Kevin terus menenangkan Citra, ia terus memberi nasehat pada gadis itu.
"Kamu gak sendirian di sini, ada saya yang akan menjaga kamu, ada orang tua kamu yang selalu menyayangi kamu."
"Tapi aku belum siap jika harus mati, aku masih ingin hidup Vin! Aku masih mempunyai cita-cita yang harus aku raih, aku gak mau seperti ini."
ucap Citra sambil menangis, Kevin memegang tangan Citra mengusapnya dengan lembut. Hati nya terasa teriris melihat Citra seperti ini."Saya janji saya akan selalu ada untuk kamu, saya janji akan selalu menemani kamu hingga sembuh nanti. Kamu jangan berkecil hati, leukimia yang kamu alami itu masih bisa di sembuhkan. Kamu percaya sama saya kan?"
tanya Kevin dengan lembut, Citra beralih menatap ke arah Kevin pemuda itu tersenyum matanya begitu teduh membuat perasaan Citra jauh lebih baik."Kamu janji?"
sahut Citra."Saya janji!"
kata Kevin sambil mengacungkan jari kelingkingnya itu, membuat Citra tertawa kecil.<Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Citra, bagaimana tidak? Hari ini dokter Frans dan Kevin mengizinkan dirinya untuk pulang ke rumah.*Ruangan Citra*Dika memandangi anak gadisnya itu, raut wajah anak gadisnya itu tampak bahagia mendengar ia sudah boleh pulang ke rumah."Anak ayah, senang banget kayaknya?""Iya dong yah! Kan mau pulang ke rumah."balas Citra tersenyum."Alhamdulillah ya sayang, ingat walau kamu boleh pulang tapi tetap kamu belum boleh beraktifitas yang berat-berat dulu."kata Sekar memberitahu, anak gadisnya itu hanya mengangguk sambil mengacungkan jempol jarinya.Mereka bertiga pun berkemas-kemas kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai Dika pun memasuki pekarangan rumah. Dengan hati-hati Sekar membantu Citra."Ayo sayang, pelan-pelan!""Bu, Citra gak apa-apa. Citra bisa sendiri kok.""Jangan gitu sayang, biar Ibu mu bantu kamu sam
Sedang asyiknya menikmati suasana sore ini, Regan dikejutkan dengan turunnya hujan.Walau hanya rintik-rintik hal itu membuatnya segera bangkit dan meninggalkan tempat itu."Baru juga santai! Emang harus pulang deh gue kayaknya."Regan melangkahkan kakinya berjalan menuju parkiran, hujan yang turun semakin lama semakin banyak. Banyak muda - mudi yang berlarian guna menghindari tubuhnya terkena hujan.Tanpa di sengaja Regan menabrak seseorang hingga orang itu terjatuh.Brukkk!..."Aww!!""Astaga!"Regan berjongkok dan mencoba mengulurkan tangannya, ia mencoba membantu orang itu."Maaf-maaf, gue buru-buru lo gak apa-apa kan? Ayo gue bantu.""Iya gak apa-apa, gue juga yang salah!"Gadis itu menerima uluran tangan dari Regan, namun sepertinya kakinya terkilir sehingga ia sulit untuk berdiri."Aduhh!..""Lo kenapa? Ada yang luka? Ayo gue bawa ke rumah sakit."kata Regan dengan wajah yang sedikit
Hari minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh setiap orang, karna di hari itulah semua orang dapat berlibur dari kesibukkan nya bekerja.Terlebih lagi dengan Kevin, pria itu hari ini tak memiliki jadwal di rumah sakit. Hal ini ia akan gunakan untuk menemani Citra berjalan-jalan di taman dekat rumahnya."Kalau bukan karna kamu, saya gak akan izinkan kamu keluar rumah seperti ini."gumam Kevin sambil memakai kemeja lengan pendeknya, tak lupa ia menambahkan parfum kesayangannya, memakai jam tangan dan segera meraih jaket nya itu.Kevin segera berjalan menuju garasi, ia membuka pintu mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya itu.Di satu sisi tampak Citra yang begitu antusias hari ini, pasalnya sudah berbulan-bulan lamanya ia selalu terkurung didalam rumah dan tak bisa melakukan aktifitas apapun itu."Kamu yakin mau ke luar?"tanya Sekar yang berdiri di ambang pintu, Citra yang sedang merias dirinya pun menoleh ke arah Sekar.
Sudah 1 jam lamanya Kevin dan Citra berada di taman.Kevin segera mengajak Citra untuk kembali ke rumah, ia juga khawatir dengan keadaan Citra."Ayo kita pulang.""Baru juga sebentar keluar rumahnya."keluh Citra sambil mengerucutkan bibirnya itu, Kevin yang melihatnya pun sekilas tersenyum samar."Kamu harus istirahat, angin hari ini juga cukup kencang lebih baik kita pulang sekarang."Kevin bangkit dari duduknya dan menarik tangan Citra tanpa ia sadari, namun sedetik kemudian ia melepasnya."Emm.. sorry! Ayo pulang."Kevin berjalan lebih dulu dengan perasaan yang tak karuan, jantungnya berdegup kencang."Dasar aneh."gumam Citra, namun dalam hatinya ia merasa senang Kevin seperti itu.*****Di kamar bernuansa abu-abu itu Regan sedang menikmati acara film kesukaannya, waktu liburnya pun ia manfaatkan untuk beristirahat."Astaga! Gue belum cek hape dari kemarin." gumam Regan kemudian membuka laci meja n
Kevin membaringkan Citra di atas tempat tidurnya, setelah itu ia langsung memeriksa keadaan Citra."Kevin.. gimana keadaan Citra? Dia baik-baik aja kan nak?"tanya Sekar sambil berdiri di dekat Kevin, wanita itu begitu cemas dengan keadaan anak nya itu."Tante tenang aja, Citra gak apa-apa dia cuma telat minum obat. Kalau nanti dia bangun tolong obatnya langsung di minum.""Ya allah.. iya benar Nak, pagi ini dia belum minum obat.""Kalau bisa Citra harus selalu meminum obatnya dengan tepat waktu ya tante.""Iya nak, terima kasih ya? Maaf tante jadi repotin kamu pagi ini.""Enggak tan, sama sekali gak merepotkan. Kalau aja saya gak ada tugas saya sudah jaga Citra di sini.""Kamu bekerja aja nak, masih banyak orang yang membutuhkan kamu di rumah sakit.""Iya tante.. saya pamit dulu, nanti sore saya ke sini untuk mengecek keadaan Citra."ucapnya sambil berpamitan dan mencium tangan Sekar."Iya nak, kamu hati-hati
Kedekatan Citra dan Kevin kini semakin terjalin erat, sifat Kevin yang begitu perhatian pada Citra pun membuat Citra sepertinya menaruh hati pada pria itu.Begitupun sebaliknya Kevin merasa nyaman bersama Citra, sesekali ia pun menyempatkan untuk datang menjenguk Citra.Seperti siang ini Kevin dan Citra sedang makan siang bersama di rumah Citra, keadaan Citra yang belum begitu pulih membuat Kevin sengaja membawakan makanan untuknya."Kamu benar gak ada pasien hari ini?" tanya Citra sambil memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya, ia menatap serius ke arah Kevin. Pemuda yang sedang memakan burgernya itu pun melirik ke arah Citra."Enggak. Lagi pula ini jam makan siang.""Maafin aku ya..""Maaf untuk apa?""Selama ini aku selalu repotin kamu, aku selalu bergantung sama kamu. Padahal aku tau kamu itu sibuk, aku bahagia sekaligus bersyukur banget bisa kenal kamu Vin." ujar Citra tersenyum memandang ke arah Kevin, pria itu pun menatap lembut ke arah Citra. Tidak masalah baginya jika ha
Regan tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sejak pulang dari kantornya Regan langsung masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.Rupanya ia sedang berkomunikasi dengan Nara lewat pesan singkat. Hal itu rupanya membuat Regan tampak senang.Tiara yang melihat perubahan kakaknya itu pun langsung menghampiri Regan, pasalnya sudah beberapa hari ini Regan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarnya."Kakak!""Apa? Masuk aja.""Kakak ngapain?" tanya Tiara yang berjalan mendekati Regan yang sedang duduk di sofa, pria itu menoleh ke arah Tiara sebentar dan kembali fokus ke layar ponselnya."Gak ngapa-ngapain dek.""Kakak aneh tau gak sih akhir-akhir ini." kata Tiara sambil duduk di sebelah kakaknya itu, mendengar ucapan Tiara Regan langsung merubah posisinya menghadap ke arah Tiara dan bertanya pada gadis itu."Maksud kamu? Aneh kenapa?""Iya aneh, kakak sekarang lebih banyak diam di kamar. Terus kalau aku perhatiin suka senyum-senyum sendiri, kakak kenapa?""Ahhh Tiara tau!!
Hari ini Regan terlihat sangat tampan, pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersiap-siap di kamarnya.Hal ini karna siang nanti Regan ingin mengajak Nara untuk berjalan-jalan bersamanya. Ia begitu terlihat bahagia, sejak malam ia terus memilah-milah pakaian apa yang pas untuk ia pakai ketika sedang bersama Nara.Dan pilihannya jatuh pada celana chino berwarna cokelat dan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu, tak lupa ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Belum lagi beberapa kali ia menyemprotkan parfum kesayangannya."Nah kan kalau gini keren, gak akan malu Nara jalan sama gue." ucapnya sambil berkaca di depan cermin, Regan memang terlihat begitu tampan. Wajahnya yang putih dan badannya yang tinggi membuat ia pantas memakai pakaian apapun.Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengannya."Baru jam 08.00." Tak lama pintu kamarnya pun diketuk, suara Tiara pun terdengar dari balik pintu. Gadis itu mengajak Regan untuk segera sarapan pagi bersama."Tok.. tok.. tok..""Kak?