~Itu menunjukkan bahwa hal yang pahit pun masih bisa dinikmati~
“Dika” teriak audrey saat mendapati dika sedang berada di kantin perusahaan pagi ini
“Kenapa audrey valerie yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” kata dika
Sebetulnya dia sedang menjawab panggilan audrey atau sedang ceramah ?
“Aishh. Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain ?” tanya audrey
“Lo kira gue demen ama tu orang apa ? Gini-gini juga gue laki tauu” kata dika seperti sedang mencibir.
“Tauu gue lo laki. Maksudnya tu satpam udah lo tegur, lo pindahin atau apa ? Masa ilang gitu aja ?” tanya audrey lagi
“Bilang dong. Kan gue jadi nethink” kata dika
“Nggak gue apa-apain sih. Bisa-bisa gue dipecat. Kan udah ada CEO baru sekarang” lanjut dika
Audrey hanya manggut-manggut merespon jawaban dika.
Di tempat lain, vano baru saja datang. Dia mengenakan jas rapi yang semakin memberi kesan seorang boss.Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia menginjakan kaki ke kantor yang sekarang menjadi miliknya ini. Hanya saja, dia sengaja menyamar selama 3 hari sebagai satpam disini. Agar bisa mengetahui bagaimana kebiasaan para karyawan nya.“Selamat pagi pak” sapa dika – asisten pribadi ku disini.“Hemm” jawabku singkat.Aku punya rasa tidak suka kepada asisten pribadi ku itu sejak awal bertemu. Tapi dia terlihat bagus dalam hal bekerja.Aku berjalan sepanjang lorong kantor dan kelihatan nya mereka sudah menyiapkan acara sambutan kecil-kecilan.Aku memandang sekeliling mencari seseorang yang sudah kutemui tiga hari belakangan tanpa menyapanya. Kemana dia ?“Apa bapak mencari sesuatu ?” tanya dika“Tidak” hanya itu jawaban yang keluar dari mulutku kepadanya.Waktu terus ber
Audrey akan masuk keruangannya. Namun tiba-tiba..“Ekhem” dehem seseorang di dekat Audrey yang membuatnya berhenti sejenak.Entahlah. Mungkin hanya perasaan nya saja.Saat akan membuka pintu ruangan nya, sebuah tangan malah memegang pintu itu seolah menghentikan audrey agar tidak masuk.“Kok hawa nya jadi horor gini sih” kata audrey“Kamu pikir saya hantu ?!” ucap sang pemilik tangan yang akhirnya membuat audrey kaget sebentar. Namun dia mencoba menutupi nya agar tidak diketahui orang itu.“Eh pak” sapa audrey saat berbalik dan mendapati vano lah yang berada di belakangnya.“Hemm” jawab vano singkat“Ada perlu apa pak ?” tanya audrey“Kamu kira saya bapak kamu ?!” kata vano dengan nada ketusAudrey hanya mengangkat sebelah alisnya karena bingung.“Jadi saya panggil nya apa ?” tanya audrey tapi tidak direspon oleh
“Walau tidak tahu apa yang akan terjadi, sepertinya menghindar adalah ide terbaik”~Life Must Go On~"Pagi yaya" sapa pak arya. Manajer keuangan sekaligus atasan yaya."Pagi juga pak" jawab yaya ramah.“Ada yang bisa saya bantu pak ?” tanya yaya“Tidak banyak. Saya hanya harus mengadakan panggilan jarak jauh dengan klien hari ini. Jadi pastikan bahwa tidak ada orang yang masuk ke ruangan saya” jelas pak arya“Baik pak. Akan saya ingat” kata yaya“Sepertinya tidak sampai jam makan siang, jadi tolong ingatka saya jika sudah masuk jam makan siang nanti” ujar pak arya“Siap pak” balas yaya“Oke. Terimakasih yaya” ujar pak arya“Sama-sama pak” ucap y
"Yay" panggil seseorang saat yaya sedang berjalan ke arah lift.Oh astaga. Kenapa harus ada yudha disini ? Bisa gawat kalau ketahuan pak ryan. Lebih baik dia pergi saja. Bukan nya takut di omeli lagi, tapi yaya juga tidak suka berdekatan dengan yudha.Yaya terus berjalan dan berpura-pura fokus dengan ponsel pintar nya. Semoga saja yudha tidak mencegah nya."Yay tunggu" cegah yudha sambil memegang pergelangan tangan yaya.Belum juga selesai meminta, diri nya sudah di cegah yudha yang memang berlari ke arah nya."Eh yud. Ngapain disini ?" Tanya yaya mencoba basa basi. Padahal dia sudah tahu bahwa ini adalah kantor kakak nya. Atau kah ini kantor milik keluarga mereka ? Entahlah. Semoga saja dia tidak sadar kalau yaya ingin menghindarinya tadi.Yaya sudah melepas pegangan tangan yudha tadi. Bisa tambah marah boss nya jika melihat mereka berdua seperti itu."Harusnya gue yang tanya gitu. Kan ini ka
“Bukan karena tidak suka basa-basi. Tapi karena aku enggak suka kamu”~Life Must Go On~“Pagi yay” sapa nina saat melihat yaya berdiri di depan meja resepsionis“Pagi nina. Mau ke ruangan ?” tanya yaya yang diangguki nina“Bentar” yaya menyelesaikan urusan nya dan berjalan berdampingan bersama nina. Ruangan mereka berbeda satu lantai. Jadi tak apa jika naik lift bersama.“Hari ini lo sibuk nggak ?” tanya ninaYaya yang sedang membenarkan beberapa lembar kertas di tangan nya langsung menoleh.“Kenapa ? Gue mau ditraktir nih ?” bukan nya menjawab, yaya malah balik bertanya“Enggak. Orang gue cuman nanya doang kok” kata nina“Lo mah gitu. Dari kapanan hari g
“Kadang, sekeras apapun mencoba, sesuatu itu tetap tidak bisa di ubah”~Beberapa hari kemudian, Di Sanjaya Company“Selamat siang bu” sapa seorang petugas keamanan yang baru saja yaya persilahkan masuk.“Siang pak” balas yaya dengan ramah“Ada apa pak ?” tanya yaya“Maaf mengganggu, ini pesanan ibu udah datang” ucap pak satpamYaya langsung berdiri dari kursi kerja nya dan mengambil sebuah kantong yang di pegang pak satpam barusan.“Oh iya. Makasih banyak pak” ucap yaya“Sama-sama bu” jawab pak satpam“Tapi kok kurir nya enggak kasih tahu yah, kan saya bisa langsung turun. Jadi bapak enggak perlu repot anterin kesini” ujar yaya“Engga
“Enggak ada yang beda. Kamu cuman belum nemu alasan buat jatuh cinta sama mereka aja”~Setelah pulang kantor, ryan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah nya. Tidak ada lagi urusan nya hari ini. Jadi dia bisa langsung kembali.Ingin sekali dia mengikuti mobil yudha dan yaya. Tapi setelah di pikir kembali, sepertinya itu tidak perlu. Itu hanya akan membuat ryan terlihat seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga harus membuntuti mereka.Ryan ini seorang CEO sekaligus direktur perusahaan IT terbesar di Jakarta. Jadi dia tidak ingin membuat jelek statusnya dengan membuntuti yudha dan yaya.Lebih baik dia kembali ke rumah. Sudah lama dia tidak beristirahat dengan nyaman, dan pastinya dia sudah lama tidak pulang kantor tepat waktu. Jadi biarlah dia pulang dan tidur dengan nyenyak hari ini.Sesampainy
Pagi ini, ryan mengunjungi audrey di restoran miliknya.“Ryan!” panggil audrey“Duduk dulu..” kata ryan mempersilahkan“Ngapain lo ?” tanya audrey“Gue mau ngomong sesuatu nih!” ucap ryanAudrey mengangguk sambil meminum jus jeruknya.“Gue mau nikah!” ucap ryan yang membuat Audrey terbatuk saat mendengarnya.“Pelan-pelan aja..” kata ryan sambil menepuk bahu audrey pelanAudrey menarik napasnya sejenak sebelum berkata,“Gue nggak salah dengar nih?” tanya audrey memastikan“Lo beneran mau nikah ?” tanya Audrey lagiRyan mengangguk sebagai jawaban.“Baru niatan, atau udah punya calon ?” tanya audrey“Gue u