“Awalnya dia ingin bertahan. Tapi jika seperti ini,
apa yang harus di pertahan kan ? ”
~
Hari terus berganti dan sekarang hubungan yaya dan kak ryan semakin dekat. Walau diana masih saja berada diantara mereka. Tapi setidaknya hubungan mereka jauh lebih baik sekarang.
"Dek" panggil kak ryan
Yaya yang sedang menyiapkan makanan pun tidak mendengarnya.
"Sayang" panggil kak ryan. Dia memanggil yaya lagi saat berada di ujung tangga
Yaya menghampiri nya yang masih setia berdiri di tangga
"Ada apa ?" Yaya bahkan sempat kaget tadi saat mendengar nya
"Gitu kan. Jawabnya ketus banget" kata kak ryan cemberut
Yaya hanya menghela napas pasrah
"Kenapa sih ?" Tanya yaya lagi
"Dipanggil dari tadi kok enggak nyahut" jelas kak ryan
“Mungkin dia memang egois. Karena dia tidak akan membiarkan nya pergi. Tidak hari ini, esok, atau nanti”Keesokan harinya ryan masih menunggu yaya untuk menyiapkan pakaian kantornya. Dia hanya berjalan kesana kemari dan sangat ragu untuk mengetuk pintu kamar yaya.Sepertinya dia harus menyiapkan semuanya sendiri kali ini. Semoga saja semuanya segera membaik. Ryan pergi meninggalkan kamar yaya dan menuju kamarnya. Yaya pasti tidak akan berbicara dengan nya. Jika ryan keras kepala, maka yaya juga sama keras nya."Pagi tuan" sapa bibi saat melihat ryan baru saja menuruni tanggaRyan kembali merasakan suasana itu. Dimana sapaan pagi itu berasal dari para pelayan dan bukan yaya. Rasanya sangat berbeda.Ryan hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak sedang dalam mood yang baik untuk berbicara atau menjawab."Ini sarapannya tu
Hubungan audrey dan vano semakin membaik beberapa hari ini. Itu berawal dari kebersamaan mereka saat di ruangan vano waktu itu.“Aud!” panggil vanoAudrey sedang berada di pantry untuk membuat kopi untuknya saat ini.“Saya pak ?” ujar Audrey“Tolong buatin saya kopi.” Pinta vano“Loh. Pak vano langsung turun ke sini ?. Kenapa tidak menyuruh petugas saja ?” tanya audreyPadahal boss itu tidak pernah datang langsung ke sana. Biasanya, dia akan menyuruh karyawan umtuk membuatnya.“Saya tahu kamu pasti ada di sini. Jadi saya sengaja ke sini supaya ketemu sama kamu.” Jelas vano sembari tersenyumAudrey hanya mengangguk setelah mendengar itu.“Baiklah. Jadi saya akan meminta petugas disini untuk mengantrakan kopi ke ruangan pak vano.” Ucap audrey“Loh. Kok gitu sih ?” tanya vano“Kenapa dengan bos
Audrey sudah pergi ke restonya lebih dulu. Saat sampai disana, dia lalu menemukan yaya. Sepertinya dia sudah datang lebih dulu kesana.“Yay!” panggil audrey setelah dia menghampiri yaya“Kak!” Balas yayaAudrey duduk disana dan mulai bertanya.“Ada apa ?” tanya audreyYaya sepertinya ragu saat akan memulai ceritanya.“Ini soal kak Ryan sama Diana kak.” Ucap yaya“Aku kayaknya udah nggak bisa lagi buat bertahan.” Kata yaya“Ryan kenapa lagi ? Cerita sama kakak.” Kata audrey“Dia udah janji pengen nikahin Diana kak. Aku denger sendiri kemarin.” Jelas yayaAudrey rasa, sepupunya itu sudah kehilangan akal. Kenapa dia menyianyiakan orang sebaik yaya ?.“Ryan tahu kalau kamu dengerin percakapan mereka ?” tanya Audrey lagiYaya mengangguk sebagai jawaban.“Tahu kak. Dia berusaha bujuk aku agar denger
Keesokan harinya, audrey sudah berada di kantor. Dia sedang sibuk dengan beberapa laporan di depannya.Laporan itu tidak harus diselesaikan hari ini. Tapi lebih baik mengerjakannya sebelum pekerjaan audrey menjadi menumpuk nantinya.“Gimana yah kabar Yaya ?” pikir audreyDia memeriksa laporan itu, tapi pikirannya masih fokus pada yaya.“Dia pasti lagi di Rumah Sakit sekarang,” ujar audrey pada dirinya sendiri.Dia ingin menelpon yaya. Tapi wanita itu pasti sedang sibuk sekarang.“Nanti sajalah!” ujar AudreyDia kembali sibuk dengan laporan yang sedang diperiksanya. Hingga tak lama kemudian..Tok tok tokTerdengar suara ketukan di pintu ruangan audrey“Siapa itu ?” batin audrey“Masuk!” ucap audrey mempersilahkan.“Mba!” panggil anna“Eh An. Sini duduk dulu.” Ucap annaAnna masuk kesana dan duduk di kursi
Dua hari kemudian, audrey sedang bersantai di rumahnya. Ini adalah hari sabtu. Jadi dia tidak perlu pergi ke kantor.“Ke resto aja kali yah!” ucap AudreyDia berjalan hendak naik ke kamarnya, dan akan bersiap-siap.“Mungkin saja Yaya bakalan datang ke resto “ pikir audreyAudrey sudah bersiap-siap dan akan berangkat ke resto.Beberapa menit kemudian, audrey sudah sampai di sana.“Pagi Aud!” sapa pekerja di sana“Pagi Ko !” balas Audrey“Yaya nggak kesini ?” tanya Audrey pada koko“Enggak tuh. Belum kesini dianya.” Jawab koko“Yaudah.” Ucap AudreySaat hari sabtu dan minggu, pengunjung di resto akan lebih banyak. Maklum saja. Mereka pasti ingin menghabiskan waktu libur bersama keluarga maupun teman.“Au!” panggil seseorang saat audy baru saja selesai membuat kopi.“Ngapain ?” Ujar audrey
“Bukan membenci. Dia hanya sedang merasa kecewa. Karena orang yang baru saja dia gantungkan harapan, malah menjatuhkan nya begitu saja”~Life Must Go On~Hari ini adalah hari sabtu. Itu tanda nya, yaya harus berangkat ke rumah sakit hari ini.Ternyata memang ada untungnya dia bekerja saat hari libur. Itu akan membuatnya jauh dari kak ryan.Yaya keluar dari kamarnya pagi ini dengan pakaian kerjanya."Semoga saja dia tidak menggangguku." Harap yayaSaat dia akan menuruni tangga,dia malah mendapati ryan yang sedang berada di sana."Kenapa harapanku malah tidak terkabul ?" Batin yayaBahkan, pria itu tidak hanya kebetulan ada di sana. Itu karena yaya menemukan kak ryan sedang duduk di tangga."Sedang apa dia disana ?" Pikir yayaSaat yaya akan menuruni tangga, ryan malah menyadari keberadaan istrinya disana."Sayang" panggil ryanDia melihat penampilan yaya dari
Dua hari setelahnya, yaya telah siap dengan setelan pakaian rapinya. Ini adalah hari senin. Jadi yaya tidak akan berangkat ke rumah sakit.Entahlah. Dia hanya ingin pergi keluar. Walau tidak tahu juga harus pergi kemana."Sayang, tolong pasangin dasi aku" pinta ryan saat melihat yaya hendak turun ke lantai bawah.Yaya hanya menatap pria itu dengan pandangan sinis.“Kapan dia akan membiarkan aku sendiri ?” batin yaya“Sayang” panggil ryan sekali lagiNamun tetap saja. Yaya sama sekali tidak menggubris perkataan pria itu.“Yay. Pliss.” Ucap ryan saat yaya sudah hampir berada di ujung anak tangga.“Bisa tidak, menjauh dari jalan saya ?” ujar yaya. Dia mulai kesal dengan tingkah pria itu pagi ini."Saya sedang sibuk" lanjut yaya lagi dengan wajah datar. Lalu segera pergi begitu saja"Tunggu" cegah ryan tidak membiar
Siang ini ryan pulang kerja lebih awal. Dia memang sengaja melakukan itu.Dia ingin bertemu yaya dan menanyakan dari mana saja dia.Namun saat dia sampai di rumah, Ryan tidak mendapati yaya di manapun."Bi!" Panggil ryan"Iya tuan ?" Ujar bibi"Yaya mana ? Belum pulang ?" Tanya ryan"Iya tuan. Nyonya belum pulang sejak tadi." Jawab bibi"Kemana perginya ?" Ucap ryan"Yasudah!" Kata ryan pada bibiRyan beranjak naik ke kamarnya dan akan mengganti pakaiannya lebih dulu."Mungkin sebentar lagi Yaya akan kembali!" Pikir ryanDia menunggu selama kurang lebih satu jam disana. Namun yaya belum juga pulang.Bahkan televisi yang sedang menyiarkan tayangan itupun, terasa tidak menarik sedikitpun bagi ryan."Yaya kemana sih ?" Ujar ryan sembari melihat jam yang ada di ponselnya.Rumah mereka terasa sepi sekali saat tidak ada yaya di sana.Dan ryan baru menyadari hal itu setelah dia tidak di