Brendon menaruh perhatian besar terhadap kehidupan rumah tangga Alexander dan Gabriella. Dia bakalan menjadi pembela dan penolong terdepan jika terjadi sesuatu pada rumah tangga mereka. Tak hentinya pula Brendon mengungkapkan rasa bahagianya pada Alexander karena sudah bisa kembali berada di rumah serta kembali pula mengingatkan agar jangan sampai berpisah lagi dari Gabriella. “Sebagai Paman yang baik hati, sudah sewajarnya aku bertindak seperti ini pada kalian. Mulai sekarang, aku akan mengutamakan kesejahteraan kalian berdua terlebih dahulu daripada menjalankan tugasku sebagai kepala daerah.”Memang agak berlebihan apa yang Brendon katakan tapi dia berkata dengan serius dan tidak ada maksud bercanda. Hal itu membuat Alexander semakin kaget tak kentara. Lantas, bagaimana Alexander menyikapinya? Brendon berdecak sekali sebelum berkata, “Ngomong-ngomong, bagaimana sekarang kondisi Kakek Somers? Apa sudah lebih baik sekarang?”Alexander menyandarkan punggung dan menjawab, “Karena pr
Winnie adalah orang yang paling sibuk. Dia hilir mudik ke sana kemari, sibuk menyiapkan segalanya. Jangan sampai ada yang kecewa. Dia yang menata piring, gelas, dan bahkan menuangkan air. Dia yang mengatur sedemikian rupa agar semua orang puas. Ketika Gabriella hendak membantu, Winnie mencegahnya dan membiarkan dirinya saja yang sibuk bekerja. Sembari Winnie mempersiapkan segalanya dengan cemerlang, lima kakak beradik Callister tentu saja tidak mungkin diam saat sedang bersama Alexander. Tadi Brendon sudah cukup lama berbincang. Kini giliran Harlow pula.Pria yang cukup tua itu merapikan posisi duduknya, sambil mengawasi wajah Alexander, dia pun berkata, “Alex, aku senang mendengar kabar bahwa kau sedang berusaha menyembuhkan penyakit Kakek Somers. Selain itu, atas desakan dari Kakek Somers pula, akhirnya kau bisa kembali ke rumah ini. Kami semua senang menyambut kedatangan mu kembali.”Alexander mengangguk pelan. “Aku juga senang kita semua bisa berkumpul bersama. Terimakasih tela
Shinta melontarkan pujian pada Alexander karena telah membantu proses kesembuhan Gabriella. “Kau seperti pernah berguru langsung dengan Dokter James Crick. Alex, kau bahkan lebih tangguh daripada dokter kebanyakan di rumah sakit. Aku mengakui tidak mudah menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Gabriella. Tapi tidak disangka kau bisa melakukannya. Ketika aku mendengar kabar bahwa kau membantu kesembuhan Kakek Somers, aku sangat senang mendengarnya. Aku mengenal semua dokter yang selama ini mengurusi beliau. Mereka semua dokter hebat dan berpengalaman. Aku tidak heran kalau Kakek Somers sulit sembuh, sebab penyakit yang beliau derita memang parah. Akan tetapi, jujur, aku tidak ragu pada mu. Pengalaman menyembuhkan penyakit Gabriella adalah dasar bagi kami semua untuk percaya pada mu. Kami sangat percaya bahwa kau pasti berhasil dalam menyembuhkan penyakit Kakek Somers.”Sebagai dokter yang berpengalaman, Dokter Shinta mengakui bahwa tidak mudah mengangkat penyakit komplikasi seperti y
Neilson berdeham sekali sebelum berkata, “Alex, aku menawarkan pada mu untuk jadi salah satu dari petarung andalan di organisasiku, Spectra. Aku melihat kau pantas sekali untuk ikut bergabung. Fisik dan cara bertahan mu yang luar biasa tentu jadi alasan utama.”Neilson kagum dengan teknik bela diri yang dikuasai oleh Alexander. Kekaguman itu timbul tatkala dia menyaksikan Alexander buat cacat Martin Scott hanya dengan satu gerakan bertahan saja. Setelah itu, ketika dia menguji seberapa kuat Alexander dengan cara menyerangnya, dia akhirnya dipaksa benar-benar mengakui bahwa Alexander memanglah tangguh. Jika dalam bertahan saja sudah hebat bukan main, lantas bagaimana kalau seandainya Alexander memberikan serangan balasan kepada dia dan juga Martin Scott? Kepala gangster Spectra itu sangat bangga jika Alexander bersedia bergabung. “Kau pasti disegani oleh banyak orang di sana, Alex.”Mendapat tawaran itu, Alexander tidak serta merta mengiyakan. “Tidak ada yang spesial dariku, Paman. Ak
Laura hampir seusia dengan Alexander. Meski begitu, Alexander tetap memanggilnya dengan sebutan Bibi. Pada sidang keluarga tempo lalu, Alexander pernah membahas tentang salah satu gurunya yakni Evans Holland kepada Laura dan menjanjikan pada Laura akan menjadi artis terkenal di media Sky Vision. Kala itu Laura mengolok-olok dan menganggap Alexander sudah tidak waras. Itu dulu, tapi tidak untuk sekarang.“Alex, aku senang mendengar kabar kau telah kembali. Kenapa? Karena aku menagih janji mu. Dulu kau pernah menawarkan padaku untuk menjadi artis di Sky Vision. Baiklah, aku percaya pada mu tentang apa saja yang kau katakan, termasuk fakta dari mu bahwa Evans Holland masih hidup.”Sama seperti empat saudaranya tadi, Laura menaruh kepercayaan dan harapan besar pada Alexander. Pada acara kali ini dia juga mendadak baik seperti yang lainnya. Dia tersenyum lebar penuh kehangatan lalu berkata dengan lemah lembut, “Alex, kepergian sementara mu merupakan malapetaka bagi kami semua, dan kep
Tidak cuma Gabriella, Alexander juga merasakan hal yang sama dari tadi. Perubahan sikap dari anggota Keluarga Callister selain Pablo benar-benar mengguncang pikirannya. Kenapa mendadak mereka semua baik dan percaya pada Alexander? Apa mungkin lantaran pengaruh Somers sehingga mereka takut jika sedikit saja mengecewakan Alexander makan mereka bakalan kena hukum seperti Pablo? Bisa jadi ini semua terjadi karena perintah dari Somers yang menyuruh mereka agar berbaik hati pada Alexander. Bisa jadi demikian. Brendon menggagahkan diri dan berkata dengan penuh wibawa, “Kau bakal menjadi pahlawan bagi kami semua, Alex. Kau bisa membantu dalam segala permasalahan yang tengah kami hadapi. Kakek Somers yang sedang sakit parah. Harlow yang berencana menjadi Wakil Rektor. Shinta yang ingin karirnya bagus di rumah sakit. Neilson yang mau menjadikan Spectra bisa bergabung dengan Black Horns. Laura yang bermimpi jadi aktris populer dan kaya. Dan aku, aku juga termasuk. Bukankah dulu kau mengataka
Winnie tetap sibuk menata piring dan gelas di atas meja makan. Dia yang mengatur semuanya. Steak, sushi, pizza, ayam goreng dan makanan lainnya dia yang mengatur sedemikian rupa. “Maaf, aku tidak sempat memasak untuk acara besar dan meriah kita malam ini. Maaf juga karena sudah merepotkan kalian berlima.” Winnie sedikit menyesal karena tidak mempersiapkan segalanya dengan matang sehingga agak merepotkan yang lainnya. “Terimakasih lagi karena kalian sudah bawa makanan yang banyak untuk kita semua.”Laura Callister menarik satu piring lalu mengambil tiga potong sushi. “Alasannya karena Alex Luther. Kita berada di sini tentu saja untuk menyambut kedatangan Alex dan sekaligus sebagai bentuk ucapan terimakasih kita karena dia bersedia membantu kesembuhan Kakek Somers.”Neilson menimpali. “Juga karena dia baik pula sama kita semua sekalian. Tentu saja acara ini karena Alex Luther, menantu pria yang begitu kita banggakan.”Semua mata kini tertuju pada Alexander, sang protagonis yang sedari
Sigap, Winnie menuangkan kopi ke cangkir Alexander. “Minumlah juga, Alex.”Namun pandangan Alexander masih tertancap di punggung istrinya yang kian menjauh. Dia ingin menyusul Gabriella dan menyuruh agar segera balik lagi tapi sebelum Alexander melakukannya, Winnie berulang kali memaksa agar Alexander tetap di kursi, dan di saat bersamaan, lima Callister juga meminta agar Alexander tetap di tempat. Harlow mengangkat salah satu alis seraya berkata dengan dingin, “Biarkan dia sendiri. Apa kau lupa bahwa wanita itu ibarat alam semesta? Ya, alam semesta, yang sangat sulit dimengerti. Haha.”Brendon dan lainnya juga ikut tertawa. “Alex, kau lebih suka memahami rumus dan teori sulit selama setahun dari pada memahami wanita hanya waktu satu jam saja,” kelakar Neilson. “Kalau aku, mendingan bergulat seharian daripada satu menit saja berusaha peka terhadap wanita. Haha.”Semua ikut tertawa lagi. Winnie, Shinta, dan Laura cuma cengar-cengir mendengar gurauan itu. Sebagai Hawa, mereka memang