Share

66. Marah Besar

Tidak ada yang tahu berapa lama Ariana berada di sana setelah gadis itu sudah terlalu lelah untuk sekedar menangis atau berteriak. Ariana hanya diam di sana, sampai gadis itu tiba-tiba kembali berdiri setelah dia selesai memeluk tubuh sang Kakek. Tatapan mata Ariana dipenuhi perasaan sakit, saat dia kembali menggunakan helmnya untuk menyembunyikan emosinya dari semua orang.

Dari awal sampai akhir, Ariana tidak sadar bahwa Cornell melihat semuanya. Gadis itu tetap berusaha terlihat tegar, ketika dia kembali ke medan pertempuran dengan tenang.

"Nona Aria ...."

Ketika Ariana baru saja kembali, gadis itu melihat mayat akrab lain di antara banyak mayat yang mulai dikumpulkan oleh pasukannya untuk menerima pemakaman yang layak. Sambil dikelilingi oleh Cale dan Valencia yang menangis keras, mayat Albert menutup matanya seakan dia tengah tertidur. Sebuah luka berbentuk bulat mengenai lehernya dengan tepat. Dari luka itu, Ariana bisa menebak pemimpin kesatria itu meninggal karena terkena pan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status