Share

43. Satu Langkah Mendekat

Hari ini, Ina akan pergi ke butik. Bertemu dengan klien dan kliennya itu adalah adik Hilmi. Meskipun sebetulnya Ina tidak ingin memiliki hubungan dengan Hilmi dalam hal apa pun atau yang berhubungan dengan pria itu, tapi mau tidak mau Ina harus bersikap profesional. Apalagi sejak malam itu, berani-beraninya dia melakukan hal tidak senonoh. Mencium dirinya lalu pergi begitu saja di saat Ina masih diam membeku karena terkejut.

Saat itu memang Ina mencoba untuk memaafkan semua hal yang sudah terjadi di masa lalu, tetapi bukan berarti pria itu berhak melakukan hal sesuka hati. Lagipula, se-keras apa pun Ina mencoba untuk menghindar dan mengusir pria itu dengan cara kasar sekalipun, nyatanya dia tetap pada pendiriannya untuk mengganggu.

"Aku pergi dulu," ujar Ina berpamitan pada Amir.

"Ke mana, ai?"

"Butik. Ada jadwal mau ketemu klien," balas Ina.

"Oh, yaudah. Hati-hati, pulang jangan kemaleman."

"Rencananya abis selese ketemu klien langsung pulang." Amir mengangguk mengerti, setelah b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status