Emily tak menyentuh makanannya sama sekali, terlebih ketika Alex sendiri yang mengirimkan makanan itu untuknya. Kegilaan Alex sama sekali tak bisa ia terima. Ia tahu kalau Alex menyukainya sejak lama, tetapi tak menyangka rasa suka itu berubah menjadi kegilaan yang tak terbendung hingga ia melakukan hal semacam ini pada Emily.“Em ... makanlah dulu, setelah itu kau boleh marah lagi padaku,” ucap Alex sembari menyodorkan sendok berisi sup krim pada Emily yang sejak kemarin tak terisi apa pun.Emily tak menjawab maupun menerima suapan makanan yang disodorkan oleh Alex. Ia hanya melirik sekilas lalu memilih untuk meringkuk dan menutupi seluruh tubuh dengan selimut.Emily bisa mendengar Alex mendesah putus asa karena tak berhasil meminta Emily untuk menghabiskan makanannya.“Em ... aku hanya ingin kau tahu kalau aku bisa merawat dan mencintaimu, tidak seperti suamimu. Aku bahkan jauh lebih baik dibanding Jason.”“Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu, Alex. Pergi dari hadapanku!”“Em—“
Jason gelisah karena telah melakukan kesalahan terhadap Emily. Ia sesungguhnya tak bermaksud menyakiti perasaan Emily dengan memberi tuduhan tak beralasan. Namun, siapa yang tidak akan curiga, jika menjadi Jason.Ia menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan dengan lebih mengutamakan Tamara selama ini dibanding Emily. Sama saja ia telah menduakan istrinya. Namun, ketika ia tahu bahwa Emily juga memiliki seseorang yang mencintainya, Jason merasa kesal dan marah.Sebelumnya Jared, kini pria lain bernama Alex.Jason kini hanya berjalan mondar-mandir, gelisah karena Emily tidak menjawab panggilannya sejak tadi, setelah wanita itu memutus telepon sebelumnya.Apa yang Emily maksud dengan dirinya dalam bahaya? Apakah pria bernama Alex itu begitu menakutkan dan telah berbuat jahat terhadap Emily? Dan ... kabar kehamilan Emily mengapa membuat dada Jason seperti bergetar tak karuan? Ada gelenyar aneh yang tak mampu ia gambarkan saat ini, seperti sebuah euforia tak tergambarkan dan tak bi
Emily masih tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Alex. Ia pada akhirnya memutuskan sendiri untuk mengantar Emily kembali pada Jason. Bahkan Emily tak lagi meminta untuk itu.Ia sudah pasrah dan tidak memiliki keinginan untuk kembali terlebih setelah Alex menunjukkan foto di mana Jason begitu bahagia bersama Tamara.Dada Emily begitu sesak membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti setelah dirinya kembali pada Jason. Namun, ini adalah pilihan yang tepat, agar ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri, apakah benar Jason masih bersama Tamara.Jika ternyata benar, lantas apa? Apakah Emily nantinya boleh memilih untuk kembali pada Alex jika ternyata Jason melakukan hal itu terhadapnya, seperti yang Alex katakan?Emily tak menjawab perkataan Alex, ia menghabiskan makanannya, kemudian menunggu hingga Alex siap untuk membawanya kembali pada lelaki yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari bayi yang ia kandung.Lelaki yang telah menjadi suaminya dan menjanjikan banyak hal indah
“Apa kau sudah gila?! Kau seharusnya yang bertanggung jawab, dan sekarang kau memintaku untuk bersandiwara seperti ini, apa maumu sebenarnya?!” sergah seorang wanita dalam perbincangannya melalui saluran telepon.Wajahnya tampak mengetat. Beberapa kali ia menggebrak meja yang ada di sampingnya.Ia sangat geram atas apa yang menimpa dirinya. Ia tentu saja tahu siapa ayah dari janin yang ia kandung. Meski ia berharap bayi itu milik Jason, tetapi kenyataannya tidak demikian.“Aku seorang model dan mengandung adalah hal yang berisiko bagi karirku, kau tahu itu, bajingan!?”Pria di seberang terdengar terkekeh. Ia tentu saja tak mau disalahkan atas hasil dari perbuatan mereka berdua. Bukankah mereka melakukannya atas dasar suka?“Itu urusanmu, bukan aku. Kau sendiri yang tidak bisa menahan hasratmu dan aku hanya memberikan apa yang kau minta, Tamara. Apakah aku salah?”Tamara mengepalkan tangan, tak bisa membalas setiap perkataan pria itu. Namun, jelas kalau kemarahannya sudah berada di ubu
Semua tatapan tertuju pada Jason yang baru saja melangkahkan kaki memasuki ruangan, setelah membuka pintu dengan kasar, berharap bisa memergoki Emily yang mungkin sedang bercinta dengan siapa pun yang bisa merusak reputasi wanita itu.Jason muak karena dirinya yang selalu menjadi tokoh antagonis dalam kisah percintaan mereka yang aneh. Bahkan sejak dulu, sejak mereka remaja.Dan kini, ia tak tahu harus memberi jawaban apa atas pertanyaan yang tersirat dalam tatapan tiap-tiap yang berada di sana. Charles, Emma, dan Emily kini tengah berada di ruangan itu.Apa yang mereka bicarakan?“A-ayah. Apa yang kalian lakukan di sini?”Ketiganya tidak memberi respon atas pertanyaan Jason, melainkan membuang muka dan kembali melanjutkan obrolan seolah tak pernah melihat Jason. Hal itu tentu saja membuat Jason kebingungan.Apa sebenarnya yang tengah terjadi? Mengapa mereka seperti cuek saja saat Jason masuk, dan hanya melemparkan tatapan aneh ke arahnya?Bahkan sang ayah yang biasanya mengomel dan m
Emily tampak gamang, terus memandangi dan menilik tulisan yang tertera di atas lembaran yang ada di tangannya. Charles yang semula menjodohkannya dengan Jason, kini justru memberi pilihan untuk berpisah dari lelaki itu. Emily tak tahu apakah ia harus senang dan berterima kasih pada pria paruh baya itu, ataukah sebaliknya—mengumpat dan menyumpahinya karena telah terlalu ikut campur dalam kehidupan Emily selama ini. Semua ini tak gratis. Charles memberikan nama belakang untuknya, sebuah rumah yang kini ia tinggali, dan beberapa persen saham di perusahaan Kennel’z Industry untuk ia miliki. Kehidupannya jelas terjamin, tetapi dengan risiko harus kehilangan lelaki yang ia cintai selama ini. Banyak hal pula yang menjadi pertimbangan Emily. Charles tidak memaksa, andai ia dan Jason memutuskan untuk tetap bersama, ia hanya meminta agar Jason lebih memberi perhatian terhadap Emily dan memupuk cinta mereka. Namun, tampaknya itu akan jadi hal mustahil bagi Jason. Jason pasti akan mengulangi
Emily masih tak percaya dengan apa yang telah ia terima hari ini. Banyak hal baik dan ia tak tahu apakah akan sanggup mengemban itu semua karena baginya apa yang keluarga McKennel percayakan padanya adalah sebuah beban tanggung jawab dan hutang budi yang tidak akan pernah bisa ia balas sampai kapan pun.“Kau tak perlu menganggap ini sebuah hutang budi, Emily, kami orang tuamu. Apa yang kau terima adalah hakmu dan kami senang melakukannya. Kami telah mempersiapkan lainnya untuk Jason dan Jared, kau tak perlu risau mengenai itu. Oh, dan juga untuk calon cucuku.”Begitulah yang Charles ucapkan beberapa jam lalu. Dan setelahnya, Emily seperti menjadi trending topik di kantor mereka bahkan seantero Eastonville mengerti kisah hidupnya.‘Cinderella dalam versi yang berbeda’, begitu kata mereka.Dan seperti yang sudah ia perkirakan, beberapa pegawai memang menjadikannya bahan pembicaraan. Dari sudut pandang yang baik dan paling buruk. Ia sudah merasakan semua dalam waktu satu hari.Kini, ia s
Emily duduk seorang diri di L’Restaurante, menunggu Alex datang sesuai janji. Sialnya Shila tidak bisa ikut serta dikarenakan ada hal yang mendadak harus ia kerjakan. Terlebih, Shila berpikir kalau Emily pasti membutuhkan waktu untuk berbincang lebih lama hanya berdua dengan Alex.Emily telah menceritakan sedikit mengenai Alex pada Shila dan sahabatnya itu bahkan mendukung Emily untuk kembali membuka hati untuk pria mana pun yang mencintai dan bisa memberi kebahagiaan untuknya.Tentu saja Emily punya pemikiran yang sama, tetapi tidak secepat itu.Hubungannya dan Alex memang terjalin sejak lama, hanya sebatas dua orang yang bersahabat. Meski tak menutup kemungkinan akan berubah menjadi sepasang kekasih atau bahkan yang lebih dari itu, tetapi membayangkannya sehari setelah bercerai rasanya agak tidak pantas.“Kau sudah menunggu lama?” tanya Alex, yang langsung duduk dan memerhatikan wajah Emily yang memberengut. Ia merasa bersalah karena datang terlambat. Namun, ia punya alasan untuk it