(Seribu tahun sebelumnya)
Beberapa hari berselang, benar saja apa yang dikatakan oleh Albert. Misi berikutnya kami terima untuk pergi ke benteng terakhir Azazel. Orang Suci yang merupakan seorang rahib yang konon usianya sudah mencapai 150 tahun. Orang Suci ini juga yang memberikan kekuatan elemental kepada kami bertiga. Setelah raja memberikan petunjuknya pada kami. Dengan membawa pasukan sebanyak 300.000 orang, kami siap untuk menggempur benteng terakhir Azazel.
Ini merupakan pasukan terbesar yang pernah kami bawa, pasukan yang terdiri dari gabungan berbagai negara, yaitu Inggris, Perancis dan Romawi. Keesokan hainya kami langsung berangkat menuju Benteng Azzel yang Berada di sebuah titik di dekat gurun, daerah setelah Suez. Kami berlayar selama beberapa hari sebelum menggapai tempat itu. Lalu kami berjalan selama kurang lebih sepuluh hari hingga menemui benteng yang besar itu.
Sebelum berangkat Orang Suci memperkena
Mohon dukungannya dengan cara berikan komentar berupa kritik dan saran, VOTE, atau kamu bisa menambahkan Novel ini ke dalam pustakamu. Terima kasih readear!
POV Balancer(Masih 1000 tahun yang lalu)Badai mereda, lautan kembali tenang. Hanya ombak kecil yang kadang menyapa sambil sedikit menggoyangkan kapal kami. Angin berhembus dengan desahan ringan yang memanjakan kulit, terasa lembut hingga beberapa kru kapal terlihat mulai mengantuk. Aku berdiri di sisi kapal sambil melihat air laut yang begitu bening. Ikan-ikan berenang dengan riang di bawah kapal kami, seakan menyambut dan mengarak kapal untuk sampai ke tempat tujuan. Bukan hanya ikan kecil yang aku lihat tapi ikan besar sejenis lumb-lumba pun berenang anggun di sisi kapal."Indah bukan?" Suara Albert terdengar dari sampingku, aku langsung menoleh dan tersenyum padanya."Iya," jawabku pendek."Bayangkan...., Jika keindahan seperti ini harus ditukar dengan kedatangan Azazel. Apakah kamu bisa menerimanya begitu saja?" tanyanya sambil berdiri di sampingku dan melihat ke dalam air laut yang bening.
POV BalancerAku langsung melesat ke tengah pertarungan melawan Golem-golem itu, dengan mudah aku tebas hingga terbelah. Mereka manusia batu, tak akan mampu dirobohkan begitu saja. Berbeda dengan William, dia dengan mudah meledakkan mereka. Kami terus menerobos ke arah Minotaur yang mengamuk memporak porandakan prajurit kami.Thomas dengan elemen buminya membentuk platform dan terbang menghindari para Troll. William pun dengan elemen apinya menyemburkan api dari sepatunya berjalan di udara. Sedangkan aku cukup di darat hingga sampai di depan Raksasa berkepala kerbau yang bersenjatakan palu besar ini."Kau siap makhluk bertanduk?" Kata Thomas sambil membentuk tangan raksasa dari batu."Apa kamu bilang?" tanya Minotaur menggeram."Dasar, telinga pendek. Rasakan ini!" seru Thomas. Sambil mencoba menangkap Minotaur dengan tangan raksasanya.Tapi kami salah. Raksasa ini punya palu yang bisa menghancurkan objek yang
POV Balancer(Masih 1000 tahun yang lalu)Malam mulai larut, setelah memeriksa semua sudut kuil atau benteng terakhir Azazel, kami terpaksa menginap dan mendirikan tenda. Para prajurit yang tersisa sudah kelelahan, begitupun dengan kami. Setelah mengurus para prajurit yang dan terluka kami semua langsung larut dalam kelelahan, sebagian besar dari para prajurit sudah terlelap dan sebagian lagi tetap berjaga.Entah apa yang akan terjadi, namun hatiku terus merasakan kegelisahan. Seakan sesuatu yang buruk akan menimpa kami, maka dari itu walau lelah aku memilih untuk berjaga, sambil mengawasi sekitar kuil."Kamu kenapa?" tanya Albert, yang mendatangiku."Hmm... aku tidak apa-apa. Hanya saja perasaanku tidak enak sejak kita sampai di sini. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi sedang menunggu kita," jawabku jujur."Coba tenangkan hatimu, mungki itu hanya sebuah dugaan saja, karena kita han
POV Balancer(Masih 1000 tahun yang lalu)Aku tak bisa menahan dukaku, hanya untuk sesaat aku menikmati sebuah hubungan dengan Albert. Kini di pelukannku, Albert merenggang nyawa dalam pelukanku. William yang baru terbangun langsung memburu ke arahku dengan kebingungan."Lili, apa yang terjadi, siapa yang melakukan ini pada pangeran Albret?" Tanya William, aku tak begitu memperhatikan kepanikkannya. Aku hanya hanyut dalam kesedihan yang dalam dan kemarahanku pada Thomas.Kejadian ini, mengejutkan semua orang. Pangeran Albert tewas di tangan Thomas. Seluruh prajurit yang tersisa berkabung. Paginya kami semua mengubur jasad sang pangeran di antara para prajurit. William mencoba menenangkanku. Para prajurit tak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, mereka benar-benar kehilangan tujuan tanpa komandan tertingginya, Pangeran Albert.Aku sebagai orang yang langsung memegang kendali pasukan setelah
POV Balancer(Masih 1000 tahun yang lalu)Prajurit itu langsung berdiri, dia melirik ke arah temannya dengan bingung, apalagi saat melihat teman di kiri dan kanannya hanya bengong, melihat dengan pandangan aneh padanya."Hai..., siapa ini? Suara siapakah? Aku....aku mendengar suara-suara," kata prajurit itu sambil menatap teman-temannya satu pet satu.Ketika tak ada satu pun dari temannya yang bereaksi, dia langsung menatap ke arahku dengan segan lalu menunduk dengan hormat."Maaf Lady, apa yang terjadi sama saya, dan suara siapa yang ada di telingan saya?" Tanyanya."Itu adalah elemen angin, kamu telah di berkati, bagaimana rasanya?" tanya Wiseman Gleto."Luar biasa," jawab prajurit itu dengan gembira.Melihat temannya begitu gembira, karena sudah diberkati. Prajurit yang lain pun ikut berebut untuk segera mendapat berkat dariku dan juga William. Akhirnya semua pra
Pov Balancer Sebuah kesempatan yang sangat langka, bahkan sangat aku hindari selama hidupku yang terbiasa bersembunyi dari semua orang. Ini pertama kalinya aku menerima ajakan James untuk berjalan-jalan bersama di sebuah taman. Hampir semua orang yang berpapasan dan melihat kami, seakan tertarik untuk memperhatikan. Mungkin penampilanku yang memang bukan orang pribumi apalagi rambut panjangku yang menarik perhatian orang-orang itu. Jarang juga perempuan yang memiliki rambut sepanjang rambutku yang sampai ke lutut dan dibiarkan tergerai begitu saja. Atau karena penampilanku. Aku memang masih terlihat sangat muda, karena memang ada kekuatan khusus yang menyebabkanku seperti ini. Mungkin juga karena pasanganku, James. Tiga hari lagi gerhana akan datang. Azazel akan datang ke bumi ketika seluruh planet-planet sejajar dan kegelapan untuk beberapa saat terjadi. Titik tergelap peristiwa gerhana matahari tepat di Tugu Monas Jakarta. Ap
POV MariaLelaki berambut abu-abu itu berdiri si depan kami, senyumnya tersungging. Namun aku tak merasakan keramahan dari senyuman itu, tapi kengerian yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku."Halo Keponakanku, apa kabar?" sapa lelaki itu."Ahhh...., ponakan!" Pikirku."Thomas....," gumam Ray, dia berdiri dengan posisi waspada.Aku heran siapa laki-laki ini, meski menyebut Ray dengan kata keponakan, tapi Ray terlihat tak bergeming dari tempatnya. Sepertinya ada percakapan batin dari kedua orang ini, yang tak bisa aku dengar."Aku hanya ingin menyapa saja, tak apa kan," kata Thomas."Kenapa?""Wajar bukan seorang paman menyapa keponakannya. Apalagi kalau basa-basi ini diperlukan sebelum kita bertemu lagi dalam pertempuran," kata Thomas. Dia menoleh ke arahku."Sore nona, pacarmu Ray?""Thomas, sudahi semua ini. Kamu tahu siapa Azazel bukan?""Aku tahu Ray, hanya saja aku lebih
POV Ray (6 jam sebelum gerhana)."Sebuah bangunan megah yang aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah, kemunculan bangunan itu disertai dengan terjadinya gempa dahsyat. Gempa yang bukan saja terjadi di sekitar kemunculan bagunan aneh itu, tapi hingga melanda keseluruh kota Jakarta."Sebuah headline dari berita yang muncul di beberapa stasiun televisi nasional, yang tentu saja membuat geger seluruh warga. Apalagi peristiwa gempa telah membuat orang-orang menjadi panik, kaca-kaca gedung pecah. Bahkan sebagian bangunan milik warga ada yang rubuh, hingga ada juga yang rata dengan tanah.Seluruh stasiun televisi menyiarkan fenomena aneh ini. Aparat dari kepolisian dan militer pun mensterilkan sekitar Senayan. Hanya pihak pemberitaan yang bisa mendekati lokasi, walau area yang diliput di batasi. Tapi semua lapisan masyarakat bisa melihat bangunan megah itu dari jauh.Bangunan besar, menyerupai sebuah istana raja-raja. Yang tiba-tiba saja ter