Share

Chapter 04

Ersan kembali ketempat duduknya dengan wajah yang lesu pasalnya ia sangat sedih karena selalu saja di tolak oleh Alika. 

  " Kenapa sih Ka, susah sekali mendapatkan hati kamu.Apa aku kurang sempurna di mata kamu, sehingga selalu saja menolakku?" gumam Ersan dalam hati.

Sementara itu Alika merasa bersalah, karena sudah sekian kalinya menolak permintaan dari Ersan.

" Maafin aku ya San, tapi aku nggak mau karena kedekatan kita kamu malu ataupun celaka.Aku menjaga hatiku supaya tak menyusahkan orang lain di sekitar ku, cukup aku saja yang dihina yang lainnya jangan," lirih Alika dalam hati.

  Wanita mana yang tak ingin dicintai, wanita mana yang tak ingin dilindungi. Namun perkataan keluarganya, membuat menjadi takut merasakan apa itu cinta.

  Di tengah lamunannya itu, Alika dikejutkan oleh masuknya dosen killer dikelasnya.Para murid sudah tak mengeluarkan suara bahkan mungkin kesulitan bernapas. 

  " Oh my sumpah demi apa masih pagi sudah ketemu adiknya Hitler bisa mati muda nih," ujar Mikha pelan namun masih bisa didengar oleh Alika di sebelahnya .

  " Bukan adiknya Hitler tapi kembarannya Tuan Takur keles." Sahut Alika pelan dengan nada mengejek.

Mikha memang memiliki otak pas pasan tapi karena kekayaan keluarganya menunjang oleh karena itu ia bisa masuk kedalam kampus elit itu.

  Berbeda dengan Alika bisa masuk kampus tersebut karena jalur beasiswa. Mana mau orangtuanya membiayai sekolahnya untuk makan Alika sehari hari saja pelitnya minta ampun.

  " Hari ini kita kuis, no comment," ujar Dosen killer tegas, karena ia tahu mulut anak jaman now.Walaupun otaknya secuil, tapi komentarnya segede speaker aktif.

  " Aduh mati aku sekolah kok gini amat ya.Tahu begini mendingan aku nikah saja selalu enak terus tanpa pikir susah," ujar Mikha.

  " Heh sekolah saja jatuh bangun masak telor saja gosong belagak minta kawin.Nanti mau dikasih makan apa anak orang, cinta? Idih yang ada keburu mati anak orang karena kelaparan." Vian menimpali perkataan Mikha barusan.

Alvian Satria adalah teman akrabnya Ersan, ia duduk di hadapannya Mikha.Jadi setiap perkataan gadis gesrek tersebut pasti akan di dengar olehnya.

 Mendengar perkataan Vian barusan,Mikha menatap tajam kearahnya.Karena tak ada hujan tak ada angin langsung menyambar perkataannya .

 " Heh,yang mau kawin atau tidak itu urusanku, tidak ada sangkut pautnya dengan kamu.Jadi jangan kepo seperti emak emak kompleks yang hobinya rempong terus," ujar Mikha kasar.

"Mikha Bella dan Alvian Satria, kalian kalau mau pacaran nanti setelah kuis.Kalau tidak saya akan kasih kalian hadiah, yaitu nilai D paham kalian?" bentak Dosen tersebut. 

  " Idihh Pak, jodohkan orang tuh lihat lihat dong masa saya pacaran sama tiang listrik,"  balas Mikha tak terima.

  " Jadi kamu berani sama saya?" bentak Dosen tersebut serius. 

  " Maaf pak, nanti saya marahin mulut yang nggak ada akhlak ini." Sahut Mikha sambil memukul pelan mulutnya.

Alika hanya menggeleng kepalanya  bukan rahasia umum lagi di kampus itu.Kalau seorang Mikha Bella dikenal sebagai cewek jutek,cerewet dengan suara cempreng lima oktafnya.

 " Teman susah bukannya dibantuin malah diketawai, aku doakan semoga berjodoh dengan es balok." Kesal Mikha.

  " Ya kalau memang beneran, tinggal aku peluk dan cium pasti akan langsung  meleleh juga kan." Sahut Alika sambil menaik turunkan alisnya .

  " Alika selena, jangan banyak bicara cepat selesaikan soalnya," ujar Dosen tersebut dengan suara bariton khasnya.

  " Saya sudah selesai kok pak." Sahut Alika santai sambil berdiri menyerahkan lembar jawabannya. 

 Semua teman temannya melongo melihatnya karena Alika dengan mudah mengerjakan semuanya .Padahal mereka boro boro sudah selesai, satu soal saja pikirnya sampai keujung langit.

   " Aduh Ka, pinjamin otakmu sedikit dong, aku udah ngeblang nih nggak bisa berpikir lagi," pinta Mikha.

  " Siapa suruh otaknya sebesar otak udang," ledek Vian.

" Heii bocah nggak tahu malu mulutnya nyerocos terus lama lama kutabok pake sepatu baru nyaho." Kesal Mikha.

" Alika kamu bisa beristirahat diluar kalau kamu tungguin mereka saya jamin besok baru pulang," ucap Dosen tersebut .

" Baik pak makasihnkalau begitu saya permisi dulu," pamit Alika.

 Semua teman temannya kesal kepada Dosen tersebut,karena ketika berbicara dengan mereka wajahnya datar dan dingin.Namun saat berbeda saat berbicara dengan Alika,terdengar halus bagaikan melody yang indah.

Mungkin karena otak setengah yang mereka miliki jadinya Alika dianak emaskan. 

Ersan terlihat semangat mengerjakan soalnya agar ia bisa cepat keluar dan berduaan dengan Alika.

Melihat Ersan yang hendak menyerahkan jawabannya,Vian berniat menggodanya .

" Wow San udah selesai nih,tumben banget," goda Vian .

" Otak aku encer buat diajak kerja sama bukan seperti kalian yang otaknya sekeras batu jadi tak bisa encer," ledek Ersan balik dan menuju kemeja Dosennya .

" Ini pak sudah selesai," ucap Ersan.

" Ok Ersan kamu boleh keluar tapi ingat jangan pacaran dengan Alika.Karena ini masih jam pelajaran dan bukan jamnya pacaran." Dosen itu mencoba memperingati Ersan.

" Yap tergantung pak kalau situasinya mendukung saya tak mungkin menolaknya." Sahut Ersan langsung berlari keluar sebelum terkena amukan dari pria paruh baya yang sedang menatap tajam kearahnya.

Saat keluar kelas Ersan langsung mencari Alika,ia ingin mengobrol dengannya agar lebih dekat. Ersan tak ingin jarak antara keduanya semakin jauh jika ia tak memulainya. 

Setelah mengedarkan pandangannya mencari Alika, netranya menangkap sosok cantik yang sedang duduk dibangku taman.

Alika terlihat menikmati keindahan taman bunga yang ada di hadapannya karena ia sangat menyukai bunga.Dalam hatinya ingin sekali mempunyai taman bunga tapi apalah dayanya kini.

" Haiii my honey," sapa Ersan tiba tiba yang membuat Alika terkejut. 

" Oh Tuhanku,San kamu ingin membuatku mati muda ya?" Kesal Alika.

" Eitss, nggak mungkinlah masa aku tega sama kamu kekasih idamanku," goda Ersan

" Stop deh San,bercandamu tidak lucu." ketus Alika yang tak bisa memungkiri wajahnya yang bersemu merah karena mendengar godaan dari Ersan tadi.

" Tapi kamu suka kanbbuktinya tuh ada kepiting rebus dipipi kamu?" tanya Ersan.

" Ihh kamu tuh ya, aku mau pergi saja nggak mau dekat dekat dengan orang aneh." Ketus Alika kesal dan hendak meninggalkan Ersan sendirian. 

Namun Ersan langsung menarik tangannya dengan wajahnya yang memelas Ersan meminta Alika untuk tetap tinggal.

" Aku minta maaf jika sudah membuat kamu kurang nyaman .Aku hanya ingin dekat dengan kamu dan tak ingin ada jarak antara kita," ucap Ersan lirih.

Alika melihat ada ketulusan dimata Ersan ia pun mengurungkan niatnya. Ersan pun tersenyum karena Alika tak menolak permintaannya dan itu merupakan kebahagiaan tersendiri untuknya.

" Ya sudah aku duduk tapi jangan bahas yang aneh aneh lagi.Karena jujur aku merasa sangat tak nyaman dan tak ingin hal itu terjadi lagi," pinta Alika dengan wajahnya yang terlihat sendu seperti sedang memendam kesedihan .

" Baik Tuan putri, hamba akan ikut apa perintahmu," jawab Ersan sambil meletakkan tangan dikeningnya memberi hormat.

" Kamu kok cepat kerja soalnya,padahal biasanya kamu kan kurang semangat?" tanya Alika heran .

Mendengar pertanyaan Alika barusan Ersan tersenyum kearah Alika yang membuat siapa saja yang melihatnya langsung meleleh. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status