Share

BAB 29: AIRA PERGI

Raihan terlihat sangat kesal. Bahkan ia tidak lagi memedulikan Safia saat keluar dari ruangannya.

"Permisi, Mas. Assalamu'alaikum."

Alih-alih menjawab salam dari Safia, Raihan malah membalikkan badan. Napasnya menderu dan dadanya naik turun dengan cepat.

"Omar, Omar, Omar. Dia lagi, dia lagi."

Raihan mengepalkan tangannya. Ada perasaan malu dan kecewa karena penolakan Safia, juga tak suka pada orang yang selama ini sudah menjadi kaki tangannya.

Raihan menekan nomor di telepon seluler di atas meja. Menghubungi Omar agar segera menjumpainya.

Tanpa menunggu lama, lelaki bernetra cokelat itu sudah berdiri di depan pintu ruangan Raihan. Ada perasaan was- was di dalam hatinya. Omar sudah bisa menebak kenapa dia dipanggil oleh atasannya.

"Assalamu'alaikum," ucap Omar.

Tak ada jawaban, akan tetapi Omar tetap melangkah masuk.

"Kenapa beberapa hari lalu berniat melamar Aira, lalu sekarang melamar Safia?" Tanpa basa-basi, Raihan memberondong Omar dengan pertanyaan.

Omar tampak tenang. Dia sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status