Share

BAB. XVI DIPECAT

Aku tiba di rumah saat jarum jam menunjukkan angka jam dua tepat. Demi mendengar suara motorku yang memasuki garasi, ibuku segera berhambur keluar untuk menyambutku dengan mimik wajah khawatir dan cemas.

“Alhamdulillah, Nduk kamu sudah pulang. Kamu kemana aja? Mas Adjiemu dari tadi nelponin ibu terus, nanyain kamu sudah sampai atau belum. Syukurlah kamu udah pulang dengan selamat. Kamu gak apa – apa kan, Nduk” Ibu memelukku dengan penuh rasa lega. Aku hanya tersenyum getir. Jiwaku masih tergoncang hebat sehabis pertemuanku dengan Mas Faisal tadi.

“Rania Gak apa – apa koq, Bu. Rania baik – baik saja.” Namun buliran kristal bening yang tiba – tiba mengalir dari kedua netraku membuat ibu faham apa yang terjadi. Wanita paruh baya yang mencintaiku dengan sepenuh jiwanya itu merengkuhku ke dalam pelukannya. Pertahananku runtuh, dalam pelukan ibu aku menangis tersedu.

Tangisku terhenti kala Netraku menyapu ke sekeliling ruang tamu dan terpaku saat menatap bunga – bunga plastik hiasan pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status