Share

10

 “Toko furniture, buat apa?” tanya Jack dengan bodohnya.

“Mom mau meminta Leila memilih perabotan untuk rumah kalian nanti. Setelah acara pernikahan selesai, Mom minta kalian berdua pindah ke rumah di berapa block dari rumah ini. Jadi Mom bisa mengawasi kalian sewaktu-waktu,” jelas Maria dengan santainya.

“Kenapa harus tinggal serumah sih Mom, siapa tahu kita akan bercerai mendadak besoknya?”

“Enak aja cerai, ini bukan pernikahan main-main dan pernikahan hanya satu kali seumur hidup dan sebagai pasangan yang sudah menikah. Kalian harus tinggal bersama dan lepas dari orang tua, lalu mana nomornya?” cercah Maria yang sebel dengan perkataan anaknya.

Dengan gaya malas, Jack mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Leila untuk di kirim ke nomor whatsap ibunya. Karena ia sudah malas berdebat dengan ibunya saat ini.

Maria pergi dengan hati senang dan hanya berpamit kepada Andre yang ia anggap sebagai anak sendiri.

Setelah Maria pergi, Andre melihat ke arah Jack.

“Kenapa lue mukanya kusut banget sih?” tanya Andre yang masih penasaran.

“Kelar deh hidupku,” balas Jack yang cerita pajang lebar.

Andre yang mendengarkan cerita Jack sampai tercengang. Ia tidak tahu harus mengatakan selamat atau mengucapkan kata prihatin kepada Jack yang di paksa menikah oleh Maria.

***

Di apertemen Ciputra World Jakarta.

“Baik Mom, saya akan segera ke sana dalam berapa menit lagi.” Leila menutup panggilan teleponnya.

“Cieeeyyyyaaaa…”Mama mertua ya?” goda Miura yang mencolek pipi Leila yang merona bahagia. Karena semalam ia menginap di apertemen kontrakkan Leila. gara-gara di di buat pusing oleh Maria yang membahas ini itu. membuat kepalanya pusing tujuh keliling dan ia malas pulang ke kontrakannya.

"Kayaknya kau happy banget, aku iri deh."

Suara seorang wanita menyadarkan kedua wanita yang sedang bermalas-malasan di atas ranjang.

Leila dan Miura melihat ke arah Lara yang merupakan partner kerja Leila maupun Miura dan sekaligus sahabat keduanya.

"He he he... Sabar, nanti giliran mu akan datang dan aku akan jadi bridesmaidnya," ucap Leila yang menarik Lara untuk ke atas ranjang.  Sehingga ketiga sahabat kini bermalas-malasan di atas ranjang yang kecil.

"Kenapa dirimu yang duluan nikah sih, padahal mau aku jodohkan dirimu sama Andre," protes Lara dengan bibir manyunnya.

"Ini namanya jodoh atau tepatnya tuhan berpihak padaku," balas Leila senyum.

"Iya deh, aku bahagia. Liat dirimu happy dan bisa bersama cinta pertama."

"Jangan pasang wajah sedih saat mulut berkata lain. Aku Baik-baik saja, jika ada masalah aku pasti cerita dan tempat aku pulang pasti di tempat kalian berdua," jelas Leila yang mengusap wajah Lara untuk memperbaiki berapa make up yang luntur.

"Maka aku harus giat bekerja, siapa tahu lagi ampes dia bertengkar dengan Jack. Ehh kabur ke tempat aku dengan keandaan bunting dan aku jadi kepala keluarga mendadak," canda Miura yang tidak ada garingnya.

"Benar juga, kita harus kerja keras nih. Buat biayai dua orang secara mendadak," timpal Lara terkekeh.

"Ieeehh... kalian ini," balas Leila yang sebel dengan kelakuan kedua temannya.

"Daripada mengurusi kami berdua, lebih baik dirimu sana mandi. kata mau keluar dengan ibu Mertua," ucap Miura yang mendorong Leila menjauh dari atas ranjang.

"Mendingan mandi sana, kita mau leha-leha dulu. badan mau patah nih," timpal Lara yang mengusir Leila.

"Ck kalian ini," decak Leila yang kesal dan masuk ke dalam kamar mandi.

Miura dan Lara hanya terkikih dengan sikap Leila. bagi mereka berdua, sikap Leila seperti itu sudah biasa.

Saat Leila sudah selesai mandi, ia melihat kedua sahabatnya yang katanya mau berleha-leha di atas ranjang. kini sudah tiada di dalam kamar lagi.

"Dasar," gumam Leila yang melihat kertas tang tertempel di lemari pakaian dengan tulisan. Cieee ciee.

Leila mengeringkan rambutnya dengan cepat dan ia menatapi pakaian yang akan di kenakan hari ini.

"Sepertinya kedepannya, aku harus beli banyak baju lagi." gumam Leila yang mengambil salah satu dress polos dan mengenakan ke tubuhnya. kemudian menyisir rambut dan memakai make up tipis.

***

Kini, Leila berdiri mematung di depan pintu rumah keluarga Mikaela. dengan perasaan bahagia dan mempersiapkan diri untuk menyapa Jack. jika tetiba yang membuka adalah Jack.

"Lo Lei," sapa Maria yang membuka pintu rumah dan mendapatin Leila berdiri mematung. dalam hati Maria mengumpat kesal kepada Jack. bukannya di bukakan pintu untuk Leila tapi malah bermain game bersama dengan Andre.

"Ayo kita keluar sekarang," ajak Maria yang mengandengn tangan Leila dan di balik jendela. Jack melihat kedua wanita yang akrab. ia langsung mendengus kesal. Andre yang ikutan mengintip hanya terkekeh. pasalnya, ia mengenal siapa Leila dan tidak menyangka si Jack masih belum sadar siapa Leila sebenarnya.

"Ini tidak lucu," protes Jack dengan berkacak pingang.

"Mau gimana lagi, kau mau kena pecat ya silahkan. aku sih masa bodoh dengan kalian berdua," balas Andre dengan tawa terkekehnya.

Jack kembali menatapi sahabatnya dengan tatapan sebel.

Andre masih saja terkekeh, ia tidak perduli dengan kemarahan Jack dan tidak sabar melihat apa yang akan terjadi selanjutnya di kehidupan rumah tangga Jack dengan Leila.

Di tempat yang menjual kebaya, Leila melihat Maria yang bersibuk mencocokkan ukuran kebaya ke tubunya. tepatnya semua di atur oleh Maria dan Leila hanya menerima hasil jadinya.

"Ayo kita ketempat furniture," ajak Maria kepada Leila. setelah puas mendapatkan apa yang ia mau.

Leila tidak akan bertanya untuk apa ketempat furniture, karena ia sudah bisa menebaknya. kalau ia dan Jack akan tinggal di luar. setelah mereka berdua selesai menikah dan lagi-lagi semuanya di pilihkan oleh Maria sampai ke desain meja makan. tepatnya semuanya di pilihkan oleh Maria dan Leila hanya melihat saja. mau menolak juga percuma, karena Maria tipe yang tidak suka di tolak dengan apa yang ia inginkan.

Leila memijit keningnya, memikirkan awal undangan pernikahan yang 5.000 orang. tapi di protes oleh Jack dan Miura. kini menjadi 7.000 orang, sampai ke tamu-tamu yang loyal mengunakan jasa tour Sakura. juga di undang oleh Maria tanpa terlewatkan sedikitpun. membayangkan tamu sebanyak itu dari jam 10 samapi malam. Leila merasa ia sudah pusing dan sakit pinggang karena pasti akan jarang duduk dan banyak berdiri.

"Semuanya di antar ke alamat ini?" perintah Maria kepada salah satu petugas toko furniture.

"Baik Bu," balas si pelayan. 

Maria tersenyum sumringah ketika melihat Leila yang kaget  sampai melongo melihat banyaknya peralatan furniture yang di beli.

"Semua ini Mom beli?" ucap Leila yang selesai dari kagetnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status