Share

Chapter 39

Di sepanjang perjalanan pulang, Denver terus saja membisu. Pandan berkali-kali membuka mulut, bermaksud ingin membuka pembicaraan. Tetapi berkali-kali juga ia menutupnya kembali. Ia tidak tahu harus mulai bercerita dari bagian yang mana. Selain itu, ia juga ngeri melihat air muka yang ditampilkan oleh Denver. Asem banget seperti cuka apel basi. Setelah berkali-kali menarik napas panjang, Pandan memberanikan diri untuk lebih dulu membuka pembicaraan. Bagaimanapun memang ia yang salah. Bismillairrahmanirrahim!

"Bang, saya minta maaf karena sudah membohongi Abang. Tetapi saya melakukan semua itu karena saya--"

Denver mengangkat tangan kirinya. Pandan seketika menghentikan kata-katanya. Ia tahu itu adalah isyarat dari Denver agar ia tidak melanjutkan lagi kata-katanya. Sepertinya Denver masih marah padanya.

"Nanti di rumah saja kamu menceritakan semuanya. Abang sedang menyetir. Abang tidak ingin konsentrasi Abang terganggu s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status