Share

Bab 13

Rachel kembali dalam kondisi masih hidup. Shania telah melupakan tujuannya datang ke Winata Group.

Perempuan itu akhirnya meninggalkan Winata Group dengan panik.

Di ruang tunggu lantai pertama, mata Michael tertuju pada punggung Shania.

Michael tahu perempuan itu adalah adik tiri ibunya. Empat tahun yang lalu, perempuan itu yang memaksa ibunya untuk pergi ke luar negeri.

Apakah Shania pewaris keluarga Hutomo?

Huh, Michael tersenyum meremehkan.

Setelah itu, Michael mengalihkan pandangannya dan melihat ada sebuah komputer di ruang tunggu. Kemudian, dia berjalan ke depan komputer itu.

Sedangkan Michelle duduk di karpet sibuk membaca buku bergambar. Dia sama sekali tidak memperhatikan ke mana kakaknya pergi. Gadis kecil itu benar-benar tenggelam dalam dunianya sendiri.

Michael menyalakan komputer. Meskipun konfigurasi perangkat komputer itu agak rendah, untuk melakukan sedikit trik sama sekali tidak masalah.

Jari-jari Michael yang ramping menari cepat di atas keyboard, lalu layar komputer menjadi biru dan muncul sebaris demi sebaris kode.

Ibunya ahli dalam menulis kode.

Sedangkan Michael ahli dalam memecahkan kode, atau yang lebih dikenal sebagai hacker.

Michael meretas situs web Hutomo Group dengan sangat mudah.

Dia telah menyalin semua informasi pelanggan di situs web. Kemudian, dia menyebarkannya di situs web lain dengan alamat domain luar negeri.

Setelah itu, dia mengubah sedikit sebuah simbol.

Situs web resmi Hutomo Group telah bobol.

Di era internet, jika situs web resmi sebuah perusahaan besar bobol, hal itu akan berdampak besar pada citra perusahaan.

Belum sempat situs web resmi Hutomo Group, sudah ada berita buruk dari luar negeri.

Semua daftar pelanggan bocor.

Harga saham Hutomo langsung turun sepuluh poin dalam waktu setengah jam.

Michael menonton berita di internet dengan santai. Senyum seringai perlahan-lahan mereka di sudut bibirnya.

Kali ini hanyalah sebuah pelajaran kecil.

Jika ada yang berani mengganggu ibunya lagi, Michael akan membuat keluarga Hutomo membayar harga yang lebih mahal.

Tiba-tiba, sebuah kepala berambut hitam mendekati Michael.

Michael spontan menoleh, lalu melihat Michelle yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya.

Mata adiknya sangat besar dan berkilau, seperti mata air yang jernih.

Saat ini, kedua mata Michelle tertuju pada layar komputer.

Michael tidak mengerti apa yang menarik dari berita keuangan. Karena itu, dia hendak mematikan layar komputer.

Akan tetapi, tangannya ditahan oleh sebuah tangan kecil yang lembut.

Michelle mendorong tangan kakaknya menjauh, lalu dia mendekatkan kepalanya ke layar komputer sedikit demi sedikit.

Pada saat itulah Michael baru menyadari berita itu disiarkan secara otomatis bergantian. Saat ini, wajah seorang pria yang tegas muncul di layar.

Pria itu ... sepertinya pria yang mereka temui di jalan barusan.

Michelle sepertinya sangat tertarik dengan pria itu.

“Michelle, kamu kenal dia?”

Michael bertanya dengan pelan-pelan.

Akan tetapi, tidak ada respon dari adiknya.

Gadis kecil itu mencengkeram layar komputer dengan tangan kecilnya, seolah-olah ingin mengeluarkan pria itu dari dalam layar.

Michael menyipitkan matanya yang dingin.

Dia segera mengambil screenshot foto pria itu, lalu memasukkannya ke dalam bilah pencarian. Dalam waktu singkat, dia telah mendapatkan semua informasi tentang pria itu.

Ronald Tanjaya, 28 tahun, CEO Tanjaya Group.

Michael sangat yakin kalau Michelle sama sekali tidak mungkin mengenal orang seperti itu.

Kalau begitu, mengapa Michelle bisa tanpa sadar mendekati seorang pria yang tidak dikenalnya?

Tunggu dulu.

Tiba-tiba, kata-kata dokter terlintas di dalam benak Michael.

Anak-anak dengan autisme akan menolak semua orang asing, kecuali keluarga mereka sendiri.

Jangan-jangan, pria itu adalah ....

Hal ini sulit dipercaya.

Bukannya Michael tidak pernah bertanya tentang ayahnya. Namun, ibunya selalu mengalihkan topik pembicaraan. Dia pun tidak pernah bertanya lagi setelah itu.

Michael selalu menganggap ayahnya telah meninggal.

Namun sekarang ....

Michael melihat lebih dekat ke wajah pria itu. Dia pun menyadari kalau mata dan mulut adiknya sangat mirip dengan pria itu.

Kalau benar seperti yang dia pikirkan, maka mereka perlu melakukan tes paternitas.

Berita tentang Hutomo Group bagaikan efek bola salju yang semakin lama semakin membesar.

Sandi menangani urusan perusahaan dengan cemas, “Sangat jelas ada seseorang yang mempermainkan kita di belakang kita. Kalian sekumpulan orang nggak berguna. Kalian bahkan nggak bisa menemukan siapa orang itu. Sia-sia perusahaan membayar kalian.”

Orang-orang di ruang rapat gemetaran, bahkan tidak berani bernapas terlalu keras.

“Pa, jangan marah. Sekarang kita harus pikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini,” ujar Shania. “Departemen IT segera perbaiki situs web. Departemen Layanan Pelanggan tenangkan pelanggan penting, lalu Departemen Humas segera ....”

Dia memberi perintah kepada setiap departemen dengan teratur. Setelah itu, orang-orang di ruang rapat mulai bekerja sesuai dengan arahannya.

Shania menatap Sandi yang marah, lalu berkata perlahan, “Pa, Papa tahu nggak kenapa tiba-tiba terjadi hal seperti ini pada Hutomo Group?”

“Kenapa?”

“Rachel kembali.”

“Apa katamu?!” Sandi tiba-tiba berdiri, “Bukannya pembawa sial itu sudah lama mati?”

“Aku pergi ke Winata Group hari ini dan ketemu dia di sana. Dia masih hidup, sehat-sehat saja.” Shania menggigit bibirnya dan berkata lagi, “Dia juga bilang kalau dia akan ambil kembali semua barang miliknya. Hari ini data pelanggan bocor, kemungkinan besar ini ulah Kak Rachel. Pa, aku paling khawatir Kak Rachel akan tahu kedua anak itu masih hidup. Kak Rachel adalah mamanya anak-anak. Anak-anak harus kembali ke sisi Kak Rachel.”

“Tapi kedua anak itu juga darah daging keluarga Tanjaya. Kalau Ronald tahu kita sudah membohonginya selama empat tahun, menurut Papa apa yang akan terjadi?”

Sandi menarik napas dalam-dalam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sandi kerap kali pergi ke Tanjaya Group untuk mencari eksistensi dengan mengandalkan status sebagai kakek dari kedua tuan muda keluarga Tanjaya. Akan tetapi, Ronald tidak pernah bersikap baik padanya.

Jika Ronald tahu semua ini adalah penipuan, maka tamatlah riwayatnya.

Hutomo Group juga akan berakhir.

“Pa, aku sudah memikirkan solusi untuk menyelesaikan semua masalah ini. Tapi aku butuh bantuan Papa.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status