Michael pelan-pelan berjalan keluar dari balik tirai jendela.Pria kecil itu melihat bayangan Ronald ada di depannya, dia pun diam-diam mengikutinya dari belakang.Michelle memiliki kesan yang sangat spesial terhadap pria ini. Satu-satunya kemungkinan yang melintas di benak Michael mengenai pria ini adalah kemungkinan besar Ronald adalah ayah mereka. Sehingga Michael memutuskan untuk mengambil sendiri bukti sampel DNA mereka.Baik itu rambut, air liur, darah, ataupun kuku, semua bisa dijadikan sampel DNA.Michael mengikuti langkah Ronal dari kejauhan, bibirnya yang tipis sedikit mengerucut.Ronald menyesap anggur dari gelas yang ada di tangannya, lalu melangkah berjalan masuk ke dalam aula. Baru saja dirinya berjalan beberapa langkah, dia menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.Ada orang yang berani mengikutinya di acara seperti ini? Sebuah senyum menantang langsung muncul di wajah Ronald.Pria itu meletakkan gelas wine yang dia bawa di sembarang meja, lalu kembali me
Rachel mengusap-usap kepala kecil Michael, “Ayo, aku akan membawa kamu mencari Michelle.”Perempuan itu sudah cukup menampakkan dirinya di perjamuan malam ini, tidak perlu terus menerus berada di sekitar sekelompok orang-orang yang tidak mempunyai hati nurani ini. Lebih baik waktunya yang berharga digunakan untuk menemani anak-anak.Mereka berdua bergandengan tangan menuju ruang istirahat di lantai dua.Nenek Rima sudah berusia lanjut, sehingga tidak suka menghadiri pesta. Beliau tidak menghadiri satu pun acara pada pesta malam ini, hanya terus menemani Michelle di ruang istirahat.Kedua istri pamannya juga tidak suka melihat Rachel tampil memesona di pesta tersebut, sehingga berada di dalam ruang istirahat menemani Nenek Rima mengobrol.Michelle duduk di balkon membaca buku. Kulit gadis kecil itu terlihat sangat putih bersinar, seperti warna susu yang begitu menarik perhatian.Bulu matanya yang panjang dan tebal, membuat wajahnya yang kecil terlihat seperti boneka porselen yang cantik
Darren baru saja mau masuk ke dalam aula perjamuan untuk mencari seseorang, tiba-tiba dia mendengar sekelompok anak kecil bersorak dan tertawa gembira.“HAHAHA! Gadis bisu ini berubah jadi sangat jelek sekarang!“Cepat tarik dia dan foto! Nanti kita pakai foto-foto ini untuk menertawakannya. Kita lihat, apakah dia masih berani menggigit orang!”Beberapa anak dengan sekuat tenaga menarik Michelle keluar dari dalam tumpukan bunga.Siapa sangka, Michelle kembali membuka mulutnya dan menggigit mereka. Punggung tangan seorang anak laki-laki langsung berdarah karena gigitan Michelle ini.“Cepat pukul dia, pukul dia hingga mati!”Egi menggertakkan giginya. Ibunya setiap kali melihat gadis bisu ini, pasti akan marah. Mungkin kalau dia membunuh anak ini sekarang, ibunya akan memujinya.Memikirkan hal ini, Egi langsung mencari sebuah batu besar dan melemparnya ke arah Michelle.Darren begitu menolah, langsung melihat sepasang mata cantik milik Michelle yang tidak ada emosi apa pun.Jantungnya te
“HUHUHU …, Nenek! Anak bisu itu, anak bisu itu yang sudah membuat aku seperti ini!!”Begitu melihat yang datang ternyata adalah neneknya sendiri, kepercayaan diri Egi langsung kembali dan mengadu kepada neneknya.Lili langsung menengadah ke samping. Seketika itu juga, dia langsung dapat melihat Michelle dengan matanya yang dingin dan penuh permusuhan, berdiri di belakang Darren.Lili langsung tersulut api amarahnya. Monster kecil ini sudah bukan pertama kali mengganggu cucunya!Perempuan paruh baya itu pun langsung melesat ke arah Michelle, sambil mengangkat sebelah tangannya, bermaksud hentak menjewer telinga Michelle.Namun, Darren dengan berani mendorong tangan Lili. “Aku yang sudah memukulnya, kenapa? Ingin memukulku balik?”Umur anak laki-laki itu memang baru empat tahun, badannya juga tidak tinggi. Namun keberaniannya sudah setingkat dengan orang dewasa.Anak laki-laki itu menatap Lili dengan sangat tajam. Tatapan mata anak itu, sama persis dengan tatapan mata milik Ronald, hal i
Pria itu mengenakan setelan jas hitam dan berdiri dengan tegap di halaman, namun AC di dalam ruangan seperti mengikuti dirinya.Jelas-jelas saat itu sudah memasuki bulan Maret yang seharusnya hangat, namun semua orang tiba-tiba merasa hawa di halaman belakang saat itu seperti di bulan Desember sangat dingin. Sekelompok anak-anak dengan nyali kecil itu ketakutan hingga wajah mereka pucat pasi.Sikap Ronald seperti ini bisa membuktikan bahwa ucapannya barusan bukan main-main.Polisi akan segera datang dan memasukan anak-anak ini ke dalam penjara.Di Kota Suwanda, status anak-anak ini memang sangatlah berkuasa dan terhormat. Namun, posisi keluarga Tanjaya jauh lebih di atasnya.Cukup satu kata dari Ronald, maka nasib anak-anak itu pun akan berakhir.Para istri dari keluarga terhormat yang tadi terlihat sangat sombong, hanya bisa menggertakkan gigi mereka melihat ke arah Darren dan Michelle dengan dingin, lalu menatap ke arah Ronald dengan enggan.“Pak Ronald, ini ‘kan hanya masalah anak k
Ronald mengatupkan rahangnya dengan rapat.Sebenarnya Ronald tidak melihat apa pun, dirinya hanya mendengar suara tangisan anak-anak dari arah halaman belakang. Ketika dia tiba dan melihat seluruh badan Michelle kotor dari atas hingga bawah, emosinya seketika langsung memuncak.Gadis kecil yang begitu manis ini, tidak mungkin akan menindas orang lebih dulu.Kalau begitu, satu-satunya kemungkinan yang ada adalah, gadis kecil inilah yang ditindas oleh anak-anak itu.Benar saja, Ronald hanya asal menebak, dan ibu-ibu itu semuanya langsung terdiam.Tatapan Ronald yang dingin, berpindah ke arah pengawal Darren.Pengawal Darren langsung maju selangkah dan berkata dengan sopan, “Anak-anak tadi menghina non sebagai Gadis Bisu yang nggak bisa berbicara. Non dan sekelompok anak-anak itu pun bertengkar. Den Darren yang nggak tahan melihat non ditindas seperti itu, langsung meminta saya untuk membantu Non.”Tidak bisa berbicara?Bisu?Kedua bola mata Ronald sedikit bergetar mengetahui hal ini.Pri
Darren menghisap ingusnya kuat-kuat agar kembali masuk ke dalam hidung, berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.Sepasang mata Darren yang merah, malah membuat jantung Rachel berkedut sakit.Anak laki-laki ini, walaupun sedikit nakal, tidak akan pernah menindas Michelle.Apalagi Ronald, seorang pria dewasa, tidak akan mungkin menjahati seorang gadis kecil yang baru berusia empat tahun.Dirinya benar-benar sangat panik hingga menuduh sepasang ayah dan anak ini menindas putrinya.Rachel menggigit bibirnya yang merah, lalu berkata dengan perasaan bersalah, “Pak Ronald, Darren, maaf tadi aku sudah salah paham dengan kalian berdua. Terima kasih banyak, kalian sudah membantu Michelle.”“Ternyata adik kecil ini namanya Michelle, namanya bagus sekali,” ujar Darren sambil menatap Michelle dengan lembut. “Tante Rachel, apa aku boleh menjadi Kakak dari Michelle? Aku pasti akan melindungi Michelle selamanya, seperti malam ini, nggak akan membiarkan seorang pun melukai Michelle!”Rachel tersenyu
Kenapa di rumahnya hanya ada dua orang anak laki-laki?Kenapa tidak ada anak perempuan di rumahnya?Betapa bagusnya kalau dia mempunyai seorang anak perempuan. Ronald pasti akan membuat anak perempuannya itu menjadi seorang putri kecil yang paling membuat orang lain cemburu di seluruh dunia.Ronald sangat ingin berdiri dan memeluk gadis kecil ini, namun dirinya tetap diam di tempat tidak bergerak.Gadis kecil ini adalah putri dari Rachel!Perempuan ini mempunyai motif tersembunyi, sementara putrinya ini tidak lebih selain fisiknya yang cantik!Dengan susah payah, Ronald memalingkan wajahnya dari Michelle. Pria itu menaruh sebelah tangan di saku celananya, seluruh badannya memancarkan sebuah hawa yang sangat dingin.Sementara Darren sudah menghampiri Michelle, semenjak gadis itu keluar dari dalam kamar mandi.Darren benar-benar tidak dapat menahan dirinya, dia langsung mencubit pipi Michelle yang lucu.Michelle langsung menepis tangan Darren, sepasang matanya menatap Darren dengan penuh