Pagi ini Via sengaja hanya masak nasi goreng untuk Aryo dan kini telah siap di atas meja makannya tinggal menunggu suaminya keluar kamar.Tak lama kemudian Aryo pun keluar kamar sambil mengancing lengan bajunya, ia pun terlihat sudah sangat rapi. Karena hari ini ia kemabali masuk kerja. Via secara diam-diam menatap suaminya.'Tampan sekali, tapi sayangnya hatimu tak seindah parasmu, Mas'"Selamat pagi, Mas," sapa Via."Pagi sayang!" Ucap Aryo yang segera duduk"Mas, maaf ya hanya nasi goreng. Soalnya aku merasa sangat malas bergerak," ucap Via saat mereka sedang sarapan"Nggak apa-apa kok, nasi gorengnya juga enak ."Via tersenyum mendengar, "Mas, sepertinya kita butuh pembantu untuk membantuku mengerjakan pekerjaan rumah.""Oh, iya nanti akan aku carikan ya." jawab Aryo tanpa protes karena ia merasa Via benar, mereka memang butuh pembantu apalagi saat ini Via sedang hamil.Usai makan Via mengantarkan suaminya kedepannya, "Hati-hati ya mas, jangan lupa makan siangnya." Aryo menghada
"Aku yang akan berperan sebagai pembantu dirumahmu, Mas.""Sha, semua itu tidak semudah apa yang kamu pikirin, emangnya kamu bisa bekerja sebagai pembantu? Semuanya hanya akan membuat Via curiga sama kita, Sha.""Ya ... Aku bisa kok, tapi kalau seandainya hubungan kita ketauan malah bagus dong, kita nggak perlu rahasia-rahasia lagi sama istrimu itu.""Salsha, tolong ngerti sedikit aja, aku akan menikahi kamu, aku juga sangat mencintaimu. Tapi kalau sekarang waktunya belum tepat, Sha.""Iya aku mengerti mas, tapi izinkan aku tinggal bersamamu.""Aku nggak yakin, kamu bisa mengerjakan semuanya, Sha.""Kamu percaya sama aku mas, demi kamu dan hubungan kita aku pasti bisa," ucap Salsha lalu memberi kecupan dipipi Aryo."Ya sudah terserah kamu aja. Tapi ingat jangan sampai membuat Via curiga.""Oke mas. Makasih." Salsha memeluk Aryo'Sebentar lagi aku akan menyingkirkanmu, Via," batin Salsha. Sembari tersenyum sinis"Ya sudah kamu tunggu sebentar, aku mau selesaikan pekerjaan ini dulu, set
Pagi ini Via sengaja bangun telat karena tidak perlu menyiapkan sarapan untuk Aryo karena mereka sudah ada pembantu baru dirumahnya. Tapi Via selalu bersikap waspada dengan kehadiran Salsha dirumanya.Via yang masih terpejam seketika menjadi kaget ketika sentuhan yang terasa sangat dingin diperutnya. Ia membulatkan matanya saat mendapatkan Aryo yang sedang bertelanjang dada dan hanya mengunakan handuk sebatas pinggang tengah tersenyum kepadanya dengan tangan masih menempel di perutnya."Mas Aryo," ucap Via pelan"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin membangunkan baby," jawabnya. lalu mencium perut Via yang masih rata. Via merasa sangat geli dengan perlakuan suaminya.Via tersenyum, "Nggak apa-apa. Mas." Via memegang tangan Aryo yang masih mengusap perutnya.Via pun bangun, dan berjalan menuju lemari untuk menyiapkan baju Aryo yang baru saja selesai mandi."Mas, ini bajunya.""Makasih, Sayang," jawab Aryo. Sambil berjalan ke arah Via lalu memeluknya dari belakang. Tentunya Via menjadi
Pukul 4.00 sore Via pulang kerumah, ia sedikit kaget melihat mobil suaminya sudah ada digarasi.'Tumben mas Aryo pulang jam segini, pasti tuh cewek ngadu. Ah, sudah ku duga.' batin Via lalu melangkah masuk kedalam rumahnya melihat suaminya yang telah menunggunya di ruang tamu."Assalamualaikum," ucap Via pelan sembari tersenyum."Waalaikumussalam, dari mana aja? Jadi gini kelakuan kamu selama aku nggak ada dirumah." ucap Aryo to the point. 'Wow, baru kali ini aku dibentak oleh mas Aryo, pasti ini semua gara-gara termakan omongannya si wanita j*lang itu. Awas aja akan ku balas lebih dari ini.' grutu Via dalam hati."Maaf mas, sebenarnya tadi pagi tiba-tiba perutku merasa keram, jadi aku ajak Intan untuk periksa ke dokter. Karena sebelumnya kan aku belum periksa," jelas Via pelanMendengar penjelasan Via, wajah Aryo yang tadinya kusut perlahan berubah. Karena ia tidak mungkin marah dengan Via kalau sudah menyangkut janin yang ada dalam kandungan Via."Kamu nggak apa-apa kan? Terus apa
Pagi-pagi sekali Via sudah sibuk dengan ponselnya saat suaminya masih tertidur dengan pulas. Via berbalas chat dengan Intan tentang apa yang mereka rencanakan kemarin, Via akan membeli sebuah Kedai Kopi yang jauh dari tempat tinggal mereka, rencananya kedai itu akan dikelola oleh Intan dan tentunya rencana itu semua tanpa diketahui oleh Aryo.[Via, nanti siang pemilik kedai ingin bertemu dengan kita. Kamu bisa nggak?] kata Intan dipesan singkatnya[Oke! Nanti aku usahakan.][Yakin kamu nggak akan dicurigai keluar rumah terus?][Ya, nanti aku akan cari cara.]Setelah sepakat dengan Intan, Via berniat untuk mandi, namun ia urungkan kerena ia ingin membaca apa saja percakapan Aryo dan Salsha karena semalam ia melihat suaminya tidur sudah larut malam. Via langsung membuka WhatsApp milik Aryo.[Mas, aku minta uang, capek aku kalau kek gini terus. Lihat kamu selalu mesra-mesraan terus sama istrimu itu.][Aku nggak ada uang cash dan kamu jangan ngeluh gitu, kan dari awal aku bilang jangan s
"Ya sudah kamu tunggu disini," ucap Aryo lalu melangkah untuk mengambil mobil diparkiran. Namun, tiba-tiba..... "Aww!" Salsha tersungkur"Copet!" teriak Salsha, seseorang telah membawa lari belanjaannya. Aryo tetap berlalu karena pikir istrinya sedang bergurauBanyaknya orang disana tak dapat mengejar copet itu, karena copet dengan cepat naik ke atas motor teman yang telah menunggunya.Setelah mengeluarkan mobil dari parkiran, Aryo pun melajukan mobilnya dan berhenti di depan Salsha."Hu....hu...""Kamu kenapa sayang? Apa yang terjadi?" Aryo membantu Salsha berdiri"Mas copet itu membawa lari semua belanjaan dan tas aku.""Apa! Di dalam tas kamu ada ATM ku, semua uang berada di sana, bagaimana bisa kamu hilangkan begitu saja." Aryo meninggikan suaranya."Mas, kamu bukannya mengkhawatirkan aku malah memikirkan uang yang ada di ATM kamu! Emangnya uang jauh lebih penting daripada aku?""Bukan begitu maksudku sayang, kamu tidak apa-apa kan?" "Sudahlah, kita pulang sekarang!" ucap Salsha
"Dubrarakkk!" Aryo membuka pintu kamarnya dengan kencang lalu berlari ke kamar mandi.Mendengar Aryo yang tengah sibuk di kamar mandi seperti sedang menyiram sesuatu yang pasti bukan mandi.'Aduh! Pasti panas banget tuh!' gumam Via pelan sambil menahan tawanya yang hampir lepas.Via tersenyum mengernyitkan bibirnya kala mengingat apa yang telah lakukan tadi sore.*Setelah membaca percakapan Aryo dan Salsha, Via membawa hati yang terasa panas keluar kamar. Di lihatnya Salsha sedang senyum-senyum sendiri duduk santai di sofa sambil menggoyang-goyangkan kakinya.Via sangat geram dengan tingkah Salsha yabg berlagak seperti bos dirumahnya, ia pun menghembus napas kasar lalu berjalan perlahan menghampiri Salsha, " Sha!"Seketika Salsha gelagapan. Dengan cepat ia berdiri, "I—iya Non.""Kamu udah beli gudegnya?" "Sudah Non, mau makan sekarang aku buatkan ya.""Oh nggak, nanti saja. Sekarang aku minta tolong belikan es kelapa muda, soalnya lagi pengen banget." pintah Via sambil menyodorkan
Tidak ada makanan dirumah, Via sengaja mengajak Aryo sarapan diluar, karena ia tahu kalau Salsha tidak bisa masak dan tidak punya uang. Setelah makan ia pun ikut Aryo ke kantor. Sudah hampir magrib, Aryo dan Via pun tiba dirumahnya. Setelah menghabiskan seharian waktu diluar."Kok sunyi, Mas?" tanya Via saat membuka pintu"Salsha!" teriak Aryo langsung masuk"Sha!""Mungkin Salsha sedang tidru mas, aku langsung cek ke kamarnya ya," lanjut Via. Lalu berjalan setelah Aryo mengangguk"Kemana perginya perempuan itu?" gumam Via setelah melihat kamar dan lemari yang Salsha tempati kosong."Apa mungkin dia pergi karena kelaparan atau takut ketahuan kalau nggak bisa masak?" tebak Via. Via pun keluar dari kamar itu dan menemui Aryo yang sudah dikamanya, perlahan Via membuka pintu terlihat Aryo sibuk dengan ponselnya seperti hendak menelpon seseorang."Mas, telpon siapa?" tanya Via. Seketika membuat kaget Aryo"Oh, tidak. Anu...," jawab Aryo dengan gugup."Kamu kenapa sih Mas? Kok jadi gu