Terlihat meja kayu yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, menjadi pusat perhatian di ruangan yang sederhana ini. Meja ini terbuat dari kayu yang halus dan berkualitas, memberikan sentuhan alami yang hangat di dalam ruangan dengan permukaannya terlihat rata dan bersih, menunjukkan kecermatan dan perhatian pemiliknya dalam merawatnya. Di atas meja yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, terlihat beberapa buku terbuka dengan halaman-halaman yang dijelajahi. Buku-buku tersebut mencakup berbagai topik, mulai dari sejarah dan seni bela diri hingga filsafat dan kebudayaan. Halaman-halaman yang terbuka menandakan semangat pembelajaran yang dimiliki Zhang Ji Long, dengan coretan-coretan ringan yang menandakan pemahaman dan refleksi atas isi buku-buku tersebut. Di samping buku-buku, terdapat beberapa alat tulis yang tersusun dengan rapi. Sebuah pena dengan pegangan kayu yang halus dan pena tinta terletak di samping secarik kertas kosong yang ter
"Apa filosofi dari Sekte Pedang Merah?" tanya salah satu sesepuh yang duduk dengan anggun di tengah lapangan berteduhkan pohon tua, posisinya tegak namun santai, dengan pandangan tajam , wajahnya yang penuh keriput menggambarkan kebijaksanaan dan pengalaman yang panjang. “Sesuai dengan warna merah, filosofi Sekte ini adalah tentang semangat, keberanian, dan pengorbanan. Seperti nyala api yang berkobar, Sekte Pedang Merah mengajarkan agar kita hidup dengan semangat yang membara, tidak hanya dalam menguasai bela diri tetapi juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kami diajarkan untuk berani menghadapi tantangan dan mengatasi ketakutan, serta siap untuk mengorbankan diri demi kebenaran dan keadilan. Filosofi ini tercermin dalam ajaran bela diri kami yang mengedepankan kekuatan dalam hati dan tekad yang kuat,” ujar Zhang Ji Long dengan penuh keyakinan, matanya berbinar semangat sambil menjelaskan nilai-nilai penting dari Sekte Pedang Merah kepada sesepuh yang mendengarkan dengan penu
“Baiklah, pertanyaan terakhir,” ujar sesepuh dengan suara yang tenang namun penuh pengaruh. Tatapannya yang bijaksana dan mendalam menyorot Zhang Ji Long, seolah mampu merasuk ke dalam pikirannya.Dengan senyum lembut yang menghiasi wajahnya yang penuh pengalaman, sesepuh tersebut mengungkapkan pertanyaan yang mungkin merupakan puncak dari semua pertanyaan sebelumnya, “Bagaimana kamu merasakan ikatanmu dengan Sekte Pedang Merah dan bagaimana kamu akan membuktikan dedikasimu kepada Sekte ini dalam setiap tindakan dan keputusanmu?”Pertanyaan terakhir ini membawa suasana yang sarat makna, menantang Zhang Ji Long untuk merenungkan bagaimana ia ingin menjalani perannya sebagai seorang murid dan bagaimana ia akan membawa ciri khas Sekte dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan kata-kata yang sederhana namun mendalam, sesepuh tersebut menggambarkan betapa pentingnya ikatan emosional dan dedikasi yang kuat dalam perjalanan seorang murid di Sekte Pedang Merah.“Sesepuh yang terhormat, saya me
"Bagaimana dengan buku yang kamu baca? Apakah kamu menyukainya?" tanya Zhao Fang Jia penasaran.Zhang Ji Long tersenyum ramah, matanya berbinar saat dia merenung sejenak sebelum menjawab dengan antusias, "Buku-buku itu sangat menarik, terutama yang membahas tentang sejarah dan filosofi Sekte Pedang Merah. Aku merasa seperti menggali harta pengetahuan yang tak ternilai. Filosofi dan nilai-nilai sekte ini sungguh luar biasa, dan aku sangat tertarik untuk memahaminya lebih dalam.""Senang mendengarnya, Bai Ji Long. Memahami sejarah dan filosofi Sekte adalah langkah awal yang sangat penting bagi setiap murid di Sekte Pedang Merah," ujar Zhao Fang Jia senyumannya penuh dukungan dengan tatapannya yang hangat.Zhao Fang Jia mulai memicingkan matanya lebih tajam, tampaknya sedang berusaha untuk memahami latar belakang Zhang Ji Long yang telah menimbulkan curiga dalam dirinya karena pengetahuannya tentang Giok Naga Hijau.Dengan ekspresi yang penuh perhatian, ia akhirnya bertanya dengan hati-h
Kembali ke Perpustakaan.“Kita adalah seorang wanita Pendekar. Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini di lapangan yang luas saja?” ucap Zhao Yu Ting, menantang Zhao Fang Hua dengan nada tajam. Dengan kata-kata tersebut, Zhao Yu Ting seakan ingin mengajukan tandingan terbuka kepada Zhao Fang Hua, mengusulkan agar mereka memecahkan konflik ini melalui pertarungan fisik di hadapan banyak orang. Ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan superioritasnya dan membuktikan bahwa dia tidak akan mundur dari ancaman siapapun.Ekspresi Zhao Yu Ting tampak penuh dengan tekad dan percaya diri, seolah ingin menegaskan posisinya di Sekte Pedang Merah. Namun, di balik rasa percaya diri itu juga terdapat sedikit kecemasan karena ia tahu bahwa Zhao Fang Hua memiliki reputasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh.“Haha, baguslah, Nona Yu Ting. Kita bisa menyelesaikan ini di lapangan. Aku tidak pernah menolak tantangan dari siapapun,” ujar Zhao Fang Hua dengan senyum yang mengandung sedikit k
"Kita telah berbicara cukup lama, Nona Yu Ting," ujar Zhao Fang Hua dengan suara yang lugas namun penuh keberanian. Tatapannya menatap tajam ke arah Zhao Yu Ting, mencerminkan tekad dan ketegasan. "Sekarang saatnya kita menyelesaikan ini. Biarlah pertarungan kita menjadi bukti siapa di antara kita yang memiliki kemampuan dan keberanian sesungguhnya. Ayo tunjukkan apa yang kita miliki!"“Kamu benar, Fang Hua,” ujar Zhao Yu Ting dengan suara yang penuh tekad. Matanya yang memancarkan semangat bertarung menatap kembali tajam ke arah Zhao Fang Hua. “Ayo, kita lihat siapa di antara kita yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini. Aku takkan mundur, dan takkan ada kata menyerah dalam kamusku. Kita akan menyelesaikan ini sekarang juga!”Terlihat wajah-wajah para murid yang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan ini mencerminkan campuran antara rasa gugup, antusiasme, dan penasaran dengan beberapa dari mereka terlihat tegang, dengan mata yang tak berkedip saat mereka memfokus
Dengan senyuman ringan yang mencerminkan ketenangannya, Zhao Fang Hua menjawab, “Oh, Nona Yu Ting, sepertinya kamu telah lupa bahwa Guru Zi Feng adalah seorang yang bijaksana dan tidak akan terpengaruh oleh tindakan kecil seperti ini. Apakah kamu merasa perlu bersaing dengan wajahku yang 'cantik' untuk mendapatkan perhatian dari Guru? Begitu ironis, mengingat bahwa seorang pendekar sejati harus lebih memprioritaskan kemampuan dan integritas daripada sekedar penampilan luar.” Suaranya tenang namun tajam, mencerminkan kepercayaan dirinya yang kuat dan keinginannya untuk tidak membiarkan kata-kata sinis Zhao Yu Ting meruntuhkan posisinya.Wajah Zhao Yu Ting memerah, mencerminkan rasa kesal dan frustrasinya terhadap balasan tajam dari Zhao Fang Hua. Dengan suara yang sedikit gemetar, ia membalas, “Kamu selalu pintar dalam mengemas kata-kata, bukan? Tapi jangan berpikir kamu bisa menghalangi apa yang sebenarnya terjadi di antara kami. Guru Zi Feng pasti melihat kedalam hatimu yang busuk i
Blaaar!!!Sebuah serangan terakhir dari Zhao Fang Hua dan Zhao Yu Ting menggelegar di udara menghasilkan kepulan debu yang beterbangan di sekitar tempat pertarungan dengan debu-debu halus itu terangkat dan berputar-putar, membentuk semacam kabut ringan yang membuat pandangan menjadi kabur.Tak lama setelahnya, kabut debu perlahan menipis dan akhirnya menghilang sepenuhnya, mengungkapkan pandangan yang jelas di lapangan. Kedua pendekar wanita, Zhao Fang Hua dan Zhao Yu Ting, terlihat dalam posisi berlutut di atas tanah di sisi yang berlawanan, wajah mereka tampak kelelahan dengan napas tersengal-sengal dan mata mereka yang saling menatap. Ha ha ha ha!Ha ha ha ha!Tiba-tiba, suasana tegang di lapangan berubah ketika kedua pendekar wanita itu secara bersamaan melepaskan tawa yang terdengar seperti riak kegembiraan di tengah pertarungan yang sengit tadi. Tertawaan mereka terdengar jelas melintasi lapangan.“Pertarungan yang seru Nona Fang Hua,” ucap Zhao Yu Ting dengan senyum getir yan