"wah kak Alina rajin sekali pagi-pagi sudah masak," ucap Nasya yang menghampirinya kedapur, karena tertarik dengan aroma masakan yang sangat lezat."Jangan gangguin istri aku yah,"sahut Raka yang tiba-tiba saja memeluk istrinya didepan sang adik.pipi Alina pun merona dan merasa malu didepan Nasya."Haduh pengantin baru, mesra-mesraan terus nih semoga aja Nasya cepet punya ponakan baru," ujar Nasya sambil mengangkat kedua tangannya berdoa."Haduh pagi-pagi sudah rame ada apa sih?" Celoteh nyonya Karin yang melihat anak dan menantunya di dapur."Maaf Tante pasti menganggu yah suara aku," ucap Alina menunduk."Kok masih manggil Tante sih kak kan ini mama kakak juga," sahut Nasya menatap Alina."Iya Alina mama kan sudah jadi ibu mertua kamu jadi kamu harus terbiasa bilang mama," ujar nyonya Karin tersenyum pada menantunya.Alina kembali melanjutkan masakannya, Nasya bersiap-siap pergi kesekolah, dan sang mama kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.Raka hanya tersenyum memandang is
Alina dan juga Raka berpamitan kepada kedua orang tua mereka untuk pergi menemui Bu Asih, Raka dengan sigap selalu saja memperlakukan Alina dengan sangat istimewa. Alina merasa bahagia dan dia tidak pernah sedikitpun kehilangan sosok Raka dalam hidupnya karena semua masih tetap sama Raka tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang semuanya tetap menjadi diri dia yang selalu membuat Alina jatuh cinta."Makasih banyak ya mas kamu sudah mau menuruti apapun yang aku mau termasuk menemui ibu, "ucap alina sambil memandang wajah suaminya.Raka pun mengambil tangan sang istri dan menaruh di dekat dadanya sesekali dia mencium tangan Alina dan memperlihatkan senyum bahagia untuk sang istri."Ibu kamu itu adalah Ibu aku juga dan kebahagiaan istri aku adalah kebahagiaan aku juga jadi aku tidak akan membiarkan istri aku sedih hanya karena dia merindukan ibunya, "jawab Raka membuat alina semakin lelah ternyata, setelah menikah Raka malah semakin romantis terhadapnya dia tidak menyangka sahabat
Bu asih berharap jika suatu saat nanti Alina tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang diberikan dirinya untuk sang anak, dia tidak akan pernah membenci ibunya karena mau bagaimanapun Bu asih hanya ingin menyatukan kembali tali ikatan antara anak dengan ayahnya .dia tahu Mas Adam adalah pria yang baik dia hanya sedang khilaf mencintai wanita yang salah menelantarkan istri, dan anaknya namun dibalik itu semua pasti ada rasa penyesalan terhadap Alina karena mau bagaimanapun Alina adalah anak pertama dia yang sangat dia cintai selama ini bahkan kehadiran Alina begitu sangat ditunggu oleh dia selama bertahun-tahun.Bu asih dengan sang suami Mas Adam tidaklah mudah untuk mendapatkan anak karena mereka harus menunggu selama hampir 5 tahun penantian agar dia bisa merasakan rasanya mengandung Alina dalam rahimnya namun, sang suami tetap saja setia ada di samping dirinya tanpa pernah sedikitpun meninggalkan dia. Oleh sebab itu sejak kehamilan Alina hingga melahirkan dia diperlakukan bak s
Setelah cukup puas 3 hari di rumah sang Ibu Alina dan Raka terpaksa harus kembali ke Jakarta, karena ada beberapa kerjaan yang harus Raka selesaikan sehingga dia meminta Alina untuk ikut dengannya. Namanya juga pengantin baru masih sangat cinta-cintanya rasanya sulit sekali berada jauh dari sang istri itulah yang terus membuat Raka berpikir tidak akan pernah mungkin meninggalkan alinea sendirian ataupun dirinya tanpa Alina di sisinya.Alina dan Raka berangkat pagi hari dia pun berpamitan kepada Ibu mertuanya dan Alina juga berpamitan kepada sang ibu dia mencium tangan ibunya serta memeluk dengan sangat erat sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan bagi seorang putri yang baru saja menjalani bahtera rumah tangga bersama suaminya.Bu asih mencoba untuk menguatkan anaknya Alina bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja dia selalu akan ada di samping sang anak jika memang selalu dibutuhkan karena dia tahu Alina masih tetap ada rasa khawatir yang terus menghantuinya terlebih ketika dia men
"sudah jangan mengobrol terus Raka lapar banget ni ma, Mama masak nggak? " Ucap Raka memberikan kode agar alina bisa beristirahat setelah perjalanan lama dari Bogor ke Jakarta ."Tentu saja dong aku sama mama udah masakin menu spesial buat kak Alina dan juga kak Raka jadi kita hari ini bisa makan bersama, "celoteh Nasya dengan bahagia."Oh iya Mama hampir lupa Kamu kan punya rumah sendiri, apakah kamu dan Alina akan secepatnya tinggal di sana? kalau Mama sih terserah kalian mau tinggal di sini ataupun menempati rumah sendiri itu tetap boleh, "ucap sang Mama sambil menyiapkan piring makan."Yah, jangan cepet-cepet pindah dong dari sini nanti aku kesepian lagi kalau nggak ada kak Alina juga kak Raka, sudah bertahun-tahun aku tidak pernah merasakan suasana seperti ini, "keluh Nasya.Alina sangat terkejut mendengar kejutan yang diucapkan oleh Mertuanya, ternyata memang Raka sampai mempersiapkan semua itu untuk menyambut istrinya, Alina memang sangat beruntung dia bertemu dengan pria yan
Tiga bulan berlalu pernikahan Alina dan juga Raka masih sangat harmonis. Alina tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri yang baik dia masih memutuskan untuk tinggal bersama ibu mertuanya dan adik iparnya dikarenakan dia sendiri masih belum terbiasa jika harus tinggal sendiri di rumah barunya.Alina pun mulai sibuk mengurus toko pakaian muslimah yang diberikan oleh papa mertuanya yang sangat baik. Alina dibantu oleh Raka untuk membersihkan toko yang sudah lama sekali tutup tetapi pakaian yang yang tersimpan di sana masih dapat dijual karena masih layak untuk digunakan. Alina tidak menyangka bahwa dia akan memiliki toko pakaian muslimah sendiri padahal, dulu dia hanya bisa bermimpi jika suatu saat nanti dia bisa memiliki sebuah toko pakaian ataupun gamis agar bisa membahagiakan sang ibu.Alina pun meminta sahabatnya yang dulu menjadi rekan kerja di toko gamis di daerah Bogor yaitu Arumi, Alina meminta Arumi untuk menjadi bagian staf marketing mengatur segala penjualan dan juga p
Rapat kerja telah selesai, akhirnya Alisia sangat puas dengan semua yang dipresentasikan oleh Raka. Pria itu bukan hanya memikat Alisia dengan ketampanan yang sempurna, namun keimanan dan kecerdasannya yang membuat Alisia terpesona, selama rapat kerja berlangsung ,banyak sekali Staff yang sangat kagum dengan cara bicara Raka yang sangat lugas dan juga lembut, selain itu dia selalu memberikan senyuman yang membuat kesan ramah untuk para semua pelanggan. "Andai saja aku yang menjadi istrinya mungkin aku akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini, " gumam Alisia dalam hati sambil terus memandangi pria bertubuh tinggi dengan hidungnya yang mancung. "Selamat yah Raka akhirnya kita bisa kerjasama dengan baik, " ucap Alisia menghampiri Raka yang sudah keluar ruangan terlebih dulu."Terimakasih banyak, aku yang harus mengucapkan selamat untuk kamu, karena kamu telah membuat bisnis papa kamu berkembang pesat, sehingga sebuah kebanggaan restoran milikku bisa bekerjasa dengan hotel b
"Mas Alisia cantik yah?" Tanya Alina sembari menatap Suaminya Raka."Kenapa memang? Istri aku jauh lebih cantik," jawab Raka tersenyum pada ALina."Tapi dia wanita yang sempurna, cantik, pintar, baik, dan juga berpendidikan jauh sama aku yang hanya lulusan SMA dan mantan pegawai toko gamis," papar Alina menunduk.Terkadang, sebagai seorang istri sekaligus perempuan Alina seringkali merasa dirinya jauh dari wanita yang ada di luaran sana terlebih, dia baru tahu tentang dunia suaminya yang selama ini tidak pernah dia ketahui akan banyak wanita yang selalu dia temui setiap saat dan Alina selalu merasa takut karena, Dia memiliki trauma di masa lalunya tentang perselingkuhan sang ayah yang memilih seorang wanita yang jauh lebih cantik dari ibunya padahal, sang ibu sudah menjadi seorang istri sekaligus ibu yang selalu mengabdi penuh kepada keluarganya namun tetap saja hal itu tidak cukup bagi seorang lelaki yang sama sekali tidak pernah bersyukur memiliki itu semua."Alinaku sayang aku tahu