mama! Ka Regan pingsan!"teriak Tiara dengan paniknya, hingga Danang dan Nita datang menghampiri mereka."Ya allah!""Reg
Regan merasa tak percaya bahwa gadis di sebelahnya adalah Citra, ia tak menyangka jika Citra ternyata perduli pada nya."Cit, makasih ya lo udah mau jenguk gue.""Iya sama-sama, sejak lo gak masuk gue ngerasa kehilangan tau gak sih? Biasanya gue dateng udah ada teh hijau di meja."balas Citra sambil tertawa kecil membuat Regan pun ikut tertawa."Tenang sebentar lagi gue bakalan masuk kerja lagi kok.""Jangan maksain Re, lo harus fokus sama kesehatan lo dulu. Jangan mikirin kerjaan.""Kalo gue mikirin lo gimana Cit?"tanya Regan membuat Citra terdiam."Becanda yaelah! Tegang amat?"tanya Regan yang mengetahui perubahan wajah Citra."Lo mah emang paling bisa, masih sakit aja masih ngejailin gue terus!""Gak apa-apa dong itu namanya keren!"Citra dan Regan pun larut dengan beberapa obrolannya itu, hingga waktu pun terus berjalan hari sudah semakin sore membuat Citra harus segera pulang."Re, gue pamit
Setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, hari ini Regan pun sudah bisa beraktifitas seperti biasanya.Pria itu tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja, sebelum bekerja ia pun menyempatkan dirinya untuk sarapan bersama keluarganya."Pagi semua!""Pagi sayang!""Pagi kak!""Kamu benar mau masuk kerja?"tanya Danang yang baru saja selesai membaca koran."Benar pah, Regan udah sehat kok!""Tapi ingat jangan sampe kelelahan, jangan telat makan, jaga pola makan kamu di sana." kata Nita mengingatkan."Iya-iya, Regan pasti ingat kata-kata mama dan papa."Mereka ber empat pun mulai menyantap sarapan pagi nya, suasana hangat selalu tercipta di keluarga ini."Kakak! Mama kakak tuh!"ucap Tiara yang kesal karna telur kesukaannya itu malah di santap oleh Regan."Regan... Kamu tuh senang banget jahilin adiknya." kata Nita memandang ke arah ke dua anaknya itu."Biarin ma, ab
Dalam perjalanan pulang tak banyak hal yang Regan dan Citra bicarakan, mereka seperti sedang larut dalam pikirannya masing-masing.Hingga Citra meringis karna kepalanya terasa sakit, hal itu membuat Regan menjadi panik dibuatnya."Aduh!"keluh Citra sambil memegangi kepalanya."Lo kenapa Cit?""Kepala gue sakit lagi!""Kita ke dokter ya?""Gak usah Re!""Gak usah gimana? Lo harus di periksa Cit!"jawab Regan yang sudah menepikan mobilnya di pinggir jalan.Regan mengambil botol air mineral dan memberikannya pada Citra."Minum dulu, siapa tau baikkan.""Makasih Re."Citra pun hanya menuruti perintah Regan, perlahan-lahan ia meminum air itu hingga tinggal setengahnya saja.Citra menggelengkan kepalanya, mencoba untuk mengusir rasa sakit yang ia rasakan."Kita ke dokter ya Cit? Gue temenin kok!""Nggak Re, gak usah gue gak apa-apa kok." sahut Citra."Beneran? Gue bener-bener
Hari ini Regan bertekad ingin mengutarakan isi hatinya terhadap Citra, ia tak bisa menunda lebih lama lagi."Bodo amat deh kalau di tolak, yang penting Citra tau isi hati gue sama dia tuh seperti apa." gumam Regan, ia berjalan menuju kantin tepat di mana Citra sedang bersama Dewi di sana.Regan pun menghampiri mereka berdua, dan ia pun mengajak Citra untuk mengikutinya."Berduaan aja?" tanya Regan."Eh iya, sini gabung Re!" kata Dewi."Thanks!""Mau makan apa Re?" tanya Citra memandang ke arahnya."Gue nanti aja makannya, ada yang mau gue bahas sama lo Cit!""Soal apa?" tanya Citra heran."Emm.. masalah meeting yang kemarin, boleh ikut gue gak?" tanya Regan.Dewi pun berniat ingin pergi dari tempat itu, berniat memberi ruang terhadap Regan dan Citra untuk berbicara berdua."Kayaknya obrolan serius nih, gue ke ruangan dulu ya?""Eh gak usah Wi, gue sama Citra yang ke ruangan aja."kata Rega
Perasaan dan pikiran Citra kini sedang tidak beraturan, ia jadi merasa tak enak hati terhadap Regan.Ia tau Regan pasti kecewa terhadapnya, ia berpikir tak seharusnya Citra langsung berbicara seperti itu."Harusnya kemarin gue bilang aja ke Regan, kalau bisa jalani dulu aja kalau emang jodoh kan gak akan kemana. Tapi kenapa gue malah bilang kayak gitu sih?""Jadi gak enak kan sama Regan, dia pasti kecewa banget!"gumam Citra sambil menatap ke arah luar jendela kamarnya, sejak pulang dari kantornya pun biasanya Regan akan mengirimkan pesan singkat padanya.Namun sampai malam ini tak ada notifikasi pesan yang ia terima dari lelaki itu."Maafin gue ya Re, gue gak mau bohongin perasaan gue ke lo. Gue emang benar-benar gak punya rasa apa-apa sama lo."Tak berapa lama ponselnya pun bergetar, ada satu panggilan yang membuatnya tersenyum.Drrtt.. drrttt.. drrttt...📞Regan is calling...📱 : "Hallo?"📱: "Hallo, Cit lagi
Citra menuruni anak tangga dengan perlahan, gadis itu menghampiri Sekar yang sedang meminum teh."Pagi bu!"sapa Citra sambil mencium pipi ibunya itu."Pagi juga sayang!""Ayah ke mana bu?"tanya Citra yang duduk di dekat Sekar, pagi ini ia belum melihat Dika."Ayah tadi dapat telfon dari sekretarisnya, katanya ada meeting mendadak pagi ini jadi dia buru-buru berangkat deh!"cerita Sekar sambil menaruh cangkir teh di atas meja."Oh gitu, pantes dari tadi Citra gak dengar suara ayah.""Kamu berangkat sendiri gak apa-apa kan Nak?"tanya Sekar sambil mengambil roti dan mengolesnya dengan selai coklat."Gak apa-apa kok bu, tenang aja.""Ya udah, ayo sarapan dulu!"Setelah sarapan Citra langsung berpamitan dengan Sekar, ia berangkat menuju kantornya dengan menggunakan taxi online.Taxi itu pun berhenti tepat di depan kantor."Di sini aja mba?"tanya supir taxi itu."Iya pak,