Share

bab 19

Laila tercengang melihat status wa salah satu teman di jurusan yang sama dengannya.

Mendadak hatinya terasa diremas dan begitu sakit sampai rasanya susah untuk bernapas.

"Ya Tuhan, aku tahu kalau kak Bintang terlalu baik untukku, dia memang berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dariku. Tapi kenapa rasa-rasanya tetap saja hatiku sakit!"

Mata Laila mulai berkaca dan berembun, tapi dengan cepat dihapusnya air matanya itu.

"Nduk, adik-adikmu masak ap ... Lho kamu kenapa, Nduk?" tanya Ibunya Laila saat keluar dari kamar dan menuju ke ruang tengah rumahnya.

Perempuan berumur lebih dari lima puluh tahun itu tercengang melihat anak sulung nya sedang menangis di kursi kayu depan tivi.

"Eh, Ibu! Laila nggak apa-apa!"

Dengan cepat Laila mengusap air matanya dan tersenyum pada ibunya. Tapi perempuan yang telah melahirkan nya itu tetap mendekat dan duduk di hadapannya.

"Cerita saja pada Ibu, Nduk. Kita memang tidak punya apa-apa, tapi kita kan saling memiliki. Kalau kamu tidak cerita pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status