Klinik Praktek Ahli Psikologis
“Jadi , apa yang menjadi keluhan ibu?” dokter psikolog memulai proses mediasi dengan bertanya keluhan Mikaela. Dia hanya bersama sang dokter disini sedangkan Marcel menunggu diluar.
“3 tahun yang lalu, aku ingin membatalkan perjodohan dengan seorang pria. Tapi, aku menemuinya di waktu yang salah. Dia sedang mabuk karena patah hati dan dia mengira aku kekasihnya. Dia…tanpa sadar melakukan hal yang tidak pantas padaku. Semenjak itu, aku berusaha melupakannya. Tapi tidak bisa! Aku selalu merasa menjadi wanita yang rendah karena tidak bisa membela diriku sendiri. Bayang-bayang kejadian itu terus menghantuiku setiap malam dan aku meredakannya dengan obat tidur. Tapi, semenjak aku tahu bahwa aku hamil anaknya, semua kejadian itu seperti video yang terus berulang dikepalaku. Aku pun menambah dosisnya dan juga meminum obat penenang,” Mikaela menjelaskan keseluruhan keluhannya kepada sang dokter.“Anda menimum obat penenang ketika hamil? BagaimanaAku tidak mencintainya, tetapi aku tidak suka melihatnya bersama orang lain - Marcel to Mikaela 2k21
Mansion Keluarga Buana“Kami pulang!” Marcel menyapa orang-orang didalam rumah.“Nenek!!! Tadikan, tami tadi main kuda-kuda, putal-putal, cama mobil-mobil! Papa juga tadi beli esklim.” cerita Selena saat bertemu neneknya, Ribka.“Beneran? Seru banget!” Ribka ikut senang dengan Selena yang bercerita dengan sangat bahagia. Ribka menatap Marcel dan Mikaela bergantian dengan bahagia.“Kalau beginikan, semuanya senang. Kalian bisa memulai semuanya dari awal. Lihat hal-hal baik dalam diri pasangan kalian dan jangan egois. Lama-lama kalian akan saling membutuhkan dan cinta akan hadir diantara kalian.” ucap Ribka dengan senang.“Iya, bu. Saya juga sudah lelah mau istirahat.” Mikaela undur diri dan pergi ke kamarnya untuk mandi dan istirahat.“Nenek! Malam ini matan apa?” tanya Selena pada Ribka.“Eumm… kita buat kesukaan Selena yuk!” ajak Ribka dan mengajak Selena ke dapur. Marcel cukup senang karena melihat Selena bahagia hari ini. Dia pun berjalan menuju kamarnya untu
Paginya seperti biasa, keluarga Buana bersiap dan berkumpul di meja makan untuk sarapan. Mikaela menyuapi Selena dengan cekatan dan anehnya dia terlihat rapi di hari Minggu pagi. Biasanya Mikaela hanya akan menggunakan baju santai di hari Minggu.“Mikaela, kamu mau kemana? Ini hari Minggu kalau kamu lupa.” Ribka mengingatkan siapa tahu Mikaela berpikir ini hari kerja.“Enggak kok ma, aku mau ibadah.” jawab Mikaela membuat semua orang disitu tersedak karena shock.“Tumben?” sahut Elmand. Bukan tanpa alasan sih mereka shock, soalnya di rumah ini yang rajin ibadah adalah Ribka itupun sekali sebulan, dulu Marcel juga rajin sih walaupun cuma menemani ibunya. Kalau Elmand, lebih sibuk dengan hal duniawi. Bisa dibilang agama KTP aja, dan Michael sama saja dengan ayahnya. Mikaela sih, setiap Minggu paling main sama Selena atau kerumah ayahnya. Kalau pun keluar, dia bakalan bilang pergi sama teman-temannya.“Emm… terkadang saat kita di titik terbawah, disitulah kita mengingat Tuh
Mikaela dan Willy pun selesai berbincang. Dan mereka pun berpisah, maksudnya Mikaela pulang bersama Marcel. Mikaela merasa perbincangannya dengan Willy semakin menambah kepercayaan dirinya untuk menjalankan harinya untuk kedepan.‘Intinya jangan pesimis dan mulai saja. Apapun akhirnya, biar waktu yang menjawab.’ Mikaela bertekad dalam hati agar dia tidak bersedih lagi. Dia tidak akan ambil pusing tentang Marcel. Dia hanya perlu menjalankan apa yang seharusnya.Sepulangnya Mikaela dan Marcel, Willy masih diam di mobilnya sambil merenungkan sesuatu. Sebenarnya, Willy yang hangat dan baik hati tidak seperti apa yang terlihat. Willy adalah orang yang paling pandai menyembunyikan perasaannya dan menebak ekspresi seseorang. Sejujurnya, perkataan yang diucapkannya kepada Mikaela tadi bukan dari hatinya. Tapi itulah yang harus dia katakan. Dia hanya tidak ingin wanita yang dicintainya itu sedih mengetahui kesedihannya karena cintanya harus bersama orang lain.“Cassie, a
Pagi ini seluruh anggota keluarga Buana sudah sibuk dan langsung pergi ke tempat kerja masing-masing setelah sarapan. Tapi perbedaannya, hari ini Ribka berinisiatif untuk menjaga Selena. Ini baru pertama kalinya, karena biasanya Ribka pergi dengan teman-teman sosialitanya. Tapi, keluarga besar ini memutuskan untuk membuat perubahan demi kebahagiaan kedepannya. Setidaknya, itu yang direncanakan Elmand dan Ribka. Tapi berbeda dengan yang lainnya. Mereka punya rencana masing-masing demi kebahagiaan mereka sendiri. Hanya takdirlah yang akan membawa mereka ke jalan yang seharusnya. Perusahaan BuanaMarcel baru saja mengantarkan Mikaela ke kampus dan sekarang dia sudah sampai di Perusahaan keluarganya. Begitu masuk, semua karyawan seperti biasa membungkuk hormat padanya. Marcel cukup senang hari ini karena bisa bekerja bersama dengan adiknya, Michael. Dia pun mendatangai ruang General Manager untuk memberi pelatihan kepada adiknya. Bagaimanapun, posisi itu pernah di
Mansion Keluarga BuanaHari ini semua anggota keluarga Buana sudah pulang dari tempat bekerja mereka masing-masing. Setelah bersih-bersih, seperti biasa mereka berkumpul di meja makan. Meskipun Mikaela berada disitu, tapi pikirannya masih berkecimpung di tempat lain. Wanita itu masih memikirkan soal William yang sepertinya menyembunyikan sesuatu darinya.‘Willy tidak pernah menyimpan rahasia apapun dariku. Tapi hal apa itu sampai dia gak mau kasih tau aku?’ pikir Mikaela sambil mengunyah makanannya pelan. Sedangkan, Marcel masih asik menyuapi Selena tanpa memerhatikan Mikaela sama sekali. Entah kenapa, pria itu seakan enggan menatap Mikaela semenjak kejadian tadi siang di kantor dengan Michelle.“Hari ini, aku sudah bisa mengerti banyak hal di kantor, kak. Aku harap kedepannya semua akan berjalan sesuai ekspetasiku.” Michael berujar kepada Marcel soal pekerjaan di kantor.“Baguslah, semoga kamu bisa bekerja dengan baik dan membuktikan bahwa kamu adalah putra Keluar
Universitas Esa Unggul“Wil, menurut kamu gimana cara cepat move on?” tanya Mikaela kepada Willy sembari mereka makan siang di cafetaria kampus.“Move on? Dari siapa? Dari aku? Mungkin tidak bisa.” jawab Willy dengan tidak serius sengaja mengisengi Mikaela.“Oh ayolah! Bukannya kemarin kamu bilang supaya aku mengesampingkan egoku, hm? Aku harus move on supaya pernikahanku bisa berlanjut.” kesal Mikaela karena Willy mengisenginya tadi.“I’m sorry, dear! Sebenarnya, tidak perlu memaksakan diri untuk move on. Cinta bisa datang karena biasa. Meskipun kamu masih punya perasaan ke aku, tetapi kamu lebih membutuhkan suamimu, Marcel daripada aku. Dan aku juga tidak akan hadir sebagai orang ketiga yang mencoba merusak rumah tangga kalian. Aku akan berusaha sebisa mungkin membantu kalian untuk tetap bersama dan memastikanmu bahagia.” jelas Willy menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengganggu rumah tangga Mikaela.“Really? Begitu ya, not bad! Meskipun aku sudah menikah, perasaan
Mereka pun berkumpul di meja makan, Mikaela tengah sibuk menyuapi putrinya setelah menyelesaikan makannya. Sedangkan Michael dan Michelle terlihat seperti pasangan muda yang tengah kasmaran. Michelle menyiapkan makanan Michael, lalu dibalas dengan Michael yang menyuapi Michelle dengan romantic.“Michael, disini ada orang tua.” tegur Elmand membuat Michael tersenyum malu-malu.“Pa, lagipula gak bakal ada yang larang kok kalau papa dan mama suap-suapan. Iya gak, kak?” balas Michael membuat Elmand dan Ribka saling menatap dan menggeleng.“Orang tua biasanya selalu malu.” sambung Michelle dengan senyumannya. Dia diam-diam memerhatikan Marcel yang sama sekali tidak memakan makanannya. Michael tak sempat memerhatikan kakaknya karena sibuk dengan Michelle. Tentu saja, Marcel sedang termenung akan kesedihannya melihat Michael dan Michelle saat ini.“Marcel, kenapa nasimu masih utuh, nak?” tegur Ribka baru melihat Marcel yang sama sekali belum makan.“Dari tadi dia memerhatika
Tanpa terasa waktu terus berputar. Keadaan di dalam mansion keluarga Buana kini kelihatan normal. Dan kini adalah akhir pekan, Elmand dan Ribka memutuskan untuk pergi ke Paris untuk berlibur. Mereka pergi selama 2 Minggu, katanya untuk merayakan Ukang tahun pernikahan mereke yang ke-30 tahun.“ Menyenangkan ya kak, papa dan mama pergi sesuka hati mereka sekarang. Mereka santai saja karena ada kakak yang memegang kendali perusahaan saat ini. Umur pernikahan mereka panjang juga.” ucap Michael mengagumi pernikahan kedua orang tua mereka. Kini kedua putra Buana itu sedang duduk santai di ruang tengah.“Ya, begitulah. Ada masanya dimana orang tua harus memberikan tanggung jawab mereka kepada anaknya lalu menikmati masa tua mereka. Saat ini, waktunya bagi kita untuk menunjukkan bakti kepada mereka.” jawab Marcel pada adiknya. Tiba- tiba Selena datang menghampiri Marcel sambil memeluknya.“Papa! Tita te lumah opah yukk!!” ajak Selena pada Marcel. Pria it