Adrian lah yang bertugas mendorong trolli, sedangkan Kayla yang memilih apa saja yang dibutuhkan untuk stok di apartemennya. Mumpung hari libur juga, apalagi ada yang menemani. "Kamu mau cemilan yang mana? Ambil aja sendiri ya," ucap Kayla. "Aku gak terlalu suka nyemil sih sebenarnya.""Gak papa, takut nanti lagi lapar aja.""Ya sudah, kamu juga."Selain cemilan, juga tentu yang paling utama adalah bahan makanan. Kali ini Adrian lah yang lebih banyak bekerja, ya karena pria itu yang paling tahu. Kayla memperhatikan saja sambil tersenyum-senyum sendiri. "Kamu sering ke pasar gak Adrian?" tanya Kayla tiba-tiba. "Sering, kenapa?""Aku jadi bayangin, apa kamu pernah tawar harga sama Ibu-Ibu?""Suka kok, kenapa memangnya?""Haha pasti lucu banget, terus kamu suka menang gak?""Kadang kalah, apalagi aku orangnya gak tegaan. Tapi untungnya masih bisa lah harganya sedikit turun.""Jadi penasaran, soalnya aku belum pernah tawar harga di pasar begitu. Nanti kapan-kapan kita belanja di sana
Saat Kayla sedang mencari dokumen di rak, perempuan itu terkejut merasakan seseorang berdiri di belakangnya. Sanking dekatnya sampai tubuh mereka bersentuhan. Kayla menoleh dan ternyata itu adalah Abimanyu, membuatnya menelan ludah kasar. "Mas, a-ada apa ya?" tanyanya gugup. Bukannya menjawab, Abimanyu malah memeluknya dari belakang sambil menghirup rakus wangi di rambutnya yang tergerai. Sesekali Kayla melirik ke arah pintu yang sedikit terbuka, khawatir ada yang tiba-tiba masuk. "Mas, lepasin. Nanti ada yang lihat," pinta Kayla. "Biarkan saja.""Apa?""Kalau ada yang lihat, memangnya mereka mau apa?""Jangan begitu, kalau ada yang lihat bisa bahaya. Mas pasti takut kalau Bu Bella tahu."Abimanyu mengecup sekilas puncak kepala perempuan itu, "Habisnya aku tuh gemes banget sama kamu, pengen rasanya aku gigit aja."Kayla terpekik pelan merasakan telinga kanannya yang digigit kecil, untungnya tidak kuat dan hanya terasa geli saja. Sungguh Kayla tidak nyaman dengan suasana intim ini,
Setelah Kayla menghidangkan makanannya di meja makan, Abimanyu baru datang dan langsung duduk di kursinya. Hampir semua adalah makanan kesukaan Abimanyu, membuat pria itu tidak sabar mencicipi. "Kayla ayo duduk, kita makan sekarang. Saya sudah lapar," perintah Abimanyu. Kayla menoleh ke arah kamar Adrian, "Sebentar ya, aku panggil Adrian dulu.""Untuk apa?""Hah?""Ngapain kamu ajak dia makan bareng?" tanya Abi tidak suka. Memangnya sikap Kayla salah ya? Lagi pula jika makan lebih dahulu tanpa mengajak Adrian, rasanya tidak enak sekali. Tetapi Kayla pun merasa tidak berdaya melihat tatapan tajam Abimanyu. "Sudah duduk saja, tidak perlu sok perhatian begitu kamu sama dia!" ketus Abi. "Baiklah," desah Kayla pasrah. Kayla membawakan dahulu makan untuk Abimanyu, porsi makan pria itu malam ini lebih banyak, mungkin karena sedang lapar. Setelahnya Kayla pun membawa untuk diri sendiri. "Mas, memangnya Bu Bella gak tanyain kamu pulang telat?" tanya Kayla. "Saya bilang ke dia akan lemb
"Tadi apa yang terjadi?" tanya Adrian penasaran. "Maksudnya?""Aku merasa Abimanyu sedang marah, apa yang kalian ributkan?"Haruskah Kayla ceritakan jika mereka ribut karena Abimanyu yang cemburu dan khawatir Ia dan Adrian saling ada perasaan? Tetapi Kayla malu mengatakannya. "Bukan apa-apa, kamu juga tidak perlu tahu."Adrian tersentak mensengar itu, membuatnya langsung terdiam. Padahal Kayla tidak mengatakannya dengan sinis, tapi tetap saja Adrian merasa sakit karena ditanggapi seperti itu. Memang sih, salahnya juga yang terlalu penasaran. "Iya kamu benar, ini kan bukan urusan aku," gumam Adrian pelan. Kayla tahu Adrian pasti tersinggung, tapi Kayla juga tidak mau terlalu bercerita tentang masalah pribadinya ini pada pria itu. Padahal waktu itu saja Adrian bisa mendengar ceritanya dengan baik, tapi untuk yang satu ini sepertinya tidak usah. "Kay, apa kamu pernah terpikirkan untuk berpisah dengan Abimanyu?" tanya Adrian. "Pernah, beberapa kali malahan.""Tapi kamu gak bisa kare
Mendengar nada dering nyaring alarm membuat tidur nyaman Kayla terganggu. Ia membawa ponselnya untuk mematikan alarm itu, melihat sekilas jam yang sudah menunjukan pukul enam pagi. Kalau tidak bangun sekarang, Ia akan sangat terlambat. "Aduh kepalaku pusing sekali," ringis Kayla sambil memegang kepalanya. Ini bukan pusing karena sedang sakit, Kayla baru ingat jika semalam Ia minum. Untuk beberapa saat, perempuan itu terduduk sambil berusaha mengumpulkan tenaga. Setelah merasa lebih baik, baru beranjak untuk mandi. "Selamat pagi," sapa Adrian. "Pagi," balas Kayla lalu duduk di kursi makan. Adrian membawa pancakes yang selesai di buatnya, sepiring lagi Ia berikan untuk Kayla. Dengan perhatiannya lagi, sampai menuangkan saus maplenya. Setelahnya Adrian baru duduk. "Apa masih pusing?" tanya Adrian. "Iya lumayan, sepertinya semalam aku minum banyak ya?""Iya, malahan kamu mau rebut botol bir nya.""Aku gak terlalu ingat kejadian semalam, apa aku melakukan hal aneh-aneh?"Adrian mala
"Kayla, kamu tidak lupa kan malam ini kita akan berangkat ke Surabaya?" Merasa tidak ada tanggapan, membuat Abimanyu menatap sekertaris nya yang duduk di depannya itu. Ia pun menepuk tangan Kayla yang berada di atas meja, ternyata berhasil membuat perempuan itu akhirnya menatapnya juga. "Ada apa Mas?" tanya Kayla bingung. "Saya perhatikan dari tadi kamu beberapa kali melamun, kenapa?""Tidak ada apa-apa kok," elak Kayla. "Kamu gak bisa bohong, saya tahu pasti ada yang sedang kamu pikirkan. Mau cerita? "Tetapi Kayla hanya menggeleng dan memilih memendam sendiri. Ia tidak bisa fokus kerja karena memikirkan Adrian, lebih tepatnya reaksi pria itu tadi pagi saat tahu Ia akan pergi berdua dengan Abimanyu keluar kota. Bolehkan Kayla menganggap sikap ketus Adrian karena pria itu yang cemburu? "Kamu sudah siap-siap belum untuk nanti malam?""Belum Mas, nanti saja.""Kenapa belum? Kalau nanti pas pulang kerja takutnya gak keburu. Pesawatnya kan berangkat pukul tujuh malam an.""Lagian ga
"Adrian, kayanya aku sudah buat istri kamu salah paham," ucap Poppy menghampiri. Adrian hanya diam dengan pandangan tidak lepas dari Kayla yang berjalan semakin menjauh. Kenapa perasaannya tidak enak ya? Adrian merasa sudah berkhianat saja. Tetapi kan Kayla sendiri tadi yang bilang, mau dengan siapapun mereka bukan urusan satu-sama lain. "Maaf ya Adrian," ulang Poppy. "Gak papa.""Terus gimana dong? Kayanya kamu dan istri kamu tadi sempat ribut.""Nanti juga gak akan marah lagi, aku bisa selesaikan sendiri.""Apa perlu aku bilang pada Kayla dan menjelaskan?""Tidak perlu," tolak Adrian, "Nanti akan semakin buat dia salah paham.""Baiklah, sekali lagi aku minta maaf."Adrian lalu menghadapkan tubuhnya pada Poppy, "Kenapa jadi merasa bersalah begitu? Toh tadi kita tidak sedang melakukan hal aneh-aneh, kan?""Tapi tadi kan kita berduaan." Sebenarnya Poppy cukup bingung dengan reaksi santai Adrian, bukankah seharusnya takut juga sudah membuat istrinya itu salah paham? "Aku masuk dulua
Memasuki apartemennya, Kayla langsung disuguhi wangi masakan yang menggugah selera. Ia melihat ke pantri, ternyata benar Adrian yang sedang memasak. Kayla lalu menghampirinya. "Kelihatan enak, jadi laper deh," celetuk nya. Adrian menoleh, "Kamu sudah pulang?""Memang ya Koki tuh katanya kalau lagi kerja gak bisa diganggu, sampai aku pulang pun gak sadar.""Hehe iya maaf, lagi potong bawang nih.""Mau aku bantu gak?""Enggak usah, mending kamu bersih-bersih gih.""Ya sudah, aku gak akan lama.""Iya, makanannya juga sebentar lagi matang."Adrian melirik jam di dinding yang hampir pukul enam sore, itu berarti sebentar lagi Kayla pun akan pergi. Ia memang sengaja masak lumayan banyak sebelum kepergian perempuan itu ke luar kota. Tidak lama Kayla pun selesai juga, langsung duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Melihat Kayla yang berbinar menatap banyak makanan di atas meja, membuat Adrian tersenyum sendiri. "Silahkan di cicipi, semoga suka," ucap Adrian. "Belum di cicipi aja sudah