Share

Luka 76

"Pagi sayang," sapa Mas Ryan. Sebuah kecupan Ia singgahkan di keningku. "Bangun, sholat dulu." Terdengar lembut sekali suara suamiku itu.

Tak seperti biasanya hari ini aku terlambat bangun. Mas Ryan malah sudah lebih dulu bangun dari pada diriku.

"Lagi," pintaku melihat sebentar dengan mata menyipit, kemudian kembali memejamkan mata. Sebuah kecupan mendarat bertubi - tubi. Mulai dari kening, pipi, bibir, hidung dan dagu.

Senyumku tercetak lebar, masih dengan mata terpejam. Tiba - tiba Mas Ryan mengangkat tubuhku. Aku tertawa seketika. Dia menurunkanku di depan pintu kamar mandi. Aku kemudian memeluknya, entahlah hari ini aku benar - benar ingin dimanja.

"Lagi pengen ya?" godanya, seketika aku mengangkat wajah dan menggeleng. Senyum jahil nampak di wajah tampan itu. Selalu saja seperti itu, pikirannya tak jauh-jauh dari hal itu.

Aku hanya sedang ingin dimanja, tak lebih dari itu, meski tak menolak juga bila dia meminta. Eh …

Mas Ryan mendorong pintu dan aku masuk lebih dahulu, menggos
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status