Share

214 Sore Pertama

“Mbul.. Your Papi kayaknya nggak suka aku ada disini?” Jessen menerima handuk yang baru saja Marchellia ulurkan padanya. Jangan pernah bermimpi dilayani oleh Marchellia— karena itu pasti hanyalah bunga tidur semata. Sama seperti Jessen, Marchellia terbiasa mendapatkan pelayanan dari bangun sampai menutup mata. Bedanya Jessen tak seekstrim sang istri. Ia masih bisa melakukan beberapa hal sendiri, tidak seperti Marchellia yang full service.

‘Ini yang bikin nggak siap kawin, jadi Bapak Rumah Tangga gue!’ Gerutu Jessen sembari memasukkan handuk basah ke tempat pakaian kotor. “Bajunya udah aku siapin di ruang ganti, Mbul. Nanti kimononya letakkin disitu ya!” Jessen menunjukan keranjang di sudut ruangan.

“Iya Ecen, terima kasih.”

“Sama-sama, Mbulku.” Setengah rela Jessen mengucapkannya. Masih mending Princess kemana-mana memang. Setidaknya Jeremian masih merasakan nikmatnya menjadi suami seutuhnya selain merasakan ena-ena.

Ena-ena?!

Otak Jessen berjalan cepat. Ia teringat perkataan Dodit ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status