Share

Membisu

"Oke kalau kamu enggak mau menulis, enggak masalah sayang, Mas akan taruh di sini.” Dilra enggan menjawab memilih berbaring di ranjang .Aku keluar dengan perasaan yang entah. Miris, mengetahui dua perempuan yang berarti dalam hidupku malah bernasib sama.

“Papah?”

“Ya Sayang?” 

“Bunda marah lagi?” tanya Dion.

“Enggak, bunda cuma capek.” 

“Kenapa Bunda enggak mau ngomong? Aku kan sudah enggak nakal Pah."

“Enggak sayang, begini saja deh Dion masuk saja, ajak Bunda bicara pelan-pelan, mau?”

“Mau Pah.” Lewat celah kecil di balik pintu, aku mengawasi, Dion mulai memeluk bundanya dari belakang, setelah sebelumnya mengajak bicara namun tak ada respons. Dan ajaibnya. Dilra berbalik, mengusap wajah Dion dengan lembut, meski tak ada kata yang terucap, melihat rengkuhannya pada putra kecil kami, jelas sekali ada begitu banyak kasih sayang yang tersirat dalam diamnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status