Arasha berlari mengejar seorang laki-laki yang baru saja keluar dari gerbang SMA Angkasa. Dengan tenaga yang cukup kuat, ia mencengkeram lengan laki-laki itu. Membuat langkah laki-laki itu harus terhenti seketika.
Pandangan Arasha langsung tertuju pada manik mata laki-laki itu. Dan tindakannya yang menghentikan langkah Dalfon langsung menjadi sorotan semua orang yang ada di depan gerbang SMA Angkasa.
"Lo ada urusan sama gua?" tanya Dalfon sambil melepaskan cengkeraman Arasha.
"Iya. Gua mau cari tau tentang identitas perempuan yang tadi lo sebutin," jawab Arasha.
"Perempuan? Perempuan yang mana?"
"Yang lo bilang sebagai rahasia keluarga."
"Oh, dia. Boleh. Tapi lo harus ngelakuin semua yang gua perintah. Gimana?"
Dalfon tersenyum licik. Ia sengaja memberikan syarat itu supaya Arasha merasa tidak sanggup dan menolaknya. Dengan begitu, ia tidak perlu lagi menceritakan tentang kisah Noel kepada Arasha.
"Baik. Gua bakalan nurutin sem
Dalfon melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Benda pertama yang ia pandangi adalah sikat gigi yang ada di dalam sebuah gelas yang terletak di depan cermin.Padahal ia belum menyikat giginya. Jadi seharusnya sikat gigi itu masih dalam keadaan kering. Tetapi ini tidak. Sikat gigi berwarna biru itu basah. Menandakan bahwa sikat gigi itu baru saja digunakan oleh seseorang.Dan sekarang kondisinya yang ada di apartemennya hanya ada dirinya dan Arasha yang sedang bersantai di atas sofa. Membuat dirinya langsung berpikiran bahwa sikat gigi itu habis digunakan oleh perempuan itu.Tanpa pikir panjang, Dalfon mengambil sikat gigi itu. Lalu berjalan ke luar kamar mandi. Ia melangkahkan kakinya ke ruang tengah. Untuk menemui Arasha dan memastikan tentang kecurigaannya."Woi. Sikat gigi lo pakai?" tanya Dalfon sambil mengangkat tinggi sikat giginya."Lah? Itu bukannya lo siapin buat gua? Kan warnanya biru," tanya Arasha balik."Aneh lo!
Dalfon merasa sangat lelah. Karena tadi pagi sampai sore, ia latihan bela diri bersama Noel. Dan diakhir pelatihan, ia paksa untuk bertarung melawan Noel. Yang tentu saja, Dalfon masih kalah.Dalfon kalah dalam hal bela diri. Tetapi itu wajar saja. Karena tingkatan bela diri Noel sudah jauh di atasnya. Dan Noel adalah seorang penjaga keluarga Gracia. Yang pasti memiliki kemampuan yang sangat besar.Dalfon hanya bisa tersenyum tipis, saat mengingat bahwa ia sudah berusaha sekeras mungkin untuk menghindari serangan Noel. Tetapi tetap saja, serangan Noel mengenai tubuhnya. Serangan Noel memang tidak keras. Tetapi serangan Noel sangatlah cepat. Membuat Dalfon tidak bisa menebak di manakah serangan Noel selanjutnya akan terarah. Dan sering kali prediksi Dalfon salah kaprah, membuat Dalfon harus menerima serangan Noel menggunakan tubuhnya sendiri.Walau sudah berkali-kali kalah, Dalfon tetap semangat. Ia yakin suatu saat nanti, ia akan menang. Dan bisa ter
Arasha menatap semua dekor yang ada di restoran tempat ia berada. Tidak terlalu mewah. Tetapi tidak terlalu buruk juga. Sederhana. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan tentang penampilan restoran itu.Arasha datang ke restoran itu tidak sendirian. Ia bersama Dalfon. Dalfon lah yang mengajaknya untuk makan di restoran itu malam ini.Sekitar jam 19.20. Mereka sampai di restoran itu. Dan sekarang mereka telah duduk di kursi mereka. Mereka sengaja duduk di lantai dua, supaya bisa melihatnya keindahan laut di malam hari dan di lantai dua tidak banyak orang. Jadi Arasha bisa makan dengan tenang tanpa harus memikirkan tentang identitasnya sebagai pewaris keluarga Mafuyu.Lokasi restoran itu berada dekat dengan dermaga. Dengan begitu, pemandangan laut adalah daya tarik utama di restoran itu. Dan bagi Arasha yang jarang sekali pergi ke laut, merasa sangat takjub dengan pemandangan laut saat malam hari.Sedangkan Dalfon merasa biasa saja.
Sebuah berita hangat tentang Arasha mulai terdengar di telinga para murid SMA Angkasa. Sebuah berita yang mengatakan bahwa Arasha sedang menjalani hubungan romantis dengan seorang pria yang entah siapakah pria itu.Dan sekarang Adit dan Ansel sedang menebak-nebak siapakah pria itu. Dengan bukti sebuah foto, mereka yakin kalau umur pria itu tidak terlalu jauh dari mereka."Eh, bukannya ini tempat makan yang dulu kita pesan untuk ngerayain tahun baru?" tanya Adit sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ansel yang duduk di sebelahnya."Lah, iya juga. Kalau dilihat dari latar belakang fotonya, ini kemungkinan besar tempat duduk yang sering kita duduki," jawab Ansel sambil memandang secara saksama sebuah foto yang terpampang jelas di layar ponsel milik Adit."Ada apa, nih? Kok kayaknya lagi bahas sesuatu yang menarik," sahut Dalfon sambil berjalan mendekat ke arah Ansel dan Adit."Ini loh, Nyet. Kemarin malam si Arasha mengunggah foto di sosial medianya
Dalfon menatap secara saksama semua wahana yang ada di depannya. Semua wahana itu adalah wahana-wahana yang akan ia nikmati dengan perempuan yang sekarang sedang berdiri di sampingnya.Tentu saja berliburan ke tempat bermain ini bukanlah ide Dalfon. Semua ini adalah Alice. Alice lah yang telah menyewa tempat bermain dan menyiapkan semuanya untuk mereka berdua.Karena tempat bermain itu telah disewa oleh Alice, maka tidak akan ada orang yang bisa memasuki tempat bermain itu hari ini. Dan kalau pun ada orang yang mau memaksa masuk, pasti akan langsung berhadapan dengan Noel yang sekarang sedang berjaga di depan gerbang masuk.Tidak buang waktu lagi. Dalfon langsung menarik Alice. Ke salah satu wahana yang di dekatnya ada Keenan yang sudah berjaga.Mungkin sedikit aneh. Tetapi karena perintah dari Alice, Keenan lah yang akan menjalankan semua wahana yang akan dinaiki oleh Alice dan Dalfon.Keenan sendiri tidak mempermasalahkan hal itu. Karena Keenan s
Alice dan Dalfon tertawa keras setelah membahas beberapa adegan lucu saat mereka menaiki wahana air. Seperti saat Dalfon tidak sengaja meminum air yang masuk ke dalam mulutnya. Atau saat Alice tidak sengaja menumpahkan es krim miliknya saat sedang berjalan menuju tempat duduk.Sebenarnya tidak ada hal yang istimewa terjadi. Liburan mereka sama seperti liburan orang-orang yang lainnya. Yang membedakan hanyalah tempat bermain itu kosong dan dengan begitu mereka bisa menikmati liburan mereka dengan santai tanpa gangguan dari orang lain.Setelah semua wahana yang sudah mereka coba, sekarang cuma tersisa satu. Yaitu wahana bianglala. Mereka sengaja menyisakan wahana bianglala di akhir, karena mereka ingin menikmati senja dari atas.Tetapi saat mereka hampir mendekati wahana bianglala, langkah mereka terhenti saat melihat ada wanita paruh baya sedang duduk di kursi sambil memegangi sebuah bola kristal.Alice yang tadinya bahagia, langsung berubah menjadi bingun
Dalfon membawa sebuah kantong plastik berisikan martabak manis. Ia sengaja membeli itu untuk Arasha saat ia sedang perjalanan pulang dari rumah Alice. Supaya Arasha tidak mengomelinya karena ia pulang tengah malam.Tetapi saat Dalfon berada di depan pintu apartemennya, Dalfon merasa ada aura yang sangat familiar dari dalam apartemennya. Dan ia yakin bukan Arasha lah pemilik aura itu, karena Dalfon sudah sangat tau tentang warna dan hawa aura Arasha.Dengan perasaan penasaran, Dalfon langsung menempelkan kartu tanda pemilik apartemen ke pintu. Membiarkan pintu itu memindai kartu miliknya. Dan saat pintu sudah terbuka lebar, Dalfon langsung masuk ke dalam apartemen.Langkah Dalfon langsung terhenti saat melihat dua wanita dan satu laki-laki duduk di atas sofa sambil menatap ke arah televisi yang menayangkan sebuah film romansa."Perasaan keamanan apartemen ini ketat. Kenapa kalian bisa masuk ke sini?" tanya Dalfon sambil meletakkan plastik bawaannya di atas
Kepala Lima Keluarga Besar sedang melakukan sebuah pertemuan dadakan. Karena kemarin para pengintai dari keluarga Aurora menemukan sebuah tanda-tanda bahwa ada sebuah gerakan pemberontakan terhadap Lima Keluarga Besar.Dan para pemimpin keluarga yakin bahwa Black Dragon lah dalang di balik pemberontakan itu.Keluarga Gracia, Venus, Aurora, Virgo, dan Mafuyu pun tidak bisa tinggal diam begitu saja. Karena sekarang para pemberontak semakin lama semakin banyak. Dan akan sangat bahaya kalau dibiarkan terus-menerus. Jadi mau tidak mau mereka harus mengambil sebuah langkah untuk menghentikan pemberontakan itu.Keluarga Gracia sebenarnya bisa saja mengerahkan pasukan bayangan untuk menghabisi nyawa para pemberontak. Tetapi hal itu sangat berbahaya bagi popularitas keluarga Gracia. Karena saat keluarga Gracia melakukan itu, pasti para masyarakat akan memandang keluarga Gracia dengan pandangan buruk.Ditambah lagi, Alice sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan ma