Pagi harinya Via bangun kesiangan, karena tadi malam Via tidam bisa tidur memikirkan semua yang akan terjadi kedepannya.Ia benar-benar merasa malu dengan perlakuannya mertuanya yang berlebihan. Sesungguhnya melakukan honeymoon adalah yang bahagia dilakukan oleh pasangan yang lagi hangat-hangatnya. Namun, berbeda dengan dirinya dan Andre. Ia sudah merasakan menikah sebelumnya jadi tempatnya saat ini sangat tidak pantas baginya.Ia membuka matanya ketika sebuah ciuman mendarat di keningnya."Selamat pagi, Sayang!" Sapa Andre saat Via membuka matanya."Pagi juga!" jawabnya dengan suara khas bangun tidur sambil menggeliat."Sayang, kenapa kamu nggak bangunin aku?" tanyanya pada Andre yang sedang berganti pakaian karena baru saja selesai mandi."Aku tidak tega membangunkanmu yang masih terlelap, Sayang." Belum sempat Via menjawab lagi, mereka dikagetkan dengan dengan suara bel yang terus berbunyi. Membuat keduanya saling pandang kemudian sama-sama keluar kamar untuk membuka pintu."Mama!
Ia pun mengambil lingerie seksi dan memakannya lalu berjalan ke arah cermin menatap dirinya. "Ya Tuhan, bagaimana aku harus memakai baju seperti ini didepan mas Andre." Lirihnya.Tak lama kemudian Andre keluar dari kamar mandi, matanya langsung tertuju pada pemandangan indah di depannya.Via yang sedang berdiri memandang ke luar jendela membuat Andre beberapa kali menelan ludahnya, lingerie seksi yang dikenakan oleh Via menampakkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda sehingga mampu memancing gairah Andre.Saat Via menoleh kearahnya membuat Andre menjadi lebih gugup."Kamu sudah selesai mandi, Sayang." Via berjalan mendekat ke arah Andre.Melihat Via yang berpakaian begitu seksi dengan mengarahkan senyuman manis kepadanya membuat seluruh tubuhnya terasa terhipnotis.Dengan susah payah Andre berusaha mejahan gejolak yang kian memburu.Sebenarnya ia sangat ingin menerkamnya mangsa dihadapannya, namun ia tidak boleh bersikap egois mementingkan dirinya sendiri."Kalau sudah mengantuk tidu
Di hari honeymoon kedua, Mereka akan menyewa sebuah kapal pesiar mewah. Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju kapal pesiar yang akan membawa mereka menikmati keindahan pulau Maladewa.Tak dapat dipungkiri lagi Via begitu bahagia dengan liburannya, walaupun perna menikah dengan orang yang juga terkenal kaya tapi belum perna sekali pun Via diajak liburan seperti ini.Dan Via maupun Andre juga sangat tidak menyangka kalau mamanya sudah membayar semuanya selama satu bulan disana."Sayang, bagimana menurutmu apakah kita akan tinggal disini selama sebulan?" tanya Via saat keduanya sudah berada di atas kapal."Aku tergantung padamu Sayang, apakah kamu bahagia disini?" Andre balik tanya"Tentu aku sangat merasa bahagia, tapi bagaimana dengan urusan pekerjaanmu apakah kamu tidak akan dimarahi?""Aku adalah bos Sayang, siapa yang berani memarahi seorang bos besar.""Songong!" Via mencibir"Bukannya songong, tapi itulah kenyataannya Sayang dan semua pekerjaan sudah aku serahkan pada Iwa
Tak terasa sudah hampir satu bulan penuh mereka tinggal di Maldives dan hari ini mereka sudah kembali ke tanah air.Saat turun dari pesawat senyuman mengembang dibibir keduanya, dari jauh dilihatnya Elisa sudah menunggunya. Via mempercepat jalannya lalu berlari kecil memeluk mertuanya."Mama aku sangat rindu." Via mempererat pelukannya"Mama juga sangat merindukanmu, Sayang.""Jadi aku tak dirindukan nih?" Andre yang sedari tadi dianggurin kini ikut bicara"So pasti mama juga sangat merindukanmu anak nakal." Pelukan serta cubitan kecil mendarat di tubuh Andre. Via pun ikut tertawa kecil melihatnya."Ayo sekarang kita pulang, Mika juga sangat merindukan kalian." Elisa lalu mengandeng tangan Via.Koper mereka dibawa oleh supir pribadi Elisa.Sesampainya di rumah, Andre dan Via disambut oleh Mika dan 2 perempuan bersamanya yang belum Via kenali. Dengan cepat Mika menghambur memeluk Via "Akhirnya kakak ipar ku yang cantik ini pulang juga. Aku sangat merindukanmu.""Sama mbak juga sanga
"Salsha!" Ucap Via ketika melihat wajahnya."Via, dimana mas Aryo? Dia harus menikahiku." "Maaf saya tidak tahu." Via beranjak berdiri dan dengan cepat masuk kedalam toilet karena sudah sangat kebelet.Saat ia keluar ternyata Salsha masih berdiri disana menunggunya."Via, kamu harus dengarkan aku dulu.""Kalau kamu hanya mau ngomongin tentang mas Aryo ataupun menanyakan dimana dia sudah ku jawab aku tidak tahu dan aku tidak punya banyak waktu." Via melanjutkan langkahnya, seketika tangannya dicegat oleh Salsha."Mau kamu apa sih Sha? Seharusnya kamu lebih tahu tentang mas Aryo. Bukankah kamu perna berhasil merebutnya dariku. Sekarang kami sudah bercerai!" "Kamu tinggal kasih tahu dimana mas Aryo berada, gitu aja kok susah banget."Via tersenyum miring dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku harus bicara bagaimana lagi biar kamu percaya kalau aku tidak tahu karena sejak bercerai aku sudah tidak sudi bertemu dengannya." Via langsung melangkahkan kakinya kembali ke depan.Salsha pun t
Pukul 10.00 pagi Salsha sudah tiba di rumah Elisa. Dengan gayanya yang menurutnya sudah sangat pas.Perlahan diketuknya pintu rumah Elisa. Seorang pembantu keluar dan membukakan pintu."Maaf siapa ya?" tanya pembantu itu tak mengenal Salsha"Saya temannya Via," jawab Salsha tersenyum."Oh, non Via tidak ada disini, mereka sudah tinggal di rumahnya sendiri.""Oh begitu ya, tante Elisa nya ada?""Kalau nyonya ada didalam.""Boleh saya bertemu dengan tante Elisa?"Pembantu itu menatap Salsha dan memperhatikannya lamat-lamat"Siapa Bi?" tanya Elisa yang datang dari belakang, karena mendengar suara asing."Anu nyonya, ini ada yang mau ketemu nyonya."Elisa pun mempercepat langkahnya, "Sepertinya saya perna ketemu kamu?" ucapnya saat melihat Salsha."Iya tante, kemarin kita ketemu, saya temannya Via." Salsha memasang wajah sok manisnya"Oh, ya sudah silahkan masuk dulu," ajak Elisa."Bi, buatkan minuman untuk nak," Elisa menatap ke arah Salsha"Salsha tante," ucapnya mengerti maksud Elisa
Aryo juga sangat tidak menyangka kalau ia akan bertemu Via disini, ia sangat ingin berjumpa dan meminta maaf pada Via. Tetapi, sekarang keadaannya sudah berbeda. Via sudah menikah lagi, bahkan suaminya sekarang adalah sahabatnya sendiri.Selain itu ditempat kerja bukanlah waktu yang tepat untuk meminta maaf.Selama ini Aryo sudah berusaha mencari Via kemana-mana, tetap saja ia tidak menemukannya. Via benar-benar menghilangkan bagai ditelan bumi.Aryo pun frustasi, alhasil pekerjaannya terbengkalai sehingga ia dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.Uang hasil penjualan rumah yang sudah dibagi dua oleh Via juga sudah habis, ia gunakan untuk berpoya-poya, minum-minum, membayar wanita dan berjudi. Aryo benar-benar hancur dan seperti orang gila karena ditinggal oleh Via.Baru satu bulan ini, ia berusaha untuk bangkit kembali untuk meneruskan hidupnya.Saat pertemuan selesai, semua orang yang ada diruangan itu keluar, begitu pula dengan Andre dan Via. Diam-diam Aryo memerhatikan mereka
Malam ini, Andre mengajak Via untuk makan malam diluar. Via pun menurut saja, walaupun dalam hatinya penuh tanda tanya, tidak biasanya Andre mengajaknya makan malam di tempat yang agak jauh dari rumah mereka."Sayang, emangnya kita mau kemana?" tanya Via saat mereka diperjalanan."Ya, mau dinner lah," jawab Andre enteng."Dinner? Tidak biasanya, lagipula sudah sudah beberapa restoran mewah yang sudah kita lewati, emangnya kita akan makan dimana?""Kamu diam saja, sebentar lagi kita akan sampai."Dengan hati yang tak menentu, Via pun akhirnya diam sejenak. Namun, merasa perjalanan sudah sangat jauh Via kembali bertanya. "Sayang, ini sudah terlalu jauh, sebenarnya kita mau kemana?" "Paling 10menit lagi kita akan sampai.""Sayang, setengah jam yang lalu kamu juga bicara seperti itu, nyatanya kita belum juga sampai, kalau terus-terusan begini perut kita akan keroncongan."Andre hanya bisa tersenyum mendengar celotehan istrinya.Benar saja, 10 menit kemudian mereka pun tiba ditempat tuju