Share

128. Manjanya Dini

["Abang di mana?"]

["Abang sudah sampai Bandung, tunggu ya. Abang beli makanan dulu, perut Abang lapar. Kamu sudah makan belum?"]

["Belum, Bang."]

["Ya sudah, sate maranggi mau gak?"]

["Mau banget, kalau ada jus mangga juga mau ya, Bang."]

["Oke, Neng, Abang pastikan kurang dari setengah jam sudah di rumah sakit. Tahan rindunya ya."]

["He he he... iya."]

Dini menutup panggilan video dengan Ramon. Hatinya selalu saja berdebar bila berbincang dengan calon suaminya. Ramon selalu pandai mengambil suasana hatinya dengan sangat baik. Pria itu tidak pernah mendikte apapun kecuali soal Rian dan Miko.

Jangan lama-lama ya.

Send

Pesan yang diikuti emoji hati itu ia kirimkan pada Ramon, lalu tidak lama kemudian, dibalas dengan emoji hati yang sama. Ia sudah tidak sabar menunggu kedatangan sang Kekasih. Hingga pintu lift yang sedari tadi buka tutup, selalu saja ia perhatikan. Jam dinding pun mulai berputar, sudah lebih dari tiga puluh menit. Dini mulai cemas karena Ramon belum juga sampai.

Ting
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status