Barsha masuk ke dalam pertempuran, Jasum menghadapi serangan dari Lao dan Gayatri dari jarak jauh. Barsha bukan menyerang Jasum melainkan menuju ke arah Mora. Mora yang merupakan wanita dengan wajah yang cukup menyeramkan, karena ada kabut gelap di sekitarnya membuat wajah cantiknya terlihat menyeramkan. Seperti hantu di malam hari, meski wajahnya memang cantik, tapi senyum menyeringainya nampak mematikan.Kedua belati tajamnya sudah berada di tangan kanan dan kiri, kecepatannya tidak bisa diragukan. Dia merangsek kearah Mora, Mora pun tersenyum dan menghadang dengan kedua pedangnya. Benturan pedang dengan belati, kanan dan kiri saling berdenting.Barsha meliuk dan menghindari serangan pedang dari Mora, dia membalas serangan Mora dan menghentak lantai dan menerjang dengan sangat cepat. Sedetik menghilang dan sedetik kemudian muncul di belakang Mora. Namun, kecepatan yang hebat itu mampu diketahui oleh Mora, artinya Mora bukanlah lawan yang mudah dikelabui dengan trik seorang assassin
Nagada menyerang dengan pedang sihirnya kearah Mora. Mora menangkisnya dan menghindari dengan baik setiap serangan dari Nagada. Nagada memutar tubuhnya sambil memberikan efek serangan pada pedangnya. Mora kembali menangkisnya dengan pedang satunya.Kekuatan Mora memang masih di bawah Jasum, tapi untuk mengalahkannya juga sangat berat. Nagada seperti melihat celah, dia memutar tendangan kakinya karena merasa Mora tengah menangkis pedangnya. Tendangan Nagada masuk ke pinggang Mora sebelah kiri, tapi perkiraannya salah. Mora sudah siaga.Mora melesat dan menghindar sangat cepat dan sudah berada di belakang Nagada, Mora mampu menendang punggung Nagada dengan kuat.Bug!Nagada terpental maju cukup jauh hingga beberapa meter, Nagada sampai bergulingan di lantai.Sanjo dan Yara menyerang dari sudut kanan dan kiri Mora, Nanji menyusul beserta Samuel. Keempatnya bekerjasama hingga membuat Mora harus menghindari semua serangan itu. Midan memberi serangan dari jarak jauh, dengan panah energinya
”Apa tidak sebaiknya kita masuk Tetua Nurin?” Gonan merasa khawatir dengan kondisi para peserta Pasukan Langit di dalam Dompai. Dia merasakan bahwa ada pertarungan yang cukup besar dari dalam Dompai.Benturan demi benturan energi seperti menggoncangkan keadaan di luar Dompai. Dompai sendiri sudah dipasang kekuatan pelindung dengan sihir tingkat 8. Memastikan bahwa latihan di dalam Dompai tidak dapat membuat kerusakan hingga di luar Dompai. Hal ini penting karena Dompai merupakan arena tanding terbesar di benua Orpris, di mana dari banyak pendekar dari seluruh benua sering melakukan tanding adu kekuatan di sini.Tempat latihan Dompai sudah disusun dengan kuat agar menjadi tempat latihan nyaman, tidak peduli dengan kekuatan seseorang pendekar. Semua kekuatan mereka bisa diredam, dan tidak menimbulkan kerusakan ke luar Dompai.Namun, saat ada pertarungan besar di dalam Dompai. Orang di luar Dompai, dengan kekuatan tinggi mampu merasakan dahsyatnya pertempuran di dalamnya. Hal itulah yang
Armor dengan motif kegelapan menyelimuti tubuh Jasum. Tak disangka, energi kegelapan mampu membuat armor kuat seperti armor seorang ksatria. Kegelapan dengan bentuk mengkilat memenuhi tubuh Jasum, tubuhnya juga ikut membesar satu setengah kali. Lewat kekuatan kegelapan yang dibentuk oleh Jasum, kekuatannya naik beberapa kali lipat.Saat Nora terpental, Alicia dan Lao sudah dekat dengan Jasum. Alicia meledakkan tanah di bawah Jasum dan energi seperti jarum melesat ke atas. Jarum-jarum energi menyelimuti Jasum yang sudah melakukan perubahan wujud itu dengan cepat, seluruh tubuh Jasum nampak ditutupi energi oleh arahan Alicia.Dari langit Dompai kemudian, datang bertubi-tubi serangan yang terpicu dari jarum-jarum energi yang menjerat Jasum.Lao pun demikian, dengan kedua cakramnya dia menggabungkan seluruh energi cakram yang dibuat bayangan mengelilingi Jasum. Semuanya terkait seperti ada benang-benang energi. Lao mengarahkan seluruhnya menyerang Jasum dari samping dan berputar, terus be
”Siapa namamu pemuda? Aku akui keberanianmu itu!” Jasum menatap Aji yang masih berjalan mendekatinya. Pemuda itu maju dengan tangan kosong dan tanpa senjata, apakah dia seorang warrior?Aji tersenyum sambil mempersiapkan kekuatan di tangan kanannya, ”Kamu tidak perlu mengetahui namaku. Kamu akan segera menjadi abu, jadi tidak perlu penting kau tahu siapa aku,” Aji sengaja memancing kemarahan Jasum, dan benar saja, Jasum murka.”Omong kosong!” satu teriakan itu berakhir, secepat itu juga Jasum menghilang dan kecepatannya melaju menyerang kearah Aji. Serangan itu bukanlah serangan yang bisa dihindari oleh pendekar biasa. Awan tipis kegelapan mengikuti arah kecepatan Jasum menyerang Aji.Klaap!Serangan deras penuh energi hitam itu ternyata berbenturan dengan kekuatan lengan Aji. Tepat dengan serangan Jasum yang cepat dan dengan cepat pula Aji menyambutnya. Benturan energi yang cepat itu seperti melambat ketika keduanya beradu kekuatan. Saling tolak terjadi dan benturan besar memercikkan
”Waktu mereka hampir habis penasehat Kakek Nurin,” Ketua Yarko mencoba mengingatkan Tetua atau Kakek Nurin. Kakek Nurin dilihatnya masih duduk dengan tenang dan seperti bermeditasi.”Tunggu sebentar lagi, jika waktu ujian hampir selesai dan mereka belum keluar. Maka, kita akan masuk ke dalam.”Kakek Nurin memberikan penjelasan, tapi dirinya juga mengalami masalah dalam pandangan jiwanya sendiri. Itu adalah soal Heart Dragon. Kekuatan Heart Dragon seolah menghilang seperti hancur tanpa jejak. Heart Dragon adalah item yang menjadi salah satu dari 3 Rahasia Langit. Tidak sembarangan orang bisa menyentuh apalagi hendak menyerap kekuatannya.Lalu... kenapa Heart Dragon bahkan tidak bisa dirasakan kehadirannya lagi oleh Kakek Nurin? Seolah-olah, Heart Dragon itu musnah begitu saja. Tidak ada serpihan energi yang tersisa yang bisa dilacak oleh kakek Nurin.***Jasum terlihat marah, dia kurang berkonsentrasi dalam pertarungannya. Hal itu setelah melihat tubuh Mora terkena serangan energi peda
Dinding yang meledak dari samping Dompai, membuat kakek Nurin langsung meloncat dan terbang di atap Dompai, diikuti ketua Yarko dan ketua Gonan. Mereka segera menuju ke arah gemuruh ledakan tersebut.Satu hal yang dipikirkan oleh kakek Nurin, dia kehilangan koneksinya pada Heart Dragon. Tidak sembarangan orang bisa memegang dan mengambil alih Heart Dragon darinya. Jika tebakan kakek Nurin benar, maka artefak itu hancur dan musnah. Itulah kesimpulan dari kakek Nurin saat ini.Kakek Nurin dan kedua ketua segera turun dari atas, tepat turun di dekat dinding yang hancur. Mereka segera turun, dan melihat para prajurit nampak bersiaga dan sudah menemukan semua peserta Pasukan Langit keluar. Mereka saling bahu-membahu menolong rekannya yang terluka, atau kelelahan.Di depan dari semua peserta itu, ada; Nagada, Barsha dan Alicia. Aji di belakangnya, Aji sebelumnya meminta mereka untuk maju terlebih dahulu, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.Kakek Nurin segera mendekati mereka, ”Kalian sem
Pertempuran di dalam Dompai. Saat-saat terakhir pertempuran Aji dan Jasum. Mereka sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya, dan Jasum merasa dia harus mengeluarkan kekutan puncaknya. Aji melesat dari lantai dan menerjang serangan kuat dari Jasum, yang sudah melakukan perubahan bentuk iblisnya.Benturan kepalan itu membuat Aji dan Jasum tertahan. Keduanya saling mendorong dengan kekuatan penuh yang dimilikinya. Jasum merasa kepayahan mendorong kekuatan, yang seolah itu adalah bata karang yang sangat besar dan tak bisa didorongnya sama sekali.Ini mirip seperti..., saat dirinya dikalahkan telak dengan satu pukulan oleh Pemukul Halilintar. Jasum marah, dia jadi teringat dengan sosok yang paling dibencinya itu. Dia pun habis-habisan mengerahkan seluruh kekuatnnya. Tak peduli, hancur tubuhnya tapi dia tak ingin dipermalukan lagi.Namun, kekuatan Jasum bahkan tak bisa mendorong lagi, meskipun sudah memperkuat seluruh kekuatannya. Bagaimana bisa pemuda itu memiliki kekuatan sekuat itu.”Siapa