Share

Bab 29

LEBIH BAIK KITA BERPISAH 29

Pesta telah usai, tapi di luar rumah, masih riuh oleh suara keluarga dan sepupuku yang masih menetap, membantu Mama membereskan rumah seadanya. Di antara mereka, ada Ulfa dan dua sepupuku yang lain. Suara mereka nyaring, lalu lalang di depan pintu kamar seakan sengaja agar suara mereka terdengar olehku.

"Harusnya kita terima tawaran Mama untuk buat kamar pengantin di hotel saja." keluhku.

Aku menggigit bibir, tak enak hati rasanya. Biru mungkin merasa terganggu, tapi dia malah tertawa.

"Kenapa memangnya? Aku betah kok di rumahmu ini. Aku senang dengan keakraban dan keseruan para sepupumu. Lagi pula, besok kita sudah berangkat ke puncak."

"Hemm…"

Biru ikut duduk disisiku. Dia baru saja keluar dari kamar mandi, bergantian denganku. Aroma sabunnya yang segar menerpa penciuman saat lengan kami bersentuhan. Tiba-tiba saja aku gemetar merasakannya, lalu menyadari bahwa dia kini adalah suamiku.

"Tanganmu pucat, dan dingin."

Biru meraih tanganku.

"Diluar masih rama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status