Wanda yang merasa yakin, jika Abinawa mampu menahan Asta. Maka Wanda langsung memusatkan konsentrasinya, dia mengambil posisi bersila dan mulai menutup mata dengan berlahan.Wanda jelas sedang melakukan meditasi, guna mengembalikan tenaga dalamnya dengan cepat. Tubuh Wanda dengan cepat di selimuti aura bening yang membentuk selubung di sekujur tubuh Wanda dan memancarkan aura yang kuat.Dalam sekejap, Wanda dapat merasakan tenaga dalamnya sudah kembali, meskipun tidak sepenuhnya."Ini sudah lebih dari cukup." Wanda membuka matanya dan melihat Abinawa masih terlibat jual beli serangan dengan Asta yang memiliki kemampuan jauh di atasnya."Mengerikan, meskipun dia kalah dalam segala hal tetapi dengan dia mampu menahan Asta, sudah menunjukkan seberapa hebat dirinya." Lanjut Wanda.Asta langsung melompat cepat masuk ke dalam pertarungan."Dia mungkin tidak mampu, tapi aku memiliki kemampuan yang berada di atas dirimu dan aku sangat percaya diri mampu merebut keris perak yang bukan hakmu i
Setelah pertarungan itu, Asta akhirnya berhasil di ringkus dan di tahan di penjara bawah tanah, serta keris perak sudah berada di tangan Wanda.Wanda juga langsung mengambil alih kepemimpinan dan memastikan semua hal dalam kendalinya dan tidak ada lagi lagi perpecahan di dalam kaum siluman yang akan menimbulkan masalah lainnya ke depannya."Aku sungguh berterima kasih kepadamu nak, karena berkat bantuan dan pertolonganmu kala itu aku dapat mengalahkan Asta." Ucap Wanda."Sudah hakikatnya kita sebagai mahkluk ciptaan tuhan untuk saling membantu paman." Jawab Abinawa.Wanda tidak ingin terlalu lama berbasa-basi, dia dengan segera memberikan Keris Perak itu kepada Abinawa. Dia jelas tidak ingin di kuasai ambisi dan nafsu sama seperti yang merasuki Asta."Ini terlalu berharga tuan, apakah tidak salah memberikannya kepadaku?" Tanya Abinawa.Wanda menggeleng pelan, "Keris Perak ini titipan dan kau adalah orang yang di tunggu oleh keris perak selama ini, karena tidak akan pernah ada manusia
Penawaran yang di berikan oleh Arga jelas sesuatu yang sangat mengejutkan. Dia tidak pernah berpikir jika Sekte Api dan Angin akan memberikan penawaran kepada dirinya untuk kembali dan menjadi bagian dari sekte itu.Abinawa yang mendapatkan tawaran tersebut jelas menolaknya. Dia jelas tidak pernah berniat kembali ke Sekte Api da Angin setelah di buang bak sebuah sampah."Kembalilah, karena aku tidak pernah sudi untuk kembali ke Sekte Api dan Angin." Ucap Abinawa."Nawa, aku harap kau memikirkan hal ini sekali lagi, karena dengan kemampuanmu sekarang, maka kau akan mendapatkan sumber daya yang besar dari sekte dan akan membuatmu berkembang dengan pesat ketimbang kau harus mengembara... " Jelas Arga yang masih mencoba membujuk Abinawa untuk kembali.Abinawa tetap pada pendiriannya, dia tidak akan kembali ke Sekte Api dan Angin, sekalipun mereka menjanjikan sumber daya yang berlimpah."Aku sudah nyaman sebagai seorang pengembara, aku juga mampu menjadi pendekar akibat sebuah pengembaraan
Stadium sudah kembali di penuhi oleh para pendekar dari berbagai kalangan. Mereka semua datang jelas ingin menyaksikan serunya pertandingan di partai semi final.Pertandingan pertama mempertemukan Ayundia dengan Batari Ambar. Ayundia yang sudah di prediksi sejak awal masuk semi final, jelas bukan menjadi kejutan bagi para penonton. Sementara keberhasilan Batari Ambar bertahan hingga babak semi final, tentu menjadi sebuah kejutan yang tidak pernah di prediksi oleh semua kalangan, di tambah lagi Batari Ambar berasal dari sekte kecil.Ayundia sudah berdiri di atas panggung arena dengan tegap dan pandangan yang tajam. Di punggungnya terselip dua pedang kecil yang menunjukkan jika Ayundia memiliki kemampuan berpedang.Semua penonton bersorak melihat sosok Ayundia, selain tampak gagah, kecantikan yang di miliki oleh Ayundia benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang Ayundia."Ayundia benar-benar luar biasa, aura yang di keluarkan dari tubuhnya benar-benar mengagumkan... " "Keca
Ayundia di buat terkejut saat serangannya tidak satupun yang mengenai tubuh Batari Ambar. Dia kali jelas memuji kepiawaian Batari Ambar dalam hal ilmu pedang."Dia sangat berbakat dalam ilmu pedang, sayang sekali dia tumbuh di sekte menengah, jika dia berada di sekte besar, aku yakin dia akan berkembang dengan pesat." Ucap Ayundia memuji kemampuan dari Batari Ambar.Ayundia terlihat mengambil nafas panjang, sebelum melesat cepat ke depan. Dia jelas ingin menguji sekuat apa kemampuan dari Batari Ambar, serta mengukur sebatas mana kemampuannya berkembang selama ini.Di saat yang bersamaan pula, Batari Ambar ikut bergerak ke depan. Pedang keduanya dengan cepat bertemu, Batari Ambar yang memiliki aliran pedang lembut jelas mampu mengimbangi permainan pedang agresif dari Ayundia.Dengan sangat cekatan, tidak satupun serangan Ayundia yang mengenai tubuhnya. Beberapa kali terlihat Batari Ambar mengubah kuda-kudanya dan merubah arah permainan pedangnya yang mampu menyudutkan Ayundia untuk beb
Terlemparnya Batari Ambar keluar arena Sayembara Pendekar Muda, serta menderita luka yang cukup serius, membuatnya di nyatakan gugur di babak semi final.Batari Ambar tersenyum puas, sekalipun dia kalah dan menderita luka yang cukup serius. Hal itu tentu di dasari oleh dirinya yang mampu memberikan perlawanan sengit kepada Ayundia, serta sudah menggunakan seluruh kemampuan terbaiknya dan menunjukkan jika dia yang berasal dari sekte kecil juga bisa menjadi pendekar hebat di masa depan nantinya.Sementara itu, para penonton bertepuk tangan dan bersorak dengan riuh. Mereka menyambut kemenangan Ayundia dan memberikannya apresiasi hebat kepada Batari Ambar karena mampu mengimbangi kemampuan dari Ayundia yang merupakan jenius aliran putih, serta di didik langsung oleh Sentika, Sage Pedang.Sementara itu, Lanting Damar langsung menghampiri Batari Ambar. Dia jelas khawatir dengan keselamatan dari Batari Ambar."Ambar, apakah kau baik-baik saja? Luka dalammu tidak begitu serius bukan? Yang aka
Setelah terlibat pertarungan yang sengit, keduanya akhirnya melompat mundur menjaga jarak."Sekte Halilintar benar-benar melahirkan bakat yang luar biasa pada dirimu Gandasena." Abinawa tidak sungkan melemparkan pujiannya.Gandasena tersenyum tipis, dia menyadari betul jika sejak awal Abinawa belum bertarung dengan serius."Kau terlalu memuji, dirimu jauh lebih berbakat dari diriku yang di besarkan di sekte besar." Gandasena berbalik memuji. Menit kemudian, Abinawa kembali melesat cepat ke arah Gandasena. Kali ini terlihat kecepatan meningkat dari sebelumnya.'Sepertinya dia mulai serius.' batin Gandasena.Gandasena mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya. Dia sadar jika Abinawa sudah serius, maka akan sangat beresiko jika dia lengah.Pertemuan dua pedang itu langsung menghasilkan gelombang kekuatan yang besar. Abinawa yang menitikberatkan pada kecepatan, mampu di imbangi dengan baik oleh Gandasena yang sejak awal mengandalkan power untuk membuat serangan balik, sehingga membuatnya ter
Setelah pertandingan selesai, Abinawa langsung berjalan cepat menuju meja taruhan. Dia jelas ingin mengambil hasil kemenangan dirinya.Laki-laki yang menunggu meja taruhan itu tersenyum tipis menyambut kedatangan dari Abinawa. Dia yakin jika harta yang di miliki oleh Abinawa saat ini sudah sangat banyak, karena setiap taruhan yang di ikuti olehnya selalu berhasil di menangkan, di tambah dengan kemenangan ini, maka tidak salah jika mengatakan harta yang di miliki oleh Abinawa melebihi seorang saudagar, hanya dari Sayembara Pendekar Muda."Selamat anak muda, kau akan menjadi pendekar kaya raya... " Ucap laki-laki yang menjaga meja taruhan itu."Haha, hari ini adalah hari keberuntunganku." Laki-laki penjaga meja taruhan itu mengernyitkan dahinya. Dia merasa sejak awal Abinawa sudah yakin jika dia akan menang, sehingga tidak sungkan bertaruh sangat besar seperti saat ini."Apakah dirimu akan kembali bertaruh untuk babak puncak nanti?" Tanya laki-laki itu.Abinawa mengangkat bahunya, dia