Share

Hampir Saja Kebablasan

Hari telah berganti gelap kala Ara telah berhasil menidurkan putrinya. Setelah berjam-jam mencoba berjuang menahan kekesalan karena anak itu tak juga mau berhenti menangis.

Rangga turut menemani, memantau agar Ara tak melakukan suatu hal yang bisa saja terjadi diluar kendali.

Ara menjatuhkan diri di atas sofa yang terletak tak jauh dari ranjang bayinya. Menyandarkan punggung yang terasa sangat pegal sambil menghela napas lelah.

Laki-laki yang sedari tadi memerhatikan di luar ruangan dari pintu kamar yang terbuka lebar itu memilih pergi ke dapur, membuatkan Ara teh hangat. Dengan begitu, ia berharap lelah yang Ara rasa akan berkurang walau sedikit.

Ia kembali ke kamar yang dihuni Ara dan Dinda sambil membawa secangkir teh hangat di tangannya. Rangga memanggil Ara untuk keluar kamar. Dirinya tak berani masuk ke sana sebab Ara bukanlah istrinya.

Ini Jakarta. Bukan London. Rangga sangat takut mendadak digrebek warga dan posisinya sedang ada dalam kamar berduaan dengan Ara. Wah, bisa bahay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status