"Pertama-tama, aku ingin berterima kasih karena kamu telah menjadi teman Pangeran Raoul selama beberapa tahun ini. Aku senang melihatnya bisa tumbuh lebih percaya diri semenjak dia mengenalmu, Ariana," ujar Raja Alexius untuk memulai. Sepanjang waktu, Ariana tidak mengerti mengapa Raja Alexius tiba-tiba perhatian pada Pangeran Raoul seperti ini. Pria itu juga berkali-kali membantunya ketika dia berkonfrontasi dengan Pangeran Emilio. Sulit bagi Ariana untuk membayangkan, bahwa raja yang tampak sederhana di depannya ini merupakan orang yang sama dengan seorang ayah yang tega menelantarkan anaknya sendiri selama belasan tahun. "Yang kedua, aku ingin minta maaf karena telah memanfaatkanmu untuk membantu putraku secara diam-diam selama ini. Aku tidak memiliki pilihan lain. Keluarga Alison selalu berpihak pada kebenaran. Jadi aku pikir ... Kalian bisa membantu putraku yang tidak bersalah."Tangan Ariana yang semula memegang cangkir teh berhenti bergerak ketika dia mendengar ucapan Raja Alex
Begitu Ariana keluar dari ruangan, gadis itu melihat Pangeran Raoul yang masih terduduk dengan kepala menunduk di salah satu kursi yang tersedia di tempat itu. Sebelum Raja Alexius bicara dengannya, pria tersebut tampaknya telah bicara pada Pangeran Raoul terlebih dahulu. Bagi Ariana yang hanya pengamat dalam tragedi ini saja, kisah hidup Raja Alexius dan Pangeran Raoul terlalu menyedihkan. Ariana tidak bisa membayangkan, betapa hancur hati Pangeran Raoul pada saat ini. "Nona Aria ...."Albert tampak khawatir ketika Ariana keluar dengan ekspresi sedikit linglung. Walaupun semua orang di kediaman Alison sudah mengakui kehebatan gadis itu, Ariana tetap seorang gadis muda yang seharusnya tidak terlalu ikut campur dalam masalah politik di usianya yang masih terlalu muda. Apalagi Ariana juga masih di bawah umur. Albert menatap Ariana dengan sedih, berharap dia bisa berbuat sesuatu untuk nona mudanya tersebut. "Apa Baginda Raja telah pergi?" tanya Ariana pelan. Albert segera mengangguk. "
Setelah mereka selesai bicara, baik Ariana maupun Raoul segera kembali ke perkemahan untuk menyaksikan proses penilaian hasil buruan. Di kemah yang mulai berlumpur karena hujan, Ariana melihat bahwa Raja Alexius telah tiba lebih dahulu dan tengah mengawasi proses penilaian yang dilakukan oleh orang-orang. Ketika Raja Alexius melihat kedatangan Ariana dan Raoul, raja tersebut diam-diam tersenyum kecil pada keduanya. Namun tampilannya segera berubah dingin lagi, saat Ratu Melisa melirik ke arah suaminya dengan tatapan curiga. Sama seperti Raja Alexius, Ariana sendiri berpura-pura tidak melihat ke arah keduanya ketika dia turun dari kudanya lalu ikut menyaksikan hasil buruan yang didapatkan oleh peserta lain. Sesuai perhitungannya, dia berada di posisi lima teratas dari seluruh bangsawan. Ariana bisa melihat anak-anak bangsawan lain mengiriminya tatapan menuduh. Tentu saja karena Albert ikut bersamanya sebagai pengawal, banyak orang berpikir Ariana hanya meminta kesatrianya untuk mencar
Sesampainya di rumah, Ariana bisa tahu bahwa kakeknya belum kembali ketika dia tidak melihat kereta kuda milik keluarganya. Ketika para pelayan melihat bahwa Ariana dan Albert kembali dengan pakaian yang basah kuyup, mereka segera menyiapkan air panas untuk keduanya. Ariana segera berendam ketika para pelayan selesai menyiapkan bak mandinya. Dengan masalah baru yang kini muncul, Ariana merasa dia harus mengistirahatkan otaknya sejenak sebelum dia berpikir keras kembali. Ariana tidak tahu berapa lama dia berendam. Hanya ketika air yang dia gunakan telah dingin, gadis itu akhirnya keluar dan mengenakan pakaian rumahannya. Ketika Ariana keluar, James sudah ada di depan pintunya sambil tersenyum. Ariana sudah memberi pesan pada James sebelumnya, untuk memberi tahu dia jika sang Kakek sudah pulang dari urusannya. "Duke Andrew sudah menunggu di ruang kerjanya, Nona Aria.""Baik. Terima kasih karena telah memberi tahuku, James."Ariana segera pergi untuk menemui kakeknya setelah itu. Kebe
Sejak pagi-pagi sekali, Raoul telah bangun dan bersiap sambil menunggu kedatangan Ariana. Walaupun banyak hal telah terjadi kemarin, tidak dapat dipungkiri bahwa Raoul masih menantikan perjalanan pertamanya dengan Ariana. Membayangkan bahwa akan ada masa di mana dia bisa keluar dari tembok istana membuat Raoul sangat bersemangat. Raoul tahu dalam tiga hari pun dia akan keluar untuk pergi ke perbatasan utara. Namun perjalanan dengan Ariana pasti akan berbeda, karena perjalanan ini akan menjadi kencan pertamanya dengan Ariana. Ya, kencan. Karena dari buku-buku yang Raoul baca, ketika seorang perempuan dan laki-laki berjalan bersama untuk menikmati sesuatu, perjalanan itu bisa disebut sebagai kencan. Ketika Raoul tengah menunggu kedatangan Ariana di teras kastilnya, pendengarannya yang tajam mendengar suara gemerisik dari jalan yang biasa dilalui oleh Ariana dan Valencia. Raoul segera berdiri untuk menyambut kedatangan Ariana. Namun wajahnya berubah waspada, saat yang dia lihat malah d
Selesai membeli selimut untuk para pengemis, Ariana segera membagikan selimut-selimut itu sambil dibantu oleh Valencia dan juga Pangeran Raoul. Awalnya, Ariana benar-benar takut mereka akan menolak pemberiannya. Namun ketika orang-orang itu berterima kasih padanya sambil tersenyum, hati Ariana akhirnya tenang saat dia balas tersenyum pada mereka. Tidak lupa, Ariana juga memberikan mereka beberapa potong pakaian dan makanan secara adil pada para pengemis itu. Suasana di gang sempit itu mendadak meriah, kebahagiaannya bisa dibandingkan dengan suasana meriah di jalanan tempat diadakannya festival berburu. "Kakak, untukmu!"Ariana terkejut saat seseorang gadis kecil menyentuh pakaiannya dan menunjukan bunga kecil yang ada di tangannya. Ariana ingat gadis kecil itu merupakan salah satu anak yang mendapatkan barang-barang pemberiannya. Ariana pikir gadis kecil itu hanya ingin berterima kasih, jadi dia segera menerima pemberian bunga itu lalu tersenyum. "Terima kasih banyak."Untuk pertama
Ketika mereka tengah berjalan-jalan, Raoul tanpa sadar berhenti ketika dia melihat toko senjata yang menjual pedang dan berbagai senjata lain yang terlihat sangat cantik. Pandangannya terfokus pada pedang ramping dengan bilah yang terlihat sangat tajam. Walaupun pedang yang Ariana berikan untuknya tidak kalah cantik dan tajam, pedang tersebut sudah mulai terlalu kecil untuk Raoul yang berada dalam masa pertumbuhan. Raoul sudah diajari bagaimana cara menilai kualitas pedang oleh Valencia. Dan dia tahu, pedang yang terlihat cantik itu memiliki kualitas yang sangat baik. Karena Ariana selalu memerhatikan Pangeran Raoul, gadis itu juga ikut melirik ke arah pedang yang dikagumi oleh pangeran tersebut. Entah mengapa, dia merasa pedang itu dengan pedang pemberian kakeknya memiliki kesamaan dengan pedang tersebut di berbagai tempat. Ariana menghampiri Raoul, lalu mengajaknya untuk masuk ke toko tersebut dan melihat pedang yang pria itu inginkan dari jarak dekat. "Tidak perlu. Pedangku masih
Ketika malam pesta dansa tiba, Ariana sudah siap beberapa jam sebelum acara dimulai. Walaupun wilayah Alison berada tepat di sebelah ibu kota, perjalanannya bisa saja terlambat karena adanya festival. Karena pesta dansa itu bukan acara yang terlalu penting, kali ini Ariana tidak datang bersama kakeknya. Andrew merasa dia sudah terlalu tua untuk menikmati acara semacam itu. Ditambah lagi, pria itu merasa ini sudah waktunya bagi Ariana untuk mulai menangani urusan Dukedom seorang diri. Dengan kereta kuda keluarganya, Ariana pergi bersama dengan Valencia. Indetitas Valencia sebagai anak kepala kesatria membuatnya bisa ikut menghadiri pesta sebagai tamu undangan. Keduanya mengenakan pakaian indah. Tentu saja, karena Vaelencia merupakan teman terdekat Ariana, gadis itu juga tidak kalah menawan dengan pakaiannya. Karena pesta dansa di akhir festival berburu merupakan peristiwa yang hanya terjadi tiga tahun sekali, pesta dansa tersebut selalu diadakan di istana utama milik raja dan juga rat