Renggana yang menyadari jika Candra sudah serius dan bersiap untuk mengakhiri pertandingan dengan cepat, langsung membuatnya memusatkan tenaga dalamnya, sebelum melepaskannya, hingga menjadi selubung pelindung berwarna emas. Alhasil, tusukan pedang dari Candra hanya membentur selubung emas itu dan melemparkan Candra jauh ke belakang. "Akhhh ... Luar biasa, jadi inikah selubung emas itu." Candra melemparkan pujiannya, sembari mengatur nafas dan menetralkan rasa sakit di dadanya. Bukan hanya Candra yang memuji selubung emas milik Renggana, akan tetapi semua penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan, turut melemparkan pujiannya. "Aku merasa sangat beruntung bisa menyaksikan bagaimana hebatnya kemampuan perlindungan dari Selubung Emas itu ... " "Luar biasa, ini momentum yang sangat langkah." Sementara itu, di atas arena Renggana tersenyum tipis. Dia tentu merasa beruntung, karena memiliki selubung emas sebagai pertahanan tubuhnya. "Hampir saja, jika sedikit saja aku terlambat
Di luar dugaan semua orang, Sando langsung mengayunkan tongkatnya ke arah Abinawa, hingga menghantam tubuhnya dan melemparkan tubuh Lanting Damar jauh ke belakang."Akhhh ... " Abinawa memegangi dadanya yang terasa nyeri akibat hantaman tongkat milik Sando."Jadi begitu ya, dia sengaja mengorbankan tangannya untuk menyerang balik dan membuat dirinya keluar dari tekanan." Lanjut Abinawa.Abinawa menarik nafas panjang, sebelum melesat dengan cepat ke arah Sando. Bersamaan dengan itu pula, Abinawa kembali mengayunkan pedangnya menggempur Sando.Sando benar-benar di buat terkejut, karena kecepatan dari Abinawa mengatur nafas dan tenaga dalamnya, hingga mampu kembali menyerang balik dengan cepat."Kau?! Bagiamana bisa mengatur ulang tenaga dalammu dengan begitu cepat." Kata Sando dengan wajah yang penuh tanda tanya dan keterkejutan."Setiap orang memiliki teknik dan jurus pamungkasnya sendiri, jadi mungkin inilah kelebihanku." Jawab Abinawa."Dewa Bermain Pedang"Abinawa langsung menggunak
Setelah berhasil mengalahkan Sando si pria besar, Abinawa langsung berpindah tempat dengan cepat, karena matanya menemukan salah satu rekannya berada di posisi berbahaya.Sleshhhh!!!Trinh!!!Bammm!!!Pedang milik Abinawa dengan cepat menangkis tebasan sabit itu, hanya beberapa senti dari batang leher Batari Ambar."Tapak Samudera Hitam"Satu serangan tapak mendarat di bagian vital lawannya, hingga melemparkannya jauh ke belakang dan merasakan nyeri di bagian dadanya, bahkan sampai memuntahkan darah segar."Aku tidak bermaksud mengganggu pertarungan kalian, tetapi jika kau berniat membunuh maka aku tidak bisa tinggal diam." Kata Abinawa dengan pelan, tetapi di sertai dengan tenaga dalam, hingga membuat lawannya bergedik ngeri untuk beberapa saat.Bersamaan dengan itu pula, Wisnu Aji ikut bergerak untuk mencegah serang
"Dwi Pangga, aku tidak pernah menduga jika kau akan datang ke Sekte Naga Hitam."Dwi Pangga yang mendengar sambutan dari Ketua Sekte Naga Hitam hanya tersenyum tipis. Dia lantas mengambil posisi duduk di atas batu giok hijau yang memiliki manfaat memulihkan tenaga dalam seorang pendekar."Ketua, aku datang membawa pesan dari Ketua Arya Loka untuk dirimu." Dwi Pangga memberikan gulungan lontar kepada Gardapati, Ketua Sekte Naga Hitam."Pesan dari Arya Loka? Sepertinya sesuatu yang sangat penting, karena mengutus orang kepercayaan nomor satunya untuk mengantarkan lontar ini ... " Gardapati membuka gulungan itu dengan sedikit tertawa.Tidak lama bagi Gardapati untuk mengerti maksud dari isi pesan yang ada di dalam lontar itu. Gardapati membulatkan matanya ke arah Dwi Pangga seakan meminta penjelasan lebih lanjut."Apa kalian sudah gila? Rencana kalian ini bisa memicu perang be
Stadium tempat di adakannya Sayembara Pendekar Muda kembali bergemuruh dengan keras. Sorak-sorakan dan seruan dari para penonton saling bersahutan satu sama lainnya memenuhi stadium.Semua tentu sadar, jika pertandingan yang akan segera berlangsung akan menjadi salah satu pertandingan paling di nantikan di babak utama, di mana pertemuan antara Wikura dan Ayundia sebagai salah satu jenius terbaik aliran putih. Di tambah lagi, sosok Arga yang berada di pihak Wikura, serta Abinawa yang berada di pihak Ayundia."Ini akan menjadi pertandingan seru, aku ingin melihat sebatas mana kemampuannya yang di miliki oleh pemuda bernama Abinawa itu.""Haha, sepertinya keberuntungan si kuda hitam Abinawa akan berakhir karena harus berhadapan dengan Wikura ... Mustahil sekali jika dia mampu menang, bahkan Ayundia bukanlah tandingan bagi Wikura.""Jangan terlalu merendahkan, Ayundia bukan seorang diri, masih ada Gandas
Abinawa kembali mengatur kuda-kuda tarungnya. Dia menarik nafas panjang, berusaha cepat mengatur ulang tenaga dalam dan nafasnya."Aku harus lebih berhati-hati,""Tidak heran jika kau di sebut jenius terbaik, serta pengguna pedang handal di generasi ini ... "Wikura yang mendengar lontaran ucapan Abinawa, membuat dirinya tertawa dan tersenyum penuh kemenangan."Kau mengakui hal itu rupanya, aku akan memberimu pilihan antara menyerah baik-baik dengan tubuh yang tidak terluka serius atau kembali bertarung dengan resiko kekalahan dengan tubuh terluka serius ... " Wikura memberi pilihan kepada Abinawa dan percaya jika Abinawa akan memilih pilihan pertama.Abinawa terdiam untuk beberapa saat, sebelum tersenyum tipis."Menyerah? Jangan bercanda, aku lebih baik kalah dengan bertarung dari pada menyerah tanpa sebuah perlawanan. Aku bukan tipikal orang seperti itu." Abinawa menjawa
Seisi Stadium benar-benar di buat gempar saat melihat dua orang pendekar melakukan perubahan energi."Pertarungan dahsyat terjadi di babak utama, ini benar-benar berada di luar dugaan... ""Pendekar muda itu juga menguasai perubahan energi, ini akan membuat pertarungan semakin menarik.""Aku menyebutnya final yang kepagian, seorang jenius bela diri bertemu dengan pemuda yang penuh misteri.""Aku yakin setelah Sayembara Pendekar Muda ini, pendekar muda itu akan sangat di kenal di dunia persilatan berkat bakat hebatnya. Bahkan, mungkin salah satu sekte besar akan merekrut dirinya."Semua penonton mulai berkomentar dan memuji sosok Abinawa yang mampu melakukan perubahan energi. Selain itu, beberapa dari penonton mulai khawatir karena bertaruh besar atas nama Wikura.Bahkan kursi di podium kehormatan, para Sage dan pendekar pilih tanding lainnya langsung berdiri
Abinawa sadar jika saat ini dirinya sudah terlalu menarik perhatian banyak pendekar yang menyaksikan berlangsungnya Sayembara Pendekar Muda.'Aku harus segera menyelesaikan ini, jika terus berlama-lama, maka akan semakin membuatku menjadi pusat perhatian.' Abinawa bergumam di dalam hatinya menyadari dia sudah terlalu menarik perhatian.Abinawa kembali menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya. Dia melakukan kembali perubahan energi api dan menarik perhatian banyak pendekar yang ada di dalam stadium."Jurus Naga Langit: Menusuk Sukma"Pedang Abinawa memancarkan kilau cahaya terang, hingga membentuk sebuah pedang energi api yang besar melesat ke arah Wikura. Di waktu bersamaan sosok Abinawa juga berpindah tempat dengan cepat.Bammmm!!!!Tepat setelah pedang energi api itu menghantam Wikura. Sosok Abinawa kembali membuat serangan lainnya menggunakan pedangnya.