Hawa panas dari napas Rayyan Wang, menyadarkan Elena dari lamunan panjangnya. Tindakan Rayyan Wang barusan membuat Elena menggigil sampai bergidik ngeri. "Apa yang kau lakukan? Menjauhlah dariku!"
Elena seketika menarik dirinya menjauh ke belakang seolah Rayyan adalah setumpuk kotoran tidak boleh sembarangan didekati.
Rayyan menuruti perkataan Elena. Dia menarik diri menjauhkan posisinya dari Elena Zhang.
Kehadiran Rayyan membuat Elena merasa tidak nyaman. Dia harus cepat pergi dari tempat itu, atau harus menanggung konsekuensi yang tidak dapat dia bayangkan.
Elena Zhang membuka resleting clutch, kemudian mengeluarkan peralatan makeup dari dalamnya.Buru-buru, Elena memoles wajahnya menggantikan riasan yang sempat terhapus oleh percikan air.
"Tidak perlu terlalu tebal. Aku menyukai wanita berpenampilan natural." Rayyan mengutarakan pendapatnya sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya mengamatiBagaimana bisa pria playboy seperti Rayyan Wang bisa menjadi idaman setiap wanita?Agaknya hal ini tidak benar.Yang Ernest Yang percaya, hal yang menjadi idaman wanita dari Rayyan Wang adalah jumlah saldo di dalam rekeningnya.Untuk masalah itu, dia pun tidak memiliki masalah sama sekali. Dia putra tunggal dari pemilik tambang batu bara terbesar di negara Bei.Total aset bersih milik keluarganya tidak akan habis sampai berapa keturunan di masa depan.Suka bersaing dengan Rayyan Wang, Ernest Yang bertanya saja secara terang-terangan. "Dari keluarga mana?"Ditanya begitu membuat Rayyan Wang terdiam. Kalau dipikir-pikir dia tidak tahu Elena dari keluarga mana. Asal usulnya belum diketahui semua olehnya."Entahlah. Keluarga dari mana tidaklah penting. Yang penting aku menyukainya."Ernest Yang mencebikkan bibirnya. "Untuk main-main saja memang tidak perlu memperhatikan asal usul keluarganya. Berbeda kalau wanita un
Ting!Elena dan Ethan kembali bersulang. Ini adalah gelas terakhir menandai berakhirnya makan malam mereka berdua.Pelayan datang membawa mantel Elena dan Ethan. Secara serempak keduanya berdiri, dibantu pelayan menggunakan mantel masing-masing.Berdua keluar meninggalkan restoran menuju lantai parkir. Sambil berjalan, keduanya mengobrol riang, terlihat dari senyuman lebar tak henti-hentinya menghiasi wajah mereka berdua."Ethan, sampai bertemu dilain kesempatan. Kau pergilah main ke rumah Nenekku. Dia akan mengulitimu kalau tidak datang menyapanya setelah tidak pernah datang berkunjung."Semenjak melanjutkan studinya ke Inggris, Ethan belum pernah main ke rumah neneknya Elena.Dulu mereka bertetangga, namun keluarga Ethan pindah ke rumah neneknya setelah neneknya meninggal. Meskipun begitu, hubungan mereka tetap terjaga. Hubungan mereka sedikit merenganag disaat keduanya melanjutkan pendidikan ke luar negeri."Ah ... Masalah in
Apakah dia bodoh?Tanpa diberitahu pun, Elena tahu Rayyan Wang tidak memakan orang. Masalahnya, dia adalah target dari pria playboy itu. Mana mungkin tidak terbesit sesuatu untuk tidak memakannya.Sementara Elena bergumul dengan pikirannya sendiri, Rayyan Wang menjadi tidak sabaran melihat sikap Elena tidak kooperatif dengan segala niat baiknya. Alhasil, Rayyan Wang menarik Elena Zhang, menuntunnya ke arah mobilnya di tempat parkir tidak jauh dari mobil Elena sedang terparkir."Rayyan, lepaskan tanganku! Aku bisa pulang sendiri. Kau urus saja masalahmu. Berjalan 1 kilometer bukanlah masalah, memangnya aku akan mati lemas?" Elena berteriak sambil menggoyangkan tangannya, juga memukul tangan Rayyan Wang untuk membebaskan dirinya dari cengkeraman tangan Rayyan Wang.Mau Rayyan tulus dari dasar hatinya, Elena tidak mau menerima segala bentuk kebaikan dari Rayyan Wang. Pria playboy sepertinya mana mungkin berbuat baik tanpa ada tujuan tersembunyi.Segala bentuk pemberontakan Elena Zhang ba
Bagaimana bisa orang tertampan abad ini; diakui seluruh penduduk negara Bei, terutama kalangan wanita, bisa disamkan dengan seorang sopir taksi! Sikap Elena seperti ini seperti melucuti harga dirinya. Rayyan Wang sangat marah, juga tersinggung dengan cara Elena memperlakukannya.Lagi pula, mungkinkah taksi menggunakan mobil sport edisi terbatas seperti miliknya?"Apa maksudmu memberiku uang?" "Apa uangnya kurang?" Elena balik bertanya.Elena tahu Rayyan Wang sedang marah kepadanya atas perilakunya saat ini. Akan tetapi, dia tidak peduli sama sekali. Itu urusan Rayyan Wang mau marah kepadanya, atau tidak. Lagi pula, siapa suruh memaksanya mengantarnya pulang. Inilah ganjaran yang akan didapatkan bila memaksakan kehendak kepada orang lain. Beruntung saja dia tidak melemparkan uang itu tepat di wajah Rayyan Wang."Maksudmu, kau menganggapku sebagai sopir taksi, begitu?" Dua baris urat di leher Rayyan Wang timbul kepermukaan. Kulit putihnya mulai memerah, juga timbul keringat sebagai l
"Kenapa kau diam? Apa kau merasa aku adalah pria romantis? Atau kau sudah mempertimbangkanku untuk menjadi pacarmu?" Rayyan Wang mengucapkan setiap perkataannya penuh penekanan dan percaya diri.Lihatlah, Rayyan Wang makin menjadi-jadi. Di mana dia bisa menemukan seorang psikiater terbaik di dekat sini untuk mengobati penyakit mental Rayyan Wang."Sayangnya, pikiran itu tidak pernah terlintas di dalam benakku. Yang kupikirkan saat ini adalah bagaimana cara membuatmu menghilang dari pandanganku. Pemandangan di sekitarku menjad buruk sejak kau terus muncul di depanku.""Benarkah? Aku tidak berpikir seperti itu. Yang kulihat kau mulai merasa nyaman dengan kehadiranku." Rayyan Wang tersenyum pongah usai mengucapkan perkataannya. Dia makin percaya diri dari setiap perkataannya. Haruskah dia memukul kepala sendiri untuk menghilangkan gangguan Rayyan Wang ini? Dia berpikir kejadian ini adalah mimpi buruk. Dia mau tersadar dari mimpi ini, sehingga perlu memukul kepalanya agar cepat tersadar
Apa gerangan Rayyan Wang, tiba-tiba mau membeli apartemen miliknya?Pasti ada hal yang membuatnya bertindak gila seperti itu.Meskipun tidak suka dengan tindakan Rayyan Wang barusan, Brandon Yu tidak akan membuat temannya terlantar di luaran sana. Dia pun memberi PIN apartemennya, sesaat setelah Rayyan Wang memintanya.Brandon Yu berjalan cepat menuju lantai parkir. Sampai di lantai parkir, dia masuk ke dalam mobilnya. Menyalakan mesin, memasng sabuk pengaman, Brandon Yu mengendarai mobilnya kembali ke Apartemen Boulevard.Mobil melaju kencang melewati jalanan perkotaan. Beberapa menit berlalu, dia tiba di lantai parkir VIP Apartemen Boulevard.Brandon Yu keluar dari mobilnya. Dia berlari-lari kecil tidak sabaran ingin memarahi Rayyan Wang.Brandon Yu dibuat sakit kepala atas perilaku gila Rayyan Wang kali ini. Siapa yang tidak gila bila diusir dari rumah sendiri?Sampai di lobi Apartemen Boulevard, Brandon Yu naik lift menuju unit miliknya.Perjalanan menuju unit miliknya terasa san
Oh tidak!Mengapa teman satunya ini terlalu realistis dalam berpikir? Tidak heran dia tidak memiliki seorang kekasih sampai sekarang."Pantas saja tidak ada wanita yang mau mengejarmu, Brandon Yu!" Benar saja, Rayyan langsung marah ketika dirinya mengatakan hal itu secara blak-blakan kepadanya. Namun, Brandon Yu tidak peduli, berkata balik, "Aku tidak butuh dikejar oleh wanita. Justru hidup begini lebih menyenangkan. Aku bahagia dengan diriku sendiri. Aku tidak membutuhkan wanita di luaran sana setelah aku bahagia dengan duniaku sendiri.""Ya, ya, itu pilihanmu. Tunggu dulu ... Kau tidak memiliki kelainan orientasi seksual, 'kan?" Rayyan Wang beringsut menjauhkan dirinya ke sisi pojok sofa. Secara bersamaan, menutup bagian dadanya menggunakan kedua tangannya."Rayyan Wang! Kau masih mau tinggal di rumahku, tidak?" Brandon Yu meluapkan seluruh kemarahannya. Dia normal dan komponen dalam segala hal. Ini tentang pilihan hidup, tidak ada sangkut pautnya dengan kelainan orientasi seksualn
Sepengetahuan Thomas Xu, tidak ada nama Rayyan Wang di dalam daftar nama kepemilikan penghuni VIP di Apartemen Boulevard.Sepertinya, memang dia tidak memperbarui informasi akan hal ini. "Oh ...." Thomas membulatkan mulutnya. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Seluruh sel sarafnya seperti terjerat sesuatu hal, sehingga membuatnya kesulitan untuk berbicara di hadapan Rayyan Wang. Apalagi tatapan mata Rayyan Wang, serta jabatan tangannya sangat erat mencengkeram tangannya seolah memberinya sebuah peringatan atas tindakannya menggoda Elena Zhang, sebelumnya. Sikap ini mampu membuat dirinya bergidik ngeri sampai terasa ingin kencing di celana.Karena itu, Thomas Xu lantas buru-buru meminta maaf, "Maaf aku tidak tahu dia adalah kekasih Anda." Thomas Xu tersenyum kaku. Thomas Xu tahu diri. Dia tahu identitas apa yang dimiliki oleh Rayyan Wang. Oleh karenanya, dia tidak bisa menyinggung Rayyan Wang sebagai putra tunggal dari pemilik 5 stasiun televisi; secara keseluruhan memiliki kendal