Kedua kakak beradik itu duduk di atas sofa sambil menunggu hasil pemeriksaan Nana di dalam kamar. Eddy jarang sekali merokok, tapi dia pernah kecanduan rokok ketika dirinya putus dari Nadira. Setelah itu, dia tidak pernah lagi menyentuh rokok. Namun, hari ini dia kembali menyalakan rokoknya. Dia menjepit rokok itu dengan kedua jarinya memperlihatkan abu rokok yang terbakar berwarna merah menyala. Kemudian Eddy menghisap dan menghembuskan asap rokok itu lalu menatap Darren yang saat ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Darren terlihat seperti kehilangan jiwanya. Dia tidak lagi terlihat bersemangat dan sulit diatur seperti sebelumnya. Hati Eddy terasa sakit ketika melihat perubahan sikap Darren. Dia selalu ingin agar adik-adiknya bisa hidup dengan bebas dan tidak terbebani dengan tanggung jawab keluarga. Namun, sepertinya sekarang dirinya sendirilah yang telah memaksa Darren untuk merasakan tekanan tanggung jawab itu. Apa mungkin adik-adiknya bisa lebih terbuka dan tidak takut
Bagaimana mungkin seorang Kak Eddy … melayangkan pertanyaan seperti itu?Kakak tertuanya itu tidak lagi terlihat dingin dan penuh tekanan karena posisinya yang lebih tinggi dalam percakapan mereka saat ini. Darren saat ini baru menyadari kalau ternyata kakak tertuanya masih sangat muda dan memiliki sisi rapuh. Darren, Michael dan Michelle dilahirkan oleh ibu yang sama. Namun, Eddy lahir sedikit lebih cepat dari mereka bertiga. Namun, dia harus memikul semua tanggung jawab di pundaknya. Eddy akan selalu menjadi pelindung dan pendukung adik-adiknya ketika mereka melakukan kesalahan apa pun. Selain itu, dia juga merupakan penerus dari ayah dan ibu mereka. Penerus yang diberikan kepercayaan penuh oleh ayah dan ibu mereka untuk memikul semua tanggung jawab. Di sisi lain, Eddy bagaikan seorang Dewa di hati adik-adiknya. Namun, di saat bersamaan adik-adiknya juga takut untuk berbagi banyak hal kecil dengannya. Oleh karena itu, Eddy pastinya merasa sangat sedih ketika mengetahui hal seperti
“Jadi, dia mengalami afasia karena dipicu oleh tekanan di jiwanya? Tapi sekarang dia baik-baik saja, kan? Apa keadaannya bisa kembali pulih?” tanya Darren dengan wajah khawatir dan terkejut. Dokter itu pun berkata dengan tenang, “Benar, Pak Darren. Kondisi medisnya untuk sementara tidak terlalu serius. Saya akan meresepkan obat agar emosinya tetap stabil dan memulihkan suaranya dengan perlahan. Tapi ….”Dokter itu mengalihkan pandangannya ke arah Eddy lalu berkata, “Bu Nana tidak bisa lagi mengalami tekanan yang sebesar ini. Jika tidak, hal yang sama pastinya akan terulang kembali. Bahkan kemungkinan besar, kondisinya akan lebih parah dari sekarang dan dia bisa kehilangan suaranya secara permanen.”Raut wajah Eddy seketika berubah suram, sedangkan Darren melangkah mundur beberapa langkah dengan wajah yang dipenuhi dengan rasa terkejut dan sedih. Kemudian dia menyandarkan tubuhnya ke dinding seraya bergumam, “Kenapa semua ini bisa terjadi?”Semua orang yang berada di rumah juga terlih
Eddy memberikan ponsel kepada Nana. Kemudian Nana langsung menekan tombol yang ada di layar ponsel itu dengan susah payah. “Kakak kedua ….”Eddy bisa langsung menebak maksud dari perkataan Nana lalu dia pun berkata, “Darren baik-baik saja. Kakak juga nggak menghukumnya. Sebenarnya, Kakak juga cuma mau menghukumnya 10 pukulan agar dia bisa mengingat rasa sakitnya. Tapi Kakak akan memberikan pengecualian dalam masalah ini.”Eddy tidak berbohong dengan kata-katanya. Dia memang sangat marah pada Darren, tapi dia juga hanya berencana untuk menghukumnya sebanyak 10 pukulan. Eddylah yang akan menanggung 20 pukulan sisanya. Bagaimanapun juga, kakak tertua mereka adalah sosok yang harus menjadi ayah mereka saat ini. Eddy memang harus memikul tanggung jawab untuk mengawasi adik-adiknya. Adik-adiknya bisa menjadi seperti sekarang pastinya karena lemahnya pengawasan disiplin dirinya. Namun, adik terkecilnya justru menggunakan tubuhnya sendiri untuk menghentikan hukuman keras yang diberikannya u
Ada sederet kata yang tertulis di layar ponsel yang berbunyi, “Kak, tolong tanyakan keadaan Kevin.”Kata Kevin langsung menyentuh saraf kedua kakak beradik itu. Nana bisa menjadi seperti ini karena dia terseret dalam masalah keluarga Kevin. Mereka berdua pastinya tidak akan pernah membiarkan Nana berhubungan lagi dengan Kevin kalau saja bukan karena perkataan dokter yang mengatakan untuk menjaga perasaan Nana dan jangan sampai membuatnya kesal. Saat ini, keluarga Orlando masih berusaha mencari keberadaan Keanu. Peristiwa ini membuktikan kalau Keanu memiliki fondasi kekuatan yang tidaklah sederhana. Dia muncul setelah bersembunyi selama bertahun-tahun lamanya dan langsung menimbulkan kekacauan yang sangat besar. Bahkan sekarang dia juga bisa melarikan diri begitu saja. Jadi, bagaimana mungkin orang seperti ini adalah orang yang memiliki kekuatan sederhana?Karena semua alasan inilah, Eddy tidak akan lagi mengizinkan adiknya untuk kembali terlibat dengan keluarga Orlando. Terlebih lagi,
Eddy bisa memahami perasaan Hilmi saat ini. Bagaimanapun juga, orang tua ini sudah melihat pertumbuhan mereka semua sejak kecil sampai dewasa. Jadi, wajar saja kalau dia merasa sedih ketika melihat salah satu di antara mereka terluka. Namun, Eddy tidak ingin banyak bicara. Jadi, dia hanya menepuk bahu Hilmi seraya berkata, “Tidak akan lagi terjadi peristiwa seperti ini di keluarga Tanjaya ke depannya. Jadi, Kakek Hilmi tenang saja.”Hilmi langsung mengangguk lalu berkata, “Pak Eddy, Bapak selalu bersungguh-sungguh dengan ucapan Bapak. Saya harap Bapak bisa menjaga Bu Nana dengan baik.”“Ya,” jawab Eddy singkat sambil mengangguk lalu bergegas kembali ke ruang kerjanya. Namun, tidak lama kemudian Darren tiba-tiba menyelinap masuk lalu berkata, “Kak ….”Eddy sudah tidak lagi terkejut dengan perilaku Darren. Jadi, dia hanya mengangkat alisnya seraya berkata, “Ngapain kamu ke sini?”“Kakak tadi bilang kalau Kakak mau nanya keadaan Kevin secara langsung? Terus Kakak juga mau bantuin keluar
Nana tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Bayangan Kevin yang jatuh dari atas gedung terus menghantui pikirannya. Ingatannya tiba-tiba kembali ke masa lalu. Dia merasa seperti pernah melihat peristiwa ini di benaknya. Saat itu, dia masih sangat kecil, sehingga dia tidak bisa mengingat kejadian itu dengan jelas. Ada seorang anak kecil yang dikejar-kejar oleh banyak orang. Nana dan anak kecil itu hampir selalu bertemu di atas balkon. Anak kecil itu memiliki perawakan kecil dan kurus. Namun, dia bisa memanjat dengan sangat cepat dan tinggi. Anak itu tidak suka berbicara, tapi dia senang mendengar Nana tertawa. Ingatan itu sangatlah samar, sampai akhirnya Nana terbangun dari tidurnya. Seketika, Nana tidak lagi bisa mengingat apa yang terjadi dalam mimpinya tadi. Nana bergegas membuka mata lalu berbalik dan melihat ke samping kasurnya dengan napas yang terengah-engah. “Nana, kamu sudah bangun?” tanya Eddy yang sudah berada di sampingnya.Kakaknya itu sedang berusaha menutupi tub
Eddy hanya bisa terdiam dengan hati yang terasa masam. Bagaimana mungkin Eddy bisa tenang melihat mata dan hati adiknya dipenuhi dengan sosok laki-laki buas? Akhirnya Eddy berusaha mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “Kamu tidur lagi saja, ya? Michael dan Michelle akan segera sampai ke rumah. Nanti aku akan bangunin kamu kalau mereka sudah sampai.”“Kak Michael dan Kak Michelle mau pulang? Kalau begitu … apa Kak Michael juga tahu tentang hubunganku dan Kevin?” ketik Nana dengan ekspresi wajah kaget. “Siapa yang bisa menyembunyikan masalah itu darinya? Lagi pula, dia sudah lebih dulu tahu tentang kejadian malam tadi. Sebentar lagi dia juga akan sampai rumah,” jawab Eddy. Seorang bintang perempuan di industri hiburan merasa sangat senang setelah Nana memberikan nomor WA Michael kepadanya. Dia langsung bergegas mengajukan pertemanan kepada Michael melalui aplikasi itu. Namun, Michael terus mengabaikannya. Sampai akhirnya, bintang perempuan itu mengatakan kalau dirinya disuruh