Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 33: Bram Tidak Percaya
"Itu 'kan Meli, Mbak," ucap Dion sambil menyetir mobil yang dia kemudikan.
"Mana?" tanya Santi.
Sesekali Meli mengusap peluh di keningnya. Keringatnya menganak sungai tiada henti. Burung-burung mulai kembali ke sarngnya.
"Bisa juga mereka jadi gembel. Disaat mereka lagi di atas, nggak ingat kalau kehidupan ini laksana roda pedati. Kadang di atas, terkadang di bawah."
Santi mengukir senyum, tidak perlu marah-marah atau menjambak rambutnya atau adu jotos untuk membalas semua perbuatannya. Alam takambang yang memberi pelajaran kepada Aryo dan Meli.
"Tolong mutar arah dan berhenti di depan mereka. Aku mau memastikan kenapa mereka berdua ada di tepi jalan raya di saat senja ingin pamit."_
"Baik, Mbak!"
Dion melajukan mobil yang dia setir putar arah. Kendaraan lain membuat dirinya susah untuk mengakses jalan putar arah.
"Mas!
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliAryo ditabrak sepeda motor yang melaju kencang.Pemilik warung dan massa pada diam mematung. Tragedi yang terjadi seperti mimpi. Darah segar mengalir dari kepala Aryo."Mas Aryo ...!" teriak Meli dari seberang jalan.Meli beranjak dari tempat duduknya. Dia ingin menyusul suaminya yang sudah terkapar di atas aspal."Kenapa pada diam dan mematung? Cepat tolong dia!" ucap salah satu pria yang berbaju biru muda.Tidak ada satu orang pun yang bergerak. Semua pada saling adu pandang. Takut dituduh membunuh."Meli ... Kamu kenapa? Terus Mas Aryo mana?" tanya Santi.Santi baru saja membuka jendela kaca mobil. Ia melepas seat belt lalu membuka pintu. Perlahan ia melangkah menghampiri Meli."Mas Aryo ...," jawab Meli.Dia tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Dia hanya menunjuk ke ujung sana. Santi mengarahk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliMau tidak mau, Santi terpaksa mengambil keputusan."Mohon maaf, bapak-bapak. Boleh aku minta tolong. Bantu aku mengendong Meli masuk ke dalam mobil?"Santi terpaksa minta tolong kepada orang yang ada di sekitar. Satu sama lain saling adu pandang. Sudah dua menit tidak ada sama sekali yang mau menghiraukan perkataan Santi."Terima kasih, kalau begitu."Tidak ada satu orang pun yang mau membantu Santi. Ia terpaksa memapah Meli masuk ke dalam mobil dengan sekuat tenaga.****Aryo sudah di dorong perawat dan suster menggunakan brangkar."Santi ... Aku sangat mencintaimu."Seketika hati Meli remuk dan hancur. Jiwanya nelangsa. Pria yang sudah singgah dalam hidupnya masih saja mengingat Santi. Padahal Santi sudah menggugat cerai.
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada Meli"Apa aku nggak salah dengar. Tugas suami adalah memberi nafkah kepada seorang istri. Wajar dong dia kerja keras demi membiayai biaya hidupku. Wajar dong dia mencurahkan kasih sayang kepadaku. Pada saat itu aku itu istrinya. Paham!"Santi mulai tersulut emosi mendengar penuturan Meli."Kamu sudah jatuh miskin, masih saja sombong!" ledek Santi.Suasana hening seketika."Bagaimana? Siapakah yang bertanggung jawaban atas pasien ini?" tanya dokter kembali."Dia," jawab Santi dan Meli serentak.Meli dan Santi saling tuduh menuduh satu sama lain. Tidak ada yang mau mengambil risiko.'Nggak ada gunanya berdebat dengan wanita jalang ini. Alangkah baiknya aku angkat kaki dari sini untuk mencari aman.'Santi berjalan melangkah perlahan. Ia tidak peduli dengan dokter dan Meli. Dion mengikuti Santi di belakang.'Sial! Kemana aku men
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliDokter melangkah masuk ke dalam ruang ICU. Proses operasi dilakukan oleh dokter dan perawat. Sementara Mi cemas dan khawatir dapat dimana biaya berobat suaminya.'Apa aku minta tolong kepada Mbak Ayu saja atau ke umak?' tanya Meli dalam hati.****Sudah satu jam lebih, dokter dan perawat bekerja di dalam ruangan ICU. Belum ada juga kabar atau informasi perkembangan Aryo."Ya Allah! Kenapa lama sekali. Sudah ada satu jam lebih, belum ada kabar."Meli mulai cemas dan panik. Otaknya sepertinya mumet dan sudah tidak sanggup lagi berpikir. Dia serba salah, mau ke kamar mandi saja buang air kecil dia tahan agar tidak ketinggalan informasi. Dia takut, kalau pergi ke toilet, dokter atau perawat keluar tidak ada sama sekali dirinya menunggu."Ah! Berarti hidup sendir
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliMeli sesak, bola matanya berair. Perawat dan suster terus mendorong brangkar. Aryo masih menatap Meli ke arah belakang dalam posisi terbaring di atas brangkar."Tidak mungkin, Mas! Pasti halusinasi kamu saja itu," sungut Meli.Tiba-tiba, Meli merasa terperangah mendengar perkataan Aryo. Dia menapaki lorong rumah sakit dengan perlahan."Tuhan! Kenapa cobaan datangnya selalu bertubi-tubi? Aku sudah tidak sanggup lagi menjalani hidup jikalau seperti ini setiap hari," keluh Meli sambil menahan sesak di dada.Meli merasa hancur dan tidak ada gairah hidup. Setitik cahaya tidak ada yang menerangi hatinya membuat jiwanya nelangsa. Bagaimana tidak hancur? Rahimnya telah tiada, rumahnya tinggal puing-puing, uang tabungannya lenyap sekejap."Bu ... Kenapa masih diam dan berdiri di sini?" tanya perawat dengan nada takut.Meli menatap ke a
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 35: Rela Mengemis Demi Perut Sejengkal"Pesan apa yang hendak mau di sampaikan? Terus pesan itu disampaikan kepada siapa? Jangan buat aku bingung seperti ini, Mas!" sungut Meli.Meli tidak bisa mengontrol emosinya. Beban di pundaknya terasa amat berat. Andai kata waktu bisa diputar kembali. Dia tidak mau dewasa penuh dengan drama. Kalau masa kecil tidak ada yang dipikirkan."Ti-tidak ada," balas Aryo.Aryo tidak sanggup mengatakan yang sejujurnya. Sebenarnya dia ingin menyuruh Aryo ke rumah Santi. Agar istrinya datang ke rumah sakit untuk membesuknya."Tadi kamu mau menyampaikan pesan, terus kenapa tidak jadi?" desis Meli.Terukir kecewa di raut wajahnya. Tidak biasanya Aryo menggantung pembicaraannya seperti ini."Ya sudah jika kamu tidak mau. Aku mau ke rumah Santi sekarang."Meli kecewa sehingga dia tidak berkata sopan lagi kepada suaminya."Nnga-n
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 35: Rela Mengemis Demi Perut Sejengkal "Kamu harus percaya diri demi perut sejengkal, Meli!" ucap Meli mendukung dirinya sendiri. Seketika Meli ciut dan tidak berani. Di ujung lorong sana ada wajah yang tidak asing baginya. 'Waduh! Bisa gawat kalau dia mengenaliku kalau aku mengemis di rumah sakit ini. Atau apakah aku minta tolong minjam uang kepada dirinya?' ucap Meli dalam hati sambil melangkah pelan. Meli mencoba menepiskan rasa malu dan tidak berani. Namun, tidak bisa juga hilang dari dalam dirinya. "Sudah ah! Nggak usah mengamen di sini." Meli meneruskan langkah kakinya. Pada saat melintas tepat di depan perempatan lorong ternyata dugaannya benar. Namun, dia tidak berani menatap wajah orang itu. Dia malu, karen kawan satu kantornya ketika bekerja dengan Aryo. Wanita itu sudah berusaha menasihati Meli. Namun, Meli tidak mau mendengarkan nasihat
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 35: Rela Mengemis Demi Perut SejengkalMeli menghela napas. Tanpa sadar, dia mengejar Rinda. Dia sangat membutuhkan uang pemberian kawan kerjanya itu. Rasa gengsi dan malu dia tepiskan seketika."Bu Rinda!" panggil Meli.Meli menunduk dan masih malu.'Siapa yang memanggil diriku?' tanya Rinda dalam hati.Rinda memutar balik badannya mengarahkan asal suara itu. Seketika dia heran, kenapa Meli mengejar dirinya."Bu Meli. Ada yang bisa aku bantu?" tanya Rinda.Rinda mengukir senyum, otaknya memikirkan sesuatu untuk mempermalukan Meli."Maaf kalau aku sudah menolak kebaikan ibu kepadaku. Setelah aku pikir-pikir kembali, aku sangat membutuhkan bantuan ibu. Bo-boleh kah aku meminta kembali uang yang tiga ratus ribu itu. Aku mau ke rumah Bu Santi."Rinda tertawa keceplosan, misinya berhasil."Oh iya, kalau kamu mau dan butuh uang