Leony Fu terdiam membeku berperang batin dengan berjuta pertanyaan melintas dalam benaknya.Thomas Xu adalah idolanya. Tentu saja dia tahu segalanya dibanding Elena Zhang.Tunggu, apa maksud pertanyaan Elena Zhang sebelumnya? Apa Elena Zhang meragukannya sebagai penggemar Thomas Xu?"Apa maksudmu?!" Leony Fu memusatkan tatapan matanya ke arah Elena Zhang seolah meminta penjelasan secara terperinci mengenai perkataan sebelumnya. Juga, ada nada penekanan dari setiap perkataannya menggambarkan ketidak senanganya terhadap perkataan Elena Zhang.Elena Zhang mengeluarkan setumpuk kertas dari dalam tasnya, kemudian meletakkannya di pangkuan Leony Fu. "Silakan baca dengan cermat, Nona Fu," kata Elena Zhang bersikap apatis terhadap ketidak sukaan Leony Fu kepadanya.Leony Fu membacanya, dia harus tahu ada hal apa yang tidak diketahui oleh dirinya sebagai penggemar berat Thomas Xu. Pakaian dalam favoritnya saja dia mengetahuinya, hal apa lagi yang bisa tidak dia ketahui tentang Thomas Xu idolan
Elena Zhang bergeming. Bersikap apatis tentang keluhan Leony Fu. Bahkan, raut wajahnya menunjukkan kepuasan setelah mengejek sahabat baiknya."Beraninya kau berkata seperti itu kepadaku, Elena Zhang!" Api kemarahan di dalam Leony Fu naik ke permukaan mencapai titik puncak ketika melihat Elena Zhang bersikap apatis."Bukankah kau sama saja denganku? Leony, aku mau mati saja! Steven memutuskan aku. Aku sangat mencintainya! Mengapa dia begitu tega meninggalkanku huhuhu! Apa salahku, sehingga dia bersikap seperti itu disaat aku sudah mencurahkan seluruh perasaanku kepadanya. Baru saja kemarin kami mengucapkan janji sehidup semati. Apa perkataan itu sama sekali tidak berarti baginya? Apa menurutnya perasaanku bisa dimainkan sesuka hatinya? Aku membencinya, Leony! Aku ingin membunuhnya! Lihatlah, siapapun wanita yang mendekatinya aku akan membunuhnya!"Leony Fu tidak melewatkan satupun perkataan Elena Zhang ketika menagis tersedu-sedu di hadapannya saat baru putus dengan Steven Liem."Lihat
Terhadap nasehat Elena Zhang barusan, Leony Fu menjadi dilema sendiri. Bukannya melegakan, dia malah menjadi lebih galau. Pikirannya bercabang seribu hingga tidak tahu ujungnya ada di mana. Tuhan tunjukkan pencerahan kepadaku, Leony Fu bergumam sendiri di dalam hatinya."Siapa yang mengacaukan pikiranmu?" Elena Zhang memusatkan pandangannya ke arah Leony Fu.Kepala temannya ini ada tersandung batu, atau apa? Mengapa sikapnya setelah diberi nasihat malah berubah kekanak-kanakan?Elena Zhang menjadi berang sendiri dengan sikap Leony Fu."Orang yang disukai olehnya adalah kau, Elena. Bagaimana aku bisa maju? Aku tidak ingin terlihat konyol di depannya. Biarkan saja aku memendam perasaan cinta ini di dalam hati!" kata Leony Fu memilih mengubur perasaannya ketimbang berusaha maju bertanding sampai babak akhir sebelum Thomas Xu menyatakan sendiri tentang siapa wanita pilihannya.Leony Fu tertunduk lesu. Terlihat jelas keputus asaan mendominasi setiap perkataan dan caranya bersikap.Persaha
Beraninya Rayyan Wang meminta pertanggungjawaban kepadanya atas ciuman sebelumnya? Lalu, bagaimana dengan dia dengan tidak tahu malunya mencium dirinya kemarin malam?Seharusnya, yang pantas berkata seperti itu adalah dirinya. Elena Zhang marah, tapi masih bersikap rasional, sehingga tidak mempermasalahkan hal tersebut ke atas kepermukaan."Kau ...." tangan Rayyan Wang terkepal dengan buku-buku jarinya berubah kemerahan. Dalam hitungan detik, seluruh wajahnya berubah merah padam.Tut!Elena Zhang memutuskan panggilan secara sepihak. Kemudian, mengembalikan telepon genggam kepada Leony Fu.Sementara itu, Rayyan Wang melemparkan ponselnya setelah panggilan telepon diakhiri secara sepihak oleh Elena Zhang. Rayyan Wang sudah susah payah mencari alasan untuk menelepon Elena Zhang, untuk sekedar mengobati rasa tidak nyaman di hatinya. Sudah ketemu alasan, malah ditanggapi seperti itu oleh Elena Zhang.Seketika, perasaan Rayyan Wang bercampur aduk menjadi satu; kesal, marah, galau.Brandon
"Apa kau telah selesai bicaranya?" Rayyan Wang melemparkan tatapan jengkel.Bukannya menjawab pertanyaan Rayyan Wang, Brandon Yu malah melemparkan pertanyaan baru, "Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa perkataanku salah?"Brandon Yu seseorang dengan sosok paling tenang sejauh ini dibandingkan dengan 3 teman lainnya. Makanya, saat ada masalah Rayyan Wang mengandalkan Brandon Yu untuk menghibur dirinya.Kemampuan verbal diiringi wawasan luas serta pikiran terbuka menjadikannya sebagai sosok handal untuk dimintai pendapat tentang segala hal dalam mengambil keputusan.Alasan ini menjadikan Brandon Yu sebagai teman paling disukai dalam lingkaran pertemanan mereka."Kau tahu permasalahannya!" Rayyan Wang menekuk wajahnya sampai muncul guratan di sekitar keningnya. "Jangan membuatnya seolah-olah aku ini adalah seorang paling hina. Dia bisa menciumku seperti itu tentu saja ada memiliki rasa kepadaku." Rayyan Wang mengungkapkan pikirannya tentang tindakan Elena Zhang kepadanya. Dia memiliki k
Rayyan Wang tertunduk lesu. Diam sebentar untuk mengatur napas, barulah menjawab Brandon Yu. "Aku sudah membicarakannya kepada ibuku, namun dia menolak tentang pemikiranku. Dia mengatakan bahwa keluarga kami harus membayar kompensasi yang sangat besar. Tanpa sepengetahuanku, keluargaku memiliki hutang yang sangat banyak Kepada keluarga wanita itu."Rasa jengkelnya kepada Elena Zhang, membuat dirinya tidak ingin menyebutkan nama Elena Zhang menggantinya dengan kata 'wanita itu'."Situasi yang sulit!" Brandon Yu tidak dapat berkata-kata mendengar penjelasan Rayyan Wang. Suatu hal bila menyangkut tentang uang dan hutang adalah sebuah hal paling sulit untuk dikompromikan. Orang luar sepertinya tidak bisa ikut campur mengenai masalah tersebut."Apa kau memiliki ide tentang keadaanku?" Rayyan Wang sedang putus asa meminta pendapat.Brandon Yu berpikir sejenak, kemudian menjawab pertanyaan tersebut. "Salah satu solusinya adalah mendatangi Elena Zhang sendiri. Kau harus membicarakan permasa
Pembicaraan sudah melebar menandakan bahwa mereka harus segera membubarkan diri. Terlalu sering pergi keluar tidak baik untuk pekerjaan. Terlebih, ada begitu banyak pekerjaan tertunda demi memenuhi undangan Rayyan Wang kali ini. Karenanya, Brandon Yu harus pergi lembur untuk menyelesaikan seluruh pekerjaannya."Benda milikku berfungsi apa tidak, tidak ada hubungannya denganmu. Aku sangat menjaganya agar tidak sembarangan terbang ke sangkar orang lain. Tidak sepertimu, aku suka kebersihan, jadi tidak ingin sembarangan membiarkannya pergi berpetualang. Aku pulang .... Otakmu sudah tidak bisa diajak bicara lagi."Perkataan Brandon Yu membungkam Rayyan Wang suka berganti-ganti pasangan. Akan tetapi, dia berlagak bodoh untuk mempertahankan citra dirinya.Brandon Yu menyesap minuman di depannya, kemudian beranjak berdiri meninggalkan ruangan pribadi, menyisahkan Rayyan Wang sendiri di dalamnya.Beberapa saat kemudian, Rayyan Wang bangkit berdiri, meninggalkan ruangan pribadi. Dia kembali ke
Ide Elena Zhang sangat brilian. Bahkan, dia tidak terpikirkan hal seperti itu. Dia kira Elena Zhang belum mengajukan perceraian untuk memberi Rayyan Wang kesempatan. Tidak tahunya, Elena Zhang mau memberikan pelajaran kepada Rayyan Wang.Ide ini patut untuk dicoba! Dia juga penasaran bagaimana Rayyan Wang kewalahan sendiri untuk mendapatkan tanda tangan Elena Zhang untuk proses persetujuan perceraian."Sayangku, kau sangat jenius! Bagaimana bisa kau terlihat sangat keren seperti ini? Aku ingin memciummu!" Leony Fu sangat bersemangat seolah kejatuhan bintang dari langit. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya bersiap-siap mencium Elena Zhang. Elena Zhang dengan cepat mengangkat tangannya meletakkan jari telunjuknya di kening Leony Fu. "Menjauhlah dariku! Aku masih menyukai pria."Mendapatkan penolakan membuat Leony Fu tidak senang. Dia menekuk wajahnya hingga muncul guratan tipis di keningnya."Menyebalkan!" Leony mendengus kesal. Dia mengatur posisi duduknya; duduk bersila dengan tanga