Sebelumnya, Eiji bersama Satsuki dan Jirou pergi ke Asosiasi petualang untuk mencari tahu tentang misi kecil yang bernama Comission untuk mendapatkan EXP dan berbagai reward lainnya.
Mereka bertiga duduk di sebuah meja bundar yang telah tersedia cukup banyak di sana. Dengan poster yang di bawa oleh Jirou, terlihat berserakan di atas meja.
“Jadi, semua ini adalah misi untuk tingkat pemula?” tanya Eiji
“Benar. Ada yang membantu untuk mengusir babi hutan di desa bagian timur, ada juga misi untuk membantu bangun desa ataupun mengantar barang” sahut Jirou
Melihat isi dari setiap poster misi itu tidak ada yang menarik dari bagian rewardnya. Karena setiap dari misi hanya memiliki permintaan yang sama, dan reward yang di dapatkan hanya mencapai 200-300 EXP.
Tiba-tiba saja, Satsuki yang sedang mencari-cari dari dalam poster itu pun mendapatkan sebuah poster dengan permintaan yang cukup menarik.
“Hei, Eiji. Bagaimana dengan ini?” tanya Satsuki sembari memperlihatkan poster tersebut padanya
Ketika Eiji melihat poster tersebut, sebuah misi yang cukup menarik muncul di hadapannya. Dengan tulisan….
[Ekplorasi dungeon misterius yang tiba-tiba saja muncul di dekat desa Aria. Semenjak munculnya dungeon tersebut, banyak sekali monster liar baru yang berkeliaran di hutan seolah mereka keluar dari dalam dungeonnya. Mohon, bagi para petualang untuk membantu. Dengan imbalan…]
[5000 EXP] [300.000 Credit]
[Tingkat kesulitan : D Class]
/---/
Melihat reward yang di tawarkan dari misi tersebut membuat Eiji cukup tergiur. Terlebih lagi, hal mengenai ekplorasi dungeon berhubungan dengan misteri dan juga sesuatu hal yang baru.
“Ini menarik juga….” gumam Eiji
“Apanya?” sahut Jirou yang mendengar dan sontak melihat poster tersebut
Ketika Jirou membaca lebih detail, dia menemukan tingkat kesulitan yang kemungkinan saja tidak Eiji baca.
“Hei, apa kau tidak lihat tingkat kesulitannya itu? Ini untuk D Class ke atas!” ucap Jirou
Eiji yang kembali melihat isi dari poster tersebut pun baru menyadari akan tingkat kesulitan yang tertera di bagian bawah. Namun, dengan wajah polos Eiji tetap berkata….
“Lalu kenapa? EXP dan Credit yang di dapatkan lumayan banyak. Kita bisa membeli perlengkapan jika berhasil!” ucap Eiji
Jirou menghela nafas berat karena antusias Eiji berasal dari hal yang cukup membahayakan.
“Eiji, kau tidak bisa baca ya? Kita ini masih level 7, sedangkan misi ini untuk D Class keatas yang memiliki level 21-40!” ucap Jirou
/---/
Dalam Linked Evolution, tingkat kesulitan sebuah misi dari permintaan penduduk mendapatkan tolak ukur yang sesuai dari Asosiasi petualang yang terdapat di berbagai kota dan kerajaan.
Sesuai dengan peringkat alfabet yang di mulai dari F hingga S, ini merupakan tingkat kesulitan dari terendah hingga tertinggi dari setiap misi atau permintaan yang telah di sortir oleh para NPC dari asosiasi petualang.
Dan kali ini, tingkat yang ingin di pilih oleh Eiji adalah D class. Yang seharusnya hanya bisa di selesaikan oleh pemain berpengalaman dan memiliki level berkisar 21-40.
Setiap tingkat kesulitan juga tidak bisa sebatas di selesaikan karena faktor level dan perlengkapan saja. Kemampuan dari seorang pemain di butuhkan sekali untuk menyelesaikan misi tingkat tinggi.
Oleh karena itu, ada beberapa misi yang memiliki persyaratan tertentu yang berhubungan dengan peringkat seorang pemain.
Mulai dari yang terendah yaitu Bronze, Iron, Silver, Gold, Platinum, Mithril, Orichalum, dan juga Adamantite.
Tentu saja Eiji memiliki kemampun bertarung yang hebat, tetapi hal itu tidak menutupi kenyataan bahwa damage yang dia hasilkan tidaklah sebesar pemain level tinggi, dan juga skill yang dia miliki tidak sebanyak pemain lain.
/---/
Jirou yang menentang hal tersebut berulang kali pun berujung berdebat dengan Eiji.
“Apa kau ingin kena penalty dari mati dalam game?! Kau tidak akan bisa bermain satu hari ke depan loh!” ucap Jirou
“Resiko besar memiliki reward yang lebih besar. Jika kita ingin naik level lebih cepat, maka lebih baik ambil saja!” bantah Eiji
“Hei, ini adalah Ekplorasi dungeon. Bukan PVP! Berbeda cerita jika melawan player lain, karena membutuhkan teknik!” bantah Jirou lagi
Keduanya menempelkan jidat mereka karena saling tidak bisa menerima pendapat satu sama lain.
“Hah?! Kau ingin terus di level kecil dan bermain membersihkan hutan dari babi liar?!” ucap Eiji
“Lebih baik di bandingkan ingin sok kuat karena baru saja mengalahkan player level 37!” balas Jirou
Tak tahan melihat keributan yang di sebabkan oleh mereka berdua, Satsuki pun turun tangan dengan mencubit keras pipi mereka.
*GYUT*
“AAAHHH!!!” erang mereka berdua
“Sakit, sakit, sakit! Satsuki, hentikan!” teriak Eiji
Dengan raut wajah datar dan aura tenang, Satsuki memaksa mereka untuk berhenti.
“Duduklah dengan tenang. Kalian menganggu banyak orang” ucap Satsuki sembari melepas cubitannya
Begitu mereka berdua sudah tenang dan duduk sembari mengusap pipi yang berbekas merah, Satsuki pun mulai mengambil alih pembicaraan sembari melihat tingkat kesulitan dari misi tersebut.
“D class ya….” gumam Satsuki
“Benar kan? Seharusnya kita jangan gegabah!” ucap Jirou
“Sudah kubilang, reward yang di dapatkan itu lumayan!” bantah Eiji
“Sudahlah kalian berdua. Hentikan debat ini. Lebih baik kita pergi ke sana untuk melihat-lihat dulu” ucap Satsuki
Dengan keputusannya saat itu, tak lain dari Jirou ataupun Eiji sama sekali tidak ingin menentangnya. Satsuki segera bangun dari kursinya dan menuju ke Juliana untuk menerima misi tersebut.
Setelah menerima misi tersebut, mereka pun beranjak pergi menuju desa Aria dimana dungeon misterius itu muncul. Dengan menggunakan tumpangan seorang pedagang, mereka sampai ke sana tak memakan waktu yang lama.
Pedagang tersebut berhenti tepat di depan Aria menurunkan Eiji di sana.
“Terima kasih, paman” ucap Satsuki
“Tidak usah sungkan. Kalian bertiga berhati-hatilah” ucap pedagang tersebut
Pedangan itu pergi pun mulai berjalan lagi dengan kereta yang dia bawa menggunakan kudanya. Sedangkan Eiji, bersama dengan Satsuki dan Jirou pun telah sampai di desa Aria.
Mereka bertiga yang masuk ke dalam desa tersebut di penuhi oleh banyak sekali anak-anak kecil yang bermain ria di hari yang cerah bersama dengan harmonisnya orang-orang sekitar yang begitu ramah antar satu sama lain.
Walaupun mereka hanyalah NPC, tetapi jiwa kehidupan yang di rasakan Eiji saat itu terasa begitu nyata seolah mereka benar-benar hidup layaknya manusia nyata.
“Ini… benar-benar game?” gumam Eiji
“Entahlah… rasanya sama seperti berada di dunia nyata. Mereka seperti mempunyai jiwa sendiri dan kehangatan yang sama dengan kita” gumam Jirou
“Manusia buatan… Apa teknologi telah berkembang pesat hingga bisa membaut sangat realistis?” ucap Satsuki
Di tengah mereka yang sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara seorang pria tua yang memanggil mereka bertiga.
“Ahh… petualang!”
Suara tersebut membuat mereka bertiga menoleh ke belakang dan mendapatkan seorang pria tua berambut dan janggut yang berwarna putih. Di sampingnya terdapat seorang gadis remaja yang sedang menuntunnya, layaknya seorang cucu.
“Anda…” gumam Eiji
“Ah, maafkan aku. Aku adalah kepala desa Aria, Boffius. Dan ini cucuku Sina” ucap Viclum
“Namaku Eiji. Ini kedua temanku, Satsuki dan Jirou. Kami datang kesini karena mendapatkan permintaan untuk menjelajahi dungeon misterius yang tiba-tiba muncul di dekat desa ini” ucap Eiji
Boffius saat itu sontak terkejut ketika mendengar Eiji yang menyebutkan dungeon misterius itu. Namun, di tengahnya yang sedang terkejut, hembusan nafas lega keluar sembari mengelus dada.
“Syukurlah… ku kira tidak akan ada petualang yang akan datang untuk segera membantu kami” ucap Boffius
Eiji sedikit bingung ketika mendengar ucapan Boffius yang terlihat seperti orang sudah di ambang putus asa.
“Apa maksudmu?” tanya Eiji
“Permintaan itu sudah kami taruh melewati tiga bulan yang lalu. Tetapi tak kunjung ada petualang yang datang ke sini untuk membantu. Alhasil, sebagian dari lahan perkebunan dan pertambangan di hutan telah di hancurkan oleh beberapa monster yang keluar dari dungeon misterius itu” ucap Boffius
Ketika Eiji mendengar hal itu, ucapan yang di katakan Boffius benar-benar cukup memilukan. Namun, yang membuatnya cukup bingung saat itu adalah dengan reward yang cukup tinggi, mengapa tidak ada pemain yang sama sekali ingin melakukan misi tersebut?
Jawabannya mudah. Karena kesulitan misi D class, pada umumnya di berikan untuk para pemain yang sudah mencapai lvl di atas 21. Sedangkan mereka sudah mendapatkan banyak gear dan membutuhkan EXP yang lebih banyak untuk lebih kuat.
Terlebih lagi, sebuah dungeon baru tidak memiliki kepastian untuk memberikan perlengkapan yang cukup menarik. Sehingga tidak ada yang ingin mengambil resiko dan membuang-buang waktu mereka.
Tetapi, Eiji saat itu tidak banyak berpikir dan langsung berkata pada Boffius.
“Tunjukan dimana dungeon itu” ucap Eiji
Sesuai dengan ucapan Eiji, Boffius dan Sina menunjukan jalan ke dungeon tersembunyi tersebut. Melalui belakang desa, mereka mengambil rute paling aman untuk menghindari para monster yang masih berkeliaran di hutan dan menjaga dungeon tersebut. Di belakang rumah yang tak lagi terpakai, mereka bersembunyi di belakangnya untuk melihat ke dalam hutan yang lebat itu. Boffius menunjuk ke arah dalam di mana terdapat banyak sekali ogre, goblin, slime raksasa di sana. “Ada di dalam hutan sana” ucap Boffius Melihat banyaknya monster yang berlalu lalang dalam hutan itu benar-benar membuat kesempatan untuk menerobos masuk cukup kecil. Terlebih lagi, mereka bertiga sama rata level 7 dan belum mempunyai perlengkapan untuk bertarung. “Ogre… Goblin dan Slime ya….” gumam Eiji “Astaga, banyak sekali!” teriak Jirou Teriakannya saat itu membuat salah satu goblin menoleh ke arah mereka. Namun, dengan cepat Eiji segera menutup mulut Jirou dan menari
Seluruh monster yang tersebar di dalam hutan Aria saat itu sudah di lenyapkan sepenuhnya oleh mereka bertiga. Dengan membunuh ogre, exp yang mereka dapatkan pun meloncat lumayan tinggi karena memiliki tingkat kesulitan D Class sebagai monster. *TING* [LEVEL UP!] [ Nama : Jirou ] [ Level : 14 ][ EXP : 123/3000 ] [ Class : Swordsman ] [ HP : 1440/1440 ][ MP : 400/400 ][ ATK : 156 ][ DEF : 110 ] [ Skill : - Wing blade ( MP - 100) ] Jirou yang melihat statusnya meningkat saat itu di buat terkejut dengan munculnya sebuah skill baru di hadapannya. “WAH! Aku mendapatkan skill! Wing… blade. Apa itu? Kedengarannya keren sekali! Hei, Satsuki kau bagaimana?” ucap Jirou sembari menoleh ke arah Satsuki di belakang Di sana, Satsuki sedang membuka statusnya yang tak terlalu beda jauh dengan Jirou karena memiliki class yang sama. Namun, dalam bagian Skillnya terdapat tulisan yang berbeda. [ Skill
Mereka bertiga sontak berlari secepat mungkin menghampiri lawan Minotaur mereka. Minotaur yang berdiri di depan Eiji saat itu mengayunkan pemukul kayunya dengan kuat dan cepat dari atas. *WUUSH* Eiji segera melompat ke samping dan menghindari pukulan telak tersebut. *BRUAAKK* “Cih! Daya hancur dan ukurannya sama-sama besarnya ya.Tetapi-!” gumam Eiji Dia memukul tanah dengan telapak tangannya dan mulai memutarnya. *GRAK* “Tectonic Shift” Sihir pergeseran tanah saat itu di gunakan kembali oleh Eiji dan membuat tanah yang di pijak oleh Minotaur tersebut bergeser dan menjebaknya. *GRAK GRAK* “RGHH!” erang Minotaur tersebut Eiji yang mendorong tubuhnya dengan kedua kakinya saat itu melesat dengan cepat hingga berada tepat di hadapan Minotaur tersebut. Ayunan dari tinjunya yang tiada ampun saat itu menghantam wajah Minotaur dengan keras. *BUAAKK* Pukulan keras yan
Hantaman keras dari Minotaur di ayunkan hingga ke tempat di mana Eiji berdiri. Tanah yang hancur ke mana-mana, bahkan dinding menjadi retak bersamaan. *KRAK KRAK* Satsuki dan Jirou yang melihat debu tebal menutupi satu ruangan dungeon, di baliknya terdapat bayangan akan pemukul kayu yang sudah terlihat seperti menghantam habis Eiji di bawahnya. Namun, ketika debu tebal tersebut menghilang, medan pertempuran yang terjadi antara Minotaur saat itu cukup mengejutkan. Eiji yang berada tepat di bawah kayu pemukul itu pun menyeringai lebar sembari menahannya tanpa mengurangi satu batang HP pun. “Heh! Ini akan menjadi tes subjek yang bagus!” ucap Eiji Eiji mendorong kuat kedua lengan yang menahan kayu tersebut hingga menghancurkannya menjadi dua. *BRAAKKK* Dia melompat dari celah terbelahnya kayu tersebut, dan menghantam keras wajah Minotaur. *BUAAKK* “ARGGHHH!!” Pukulan keras dari Eiji saat itu bahkan menghancu
Pandangan mata yang di penuhi gelap gulita. Tak ada satupun cahaya yang masuk ke dalam dan menerangi sekitarnya. Hanya suara ribuan orang yang berteriak meminta tolong selalu berputar di dalam kepalanya. “Tolong!” “Kumohon, lepaskan aku!” “Anakku!” “TIDAAKK!!” Suara teriakan terakhir saat itu benar-benar membuatnya terkejut. Bahkan mimpi buruk tersebut pun langsung berakhir dengan kondisi Eiji yang bangun dengan keringat dingin di atas ranjang. Wajah tegang dengan kedua mata dan mulut terbuka lebar. Nafas yang tak beraturan dan lengan yang memegang selimut begitu erat. “Haah… haahh….” “Apa itu… barusan…? Mimpi? Tidak… itu terasa… begitu nyata….” gumam Eiji Eiji yang penuh dengan rasa panik mendapatkan entah mimpi buruk ataupun kenyataan itu, tiba-tiba saja menyadari akan sekitarnya. Dia berada di atas ranjang yang cukup empuk, ruangan yang tertata rapih dimana itu merupakan sebuah rumah yang berada di dala
“Hei… hei hei hei! Kenapa jadi seperti ini?! Beberapa menit yang lalu masih bisa log out! Kenapa sekarang-!” gerutu Jirou “Tenanglah Jirou! Kemungkinan, ini hanya kesalahan sistem dalam game. Jika kita memberikan feedback, mungkin saja perusahaan game, Suei Cooperation akan mencarikan jalan keluar untuk kita” ucap Eiji Mendengar ucapan Eiji pun berhasil untuk membuat Jirou kembali tenang secara perlahan. Mereka bertiga pun mulai berusaha untuk tenang dan memikirkannya secara perlahan. ** “Sialan! Kenapa kejadian terjebak dalam game harus terkena pada kita?!” gerutu Jirou “Hari memang tidak menentu kapan kau beruntung dan sial ya….” gumam Eiji Eiji yang sedang bergumam diri sebelumnya pun terlihat seperti sedang berpikir keras akan suatu hal. Di sisi lain, Satsuki yang sedang mengetik laporan feedback untuk meminta bantuan developer. Ketika dia selesai…. “Aku sudah mengirimkan feedback. Kemungkinan beberapa jam lagi akan
Eiji dengan cepat langsung menahan pergelangan tangan orang tersebut dan menghentikan tajamnya belati itu tepat setelah menggores sedikit wajahnya.*DUK**ZRAT*“Urgh!” erang EijiEiji merasakan betapa kuatnya perempuan itu terus mendorong dan meronta. Namun, kekuatan Eiji masih sanggup untuk menahan tangannya agar tak bergerak kemanapun.Tepat di depan mata satu sama lain, Eiji melihat tudung kepala orang tersebut yang menutupi wajahnya dan hanya memperlihatkan sebagian dari bibirnya yang tipis.Di sisi lain, Satsuki yang berada di samping Eiji pun sontak melesat dan mengayunkan pedangnya ke arah orang bertudung itu.*WUSH*Orang tersebut sadar akan pergerakan Satsuki yang datang menyerang secara diam-diam. Dia pun memutar pergelangannya dan melepaskan diri dari Eiji dengan mendorong tubuhnya menggunakan dada Eiji sebagai pijakan.*DUK*“Ugh!” erang EijiDia melompat mundur dan berp
Ucapan dari Suei benar-benar membuat 49 player yang yang tersisa di sana pun tertegun diam akan rasa Takut dan kebingungan. Ancaman yang dia berikan benar-benar nyata dan di contohkan tepat di depan mata. Suara protes dari puluhan player itu langsung senyap dan tak lagi ada yang berani menentangnya.“Nah, begini lebih baik. Tidak ada yang menetang lagi, jadi aku bisa melanjutkan penjelasanku”“Seperti yang kubilang sebelumnya, kalian tidak memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata. Biar aku perbaiki kalimatku. Kalian, BELUM memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata”Suei memutar balikkan kata-katanya agar memberikan secerah harapan bagi para player yang terjebak bisa lebih hidup dan berusaha untuk bertahan.“Belum?” gumam Eiji“Benar, belum! 49 dari 50 player yang ada di sini, terpilih secara langsung olehku untuk mengikuti sebuah event khusus, yaitu Linked Tournament” ucap Sue