Selamat Hari Raya Idul Fitri semuanya!! Semoga sehat selalu.
"Kak," panggil Kyra ketika mereka sedang makan malam bersama. Kyra yang memasak, karena sudah lama dia tidak memasak untuk Raka sejak ia hamil. "Kakak nggak curiga sama Arum?""Hm?" Raka berhenti mengunyah sesaat untuk menatap Kyra, seakan ia mencoba memahami apa yang Kyra pikirkan. "Kenapa? Apa ada hal yang dia lakukan yang nggak kamu suka?"Kyra menggeleng. "Malah, berkat dia kondisiku stabil. Aku nggak gitu kelelahan, apalagi dia bisa bekerja dengan baik untuk urusan perusahaan. Dia juga mencari informasi yang aku butuhkan dengan baik. Aku bisa istirahat lebih banyak, kecuali untuk urusan tugas akhir," ungkap Kyra. "Tapi, semua terlalu... um, apa, ya? Kalau dibilang mencurigakan, nggak juga. Tapi, entah kenapa rasanya nggak pas aja, gitu." Ia menarik punggungnya untuk bersandar, melipat kedua tangan menyilang di depan perut, lalu mendongak menatap langit-langit.Raka meletakkan alat makannya, padahal ia pun belum menghabiskan makanannya. Ia menatap Kyra dengan serius. "Hal apa aja
Kyra tidak salah saat dia merasa bahwa dirinya menjadi lebih sensitif. Dia benar-benar menjadi lebih sensitif, padahal sudah memasuki 5 bulan sekarang. Ia sensitif bau, cahaya, suara, bahkan perasaannya menjadi sangat sensitif sekarang. Terutama, jika berhubungan dengan Raka.Memang, akhir-akhir ini Raka lebih sibuk, sehingga Kyra lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah. Ia kerap melamun dan menangis karena merindukan Raka. Padahal, selama ini ia hidup mandiri dan memang tidak mendapatkan perhatian dari Pratama dan Nirmala. Ia berpikir, perasaannya seperti ini karena sudah terbiasa dengan perhatian yang Raka berikan. Ia menjadi ketergantungan.Hari ini, akhirnya Raka tidak perlu pergi ke Jakarta atau pergi mengurus urusan perusahaan. Kyra juga tidak ada kegiatan di perusahaan akhir pekan ini. Jadi, ia bermaksud untuk mengajak Raka untuk menghabiskan waktu berdua saja dengannya di rumah, jauh dari pekerjaan, jauh dari urusan lainnya. Kyra merasa kesepian akhir-akhir ini, wal
Arum bilang, hari ini dia tidak bisa pergi bekerja karena alasan sakit. Meski Kyra selalu curiga padanya sejak tahu bagaimana sikapnya yang kegatalan pada Raka itu, tapi Kyra masih memiliki belas kasih dan masih membutuhkan bantuannya. Apalagi, sejak kemarin Arum memang terlihat kurang sehat. Jadi, Kyra menyuruhnya beristirahat 2-3 hari ini. Toh, kondisi Kyra akhir-akhir ini sangat baik dan stabil.Memasuki kehamilannya 6 bulan, Kyra memang merasa tubuhnya lebih berat dengan penambahan berat badan, belum lagi harus membawa perut besarnya kemana-mana. Ia pun mulai kesulitan memakai baju-bajunya yang dulu, hingga ia harus membeli baju besar atau baju hamil, pun dengan celananya. Bahkan, kini ia lebih nyaman menggunakan rok selutut atau setengah betis. Style-nya masih seperti anak muda, tapi tentu saja ia adalah perempuan hamil sekarang."Mana Arum?" tanya Jess ketika mereka baru saja keluar kelas dan hendak pergi ke parkiran."Sakit. Dari kemaren udah kelihatan nggak sehat. Kayaknya kec
Raka kalang kabut, entah sudah keberapa kalinya, dan itu karena Kyra. Bukan karena ia takut Kyra membencinya dan meminta bercerai dengannya setelah apa yang terjadi tiga hari lalu, tapi karena ia takut Kyra tidak akan bangun lagi dan memilih untuk berhenti, meninggalkannya sendirian, membawa anak mereka pergi. Raka takut jika dirinya sudah menyakiti Kyra, meski ia percaya bukan dirinya yang bersalah.Sore itu, Raka pulang dari membantu Vino mengurus acara pesta kelulusan untuk angkatan mereka. Lelah, apalagi Raka habis dari Jakarta untuk mengurus perusahaan. Jadi, ia pun memilih untuk merebahkan badan di ruang tamu. Salahnya, ia tidak mengunci pintu, karena ia ingin Kyra bisa langsung masuk. Sungguh, Raka tidak berpikir bahwa Arum akan datang, padahal Kyra sudah memberitahunya bahwa Arum sakit hingga tidak bisa bekerja hari itu.Sore itu ia tertidur terlalu lelap, sampai ia tak sadar pintu terbuka dan Arum masuk untuk mendekatinya. Raka sadar karena seruan Kyra. Ia tak percaya bahwa A
Kondisi Kyra memang buruk, tapi tidak seburuk yang ia khawatirkan. Nyatanya, memang kerja jantungnya yang lemah semakin melemah. Namun, kali ini ia kembali berhasil melewati masa kritisnya. Nyatanya, Tuhan masih menyuruhnya untuk berjuang hidup sekali lagi, karena masih ada masalah yang harus ia selesaikan.Setelah seminggu dirawat, akhirnya ia diperbolehkan pulang. Tentu saja, Raka tidak berniat untuk meninggalkan Kyra selama tiga pertama setelah Kyra keluar dari rumah sakit. Ia sudah menjelaskan masalahnya pada Angga, dan ayah mertuanya itu mengerti. Namun, penyebab utama permasalahan rumah tangga mereka tetap dirahasiakan dari kedua orang tuanya maupun kedua mertuanya.Sudah dua minggu semenjak Kyra keluar dari rumah sakit dan ia tak lagi mendengar kabar tentang Arum. Hari ini, ia baru saja pulang dari pemeriksaan rutin kandungannya dan jantungnya. Tentu saja, kali ini Raka menemaninya. Semenjak kejadian Arum, Kyra sadar bahwa Raka tidak mau menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari
"Kamu jadi istri, kok, nggak bisa jaga suaminya? Bisa-bisanya kamu ngebiarin Raka begituan sama cewek lain yang bahkan itu adalah asisten pribadi kamu," kata Nirmala dengan sinis. "Kamu juga, Raka. BIsa-bisanya kamu kayak gitu ke cewek lain, padahal istri kamu lagi hamil. Kalian, 'kan, masih bisa berhubungan. Jangan laper mata. Tahan nafsu.""Kenapa Mbak jadi marahin anak saya?" sanggah Tika.Kini, Kyra dan Raka duduk bersebelahan di ruang tengah rumah minimalisnya. Ada Nirmala dan Tika, juga Pratama dan Angga. Baru sehari semenjak kedatangan Arum dengan test-pack dia yang menunjukkan hasil positif, ternyata kabar itu sudah sampai ke telinga kedua orang tua mereka. Bahkan, media massa sudah mulai menyebarkan kabar tersebut dengan sangat heboh. Namun, hal ini sudah masuk dalam perhitungannya."Ini benar-benar memalukan nama keluarga," ujar Pratama. "Kyra, bagaimana kamu menghadapi ini? Kamu bisa ditendang sama jajaran direksi karena kasus ini. Posisi kamu benar-benar ada di ujung tandu
Seperti yang Kyra duga, Arum tidak akan berani membawa kasus ini ke meja hijau. Padahal, Kyra sudah mempersiapkan semua hal untuk menghadapi persidangan itu. Alih-alih menyelesaikan masalah secara profesional, Kyra malah mendapatkan surat undangan dari Lillyana. Kyra tahu bahwa ini akan menjadi jebakan kedua untuknya. Jadi, ia sudah siap."Kamu yakin, Kyra?" tanya Raka cemas.Kyra mengangguk dan mencium bibir Raka singkat. "Kakak tunggu sini. Kalau dalam 1 jam aku nggak balik, Kakak boleh masuk. Kalau Kakak juga ngelihat ada kejadian yang nggak bagus, Kakak boleh panggil bantuan. Tapi, ini urusan antar perempuan. Jadi, aku akan menyelesaikannya sesuai kemauan mereka."Raka menatapnya lama. "Hati-hati.""Ada gue, tenang aja," kata Jess dengan mantap. Walaupun mungkin dia tidak bisa berbuat banyak, tapi dengan sifat Jess yang blak-blakan dan teliti dalam memahami situasi, dia akan menjadi pendukung untuk Kyra."Tampol aja wajahnya Lillyana kalau dia macem-macem," sahut Vino. Dia bertuga
Tentu saja Kyra memaafkan perbuatan Lillyana dan Arum yang mencoba merusak rumah tangganya dan Raka, tapi tentu saja dia tidak akan memaafkan begiu saja tanpa mengungkapkan kebenaran. Bukan tentang kebenaran atas perbuatan mereka, tapi juga segala skandal yang dilakukan oleh Lillyana dan Aphrodite's Company pada banyak orang.Kesempatan ini tentunya Kyra gunakan untuk membuat jajaran direksi Mahesa Group takut dan mempertimbangkannya dengan serius, juga menakut-nakuti Hisyam bahwa dirinya tidak bisa diremehkan. Tentu saja, kini Kyra sudah menunjukkan dirinya secara terang-terangan tentang perannya dalam perusahaan Mahesa Group selama ini.Hanya dalam waktu kurang dari dua minggu, skandal Raka dengan Arum terhapuskan. Posisi Kyra sebagai calon penerus Mahesa Group semakin mendapatkan perhatian. Seperti sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Meski sebagian tidak ada dalam rencana Kyra, tapi garis akhir perjuangannya semakin terlihat.Saat ini, ia dan Raka sedang menikmati hari-hari y