Share

Bidadari Pulau Ular - 13

“Tapak saketi, heaaa !!!”

Wika melompat dengan tapak saketinya kearah Patih Ranggalawu.

“Tinju Gledek, yeaaahhh !!!”

Patih Ranggalawu tak mau kalah, Tinju Gledek yang sudah terangkum segera melesat kedepan, menyongsong lawannya, hingga ;

Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr ! Dhuarr !

Blleeggaaarrr !!!

Ledakan-ledakan kecil terjadi disekitar pertemuan kedua pukulan dahsyat itu disusul dengan satu ledakan keras yang membuat sosok Patih Ranggalawu dan Wika sama-sama terlempar keras kebelakang. Kedua-duanya tampak sama-sama terguling-guling hingga akhirnya terkapar.

Patih Ranggalawu terlihat memegangi dadanya yang terasa nyeri. “Huakkk !!!” Patih Ranggalawu memuntahkan darah kental kehitaman dari mulutnya, hal ini memandakan luka dalam yang tidak ringan.

Sementara itu didepan, sosok Wikapun tak kalah parahnya, caping bambu yang dikenakannya terlepas entah kemana hingga kini terlihat wajahnya sudah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status