Hari ini, Elsa mendapat teguran dari wali kelasnya karena telah tidak masuk tanpa keterangan kemarin. Sebelumnya Elsa tidak pernah begitu, namun akhir-akhir ini sang wali kelas menyadari banyaknya absensi Elsa di kelas entah karena sakit lah, izin, bahkan alpa juga.
Tangan Elsa berkeringat dingin karena cemas ketika dia menunggu jemputan di halte bus. Semua penghuni sekolah sudah pulang dan hanya sisa Elsa seorang diri di sana. Sepi itu memberi Elsa waktu untuk berpikir bahwa sekalipun dia telah menikah, sekolah harus tetap menjadi prioritas atasnya. Mama tidak akan senang jika tahu bahwa hari ini Elsa mendapat teguran. Karena Mama selalu bilang, untuk menguasai seorang laki-laki, perempuan harus memiliki kecerdasan melebihi mereka.
Mama pasti mengira bahwa Elsa bisa menguasai Leon karena Elsa memiliki otak yang cerdas. Namun Mama tidak tahu saja, ketika Elsa berhadapan dengan Leon, otak cewek itu seolah melompat keluar dari tempatnya dan me
"Kamu baik-baik aja, Elsa?" tanya Mami pada Elsa, karena melihat kegelisahan di wajah menantunya itu, Maya tidak kuasa untuk menuduh Leon mengatakan yang tidak-tidak pada menantu kesayangannya."Aku gak apa kok, Ma." Setelah mengatakan itu, Elsa tersenyum untuk yang terakhir kali sebelum melangkah menjauh menuju kamarnya.Leon sedang mandi, jadi Elsa buru-buru mengganti pakaiannya di closet dan menyiapkan pakaian baru untuk Leon gunakan. Dan ketika Elsa sedang memilah kaus yang terlipat di lemari, Leon tiba-tiba saja masuk dengan tubuh basah dan handuk yang melilit di pinggangnya.Elsa terkesiap mundur dan bersandar di tembok sambil memeluk kaus berwarna putih milik Leon. Beberapa detik mata Elsa terfokus pada air yang mengalir pada tubuh kencang dan berotot itu. lalu dalam sekejap wajah Elsa memerah dan dia langsung memejamkan mata dengan erat.Leon berdiri di hadapan Elsa dengan tatapan jengkel. Dia menutup
Selama satu bulan ini, Leon jarang pulang ke rumah. Beberapa kali dalam seminggu dia akan menginap di apartemennya, saat itu Elsa selalu datang membawa makan malam, namun selama itu tidak pernah terjadi apapun di antara mereka. Elsa tidak lagi diizinkan untuk menginap di sana oleh Mami.Setiapweekend, Elsa bertemu dengan Mama-nya. Yang datang untuk menguras dompet Elsa. Hari Minggu ini Mama tumben membawa Elsa ke salon dan spa untuk mempercantik diri. Elsa masih ingat ketika Mama memarahinya karena pakaian yang Elsa pakai tidak banyak berubah. Elsa tidak bisa menjadi mamanya, mengenakan pakaian ternama dan sepatu tinggi, serta tasbrandedmahal. Elsa bahkan tidak suka mengenakan aksesoris.Namun untuk satu hari di hari Minggu itu Elsa menuruti kemauan Mama dan berdandan seperti yang Mama mau. Mengenakan pakaian, sepatu, dan tas branded mahal, aksesoris berkilauan, juga make up tebal disertai bulu mata yang m
Elsayakin bahwa dirinya sudah bau keringat, namun ketika tiga lelaki itu masuk, aroma parfum mereka mencemari udara di lift itu.Leon berdiri di samping Elsa yang kaku. Sepanjang lift itu bergerak naik, Leon tidak mengatakan apapun dan itu membuat Elsa sangat gugup. Apa topi pink, kupluk hitam, dan masker hitam ini berhasil mengelabui Leon sehingga dia tidak mengenali Elsa?Namun, ketika dua pria berjas di depan melangkah keluar saat lift berhenti di lantai tujuh, Elsa merasakan jantungnya semakin berdetak bertalu-talu. Lalu mesin persegi itu pun menutup dan bergerak lagi ke atas menuju lantai sembilan."Elsa," panggil Leon dengan nada suaranya yang dingin.Elsa langsung memejam, merasakan napasnya nyaris saja berhenti.Elsa pun memberanikan diri mendongakkan kepala dan memperhatikan wajah Leon yang datar sampai lelaki itu menunduk dan balas menatap matanya. "Kak Leon," cicit Elsa.
Kemarahan Leon, adalah yang dipikirkan Elsa sesaat setelah dia berhasil menguasai dirinya lagi. Dia berlari ke arah toilet dan masuk lalu menangis di dalamnya. Elsa tidak tahu kenapa efek yang ditimbulkan dari apa yang dia lihat begitu dahsyat. Yang pasti, ternyata Kak Leon-nya sudah memiliki kekasih dan kekasihnya yang bernama Kanaya itu begitu cantik dan seksi. Ketika Kanaya duduk di pangkuannya, Elsa nyaris berkata lantang bahwa mereka tampak sangat serasi, mengabaikan rasa sakit yang tiba-tiba mencengkram hatinya.Sekarang, Leon pasti marah padanya. Entah kenapa hanya itu yang mampu Elsa pikirkan sekarang. Memang kemarahan Leon tidak pernah berlebihan. Namun mendapati lelaki itu menatapnya dengan tatapan tajam saja sudah membuat Elsa takut, sekalipun Leon tidak mengatakan apa-apa.Elsa berdiri dari tutup toilet yang ia duduki, lalu hendak membuka pintu ketika suara cekikikan cewek terdengar di luar. Elsa pun mengurungkan niatnya dan memi
Suasana di antara mereka seolah kembali seperti semula. Leon ada di rumah, namun selama hampir seharian hanya mendekam di ruang kerjanya. Mami tidak menyadari apapun karena baginya, begitulah Leon. Elsa juga tidak terlalu peduli, walau terkadang dia berpikir Leon masih marah padanya. Maka untuk mengenyahkan semua perasaan tidak enak itu, Elsa menyibukkan diri dengan tugas-tugas sekolah.Jam di dinding hampir menuju angka 12 malam. Biasanya Elsa sudah tidur, dan biasanya juga Leon sudah kembali ke kamar. Namun keduanya masih disibukkan oleh pekerjaan masing-masing.Tepat ketika suara dentingan halus terdengar yang menandakan sudah tengah malam, Elsa berhenti menulis di bukunya. Terdiam sesaat, lalu membaringkan tubuh di atas karpet, di sekitar buku dan kertas yang berserakan.Lalu pemiikiran itu mulai menelusup. Leon sudah punya kekasih. Mungkin hubungan mereka terjalin sebelum Leon menikah. Membuat El
Leon masuk ke kamar ketika Elsa sudah terlelap dalam tidurnya. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Leon menyusup ke dalam selimut, berbaring miring menghadap istrinya. Leon menatap wajah damai Elsa. Bulu matanya masih basah, pipinya menyisakan jejak-jejak air mata kering. Leon tidak kuasa menahan tangan untuk tidak menyentuh Elsa. Dia mengusap sisi kepala perempuan itu, lalu membungkuk untuk mencium keningnya. Kemudian, dengan sangat perlahan, Leon melepaskan guling dari pelukan Elsa, yang kemudian digantikan oleh dirinya.Leon menyadari sesuatu. Bahwa sekeras apapun dia mencoba untuk melawan, perasaan asing ini terasa begitu kuat. Terlepas dari kondisi hubungan mereka yang sebenarnya, Leon hanya ingin memeluk Elsa sampai tertidur.Dan Leon nyaris saja mendapatkan apa yang dia inginkan jika saja Elsa tidak melenguh dan bergarak di dalam pelukannya. Leon kembali membuka mata dan menunduk memandang Elsa yang mengernyit ti
Hari ini Elsa mengikuti pelajaran olahraga berenang, yang kemudian dilanjutkan dengan ulangan harian dari dua mata pelajaran, Matematika dan Sejarah. Semalaman Elsa begadang untuk belajar, lalu dilanjutkan dengan aktifitas melelahkan bersama suaminya. Wajar jika saat ini wajah Elsa tampak pucat. Apalagi ditambah dengan rasa nyeri familiar di perutnya yang biasa ia rasakan selama satu bulan sekali, namun kali ini Elsa sudah telat dua minggu tidak merasakannya.Sepulang sekolah Elsa berbaring di ranjang sambil memeluk perutnya yang terasa semakin sakit. Hari ini Leon tidak datang menjemputnya, Elsa pulang dengan taksi. Rumah pun terasa sangat sepi sebab Mami pergi ke bandara, menjemput Papa mertua Elsa.Rasa sakit itu semakin tidak tertahankan. Elsa bahkan baru pertama kali merasa sesakit ini. mungkin karena dia sudah telat menstruasai selama dua minggu, makanya perutnya menjadi bermasalah. Semoga saja bukan sesuatu yang serius.
Pergi ke sekolah setiap pagi terasa semakin sulit saja. Di sekolah pun, keadaannya tidak menjadi lebih baik. Teman-teman masih mengucilkan keberadaan Elsa. Elsa masih dijadikan tukang suruh-suruh, seperti pergi ke kantin atau mengerjakan tugas. Hari ini tidak ada yang beda. Elsa baru saja selesai menyalin tugas untuk teman-temannya, lalu pergi ke kantin yang ramai untuk membelikan mereka makanan yang mereka inginkan.Elsa merasakan setiap persendian di tubuhnya berteriak sakit. Pada istirahat kedua, Elsa berjalan gontai menuju UKS. Ketika sampai di depan pintu UKS, Elsa merasakan tubuhnya limbung dan dia pun jatuh pingsan.Ketika terbangun, Elsa sudah berada di atas tempat tidur UKS. Dia terbangun bukan karena keinginannya, namun karena rasa mual yang lagi-lagi melanda perutnya, Elsa sudah memuntahkan semua sarapannya pagi tadi di toilet sekolah. Sehingga sekarang, perut Elsa benar-benar kosong sehingga hanya air saja. Elsa memunta