Leon masih berpikir untuk mengecek suara gaduh itu atau tidak. Sementara di kamar Velope ada sekitar tiga pria masuk ke dalam kamarnya. Mereka menyekap Velope berusaha untuk menodainya.
"Diam kau wanita sialan! kau menolak berdansa denganku dan berdansa dengan pria lain, aku sungguh membuatku marah," gertak Bobi sambil mencengkram dagu Velope kuat.
"Lepaskan aku, kau pria pengecut berani keroyokan," ucap Velope.
Plak! Bobi menampar wajah Velope kemudian memaksanya meminum air yang sudah di campur dengan obat perangsang didalamnya. dengan tangan yang sudah dipegangi dua pria dengan kuat. Velope tidak berdaya dengan minuman apa yang dimasukkan paksa ke mulutnya.
"Sebentar lagi kau kan meraksan kenikmatan yang luar biasa dari kami semua," ucap Bobi sambil tertawa.
"Bajingan kalian semua, apa kalian pikir menjadi tuan muda lantas bisa bersikap seenaknya?" tanya Velope.
Bobi semakin naik darah dan tak sabaran menikmati tubuh Velope bersama para t
Mendapatkan bisikan dari tuan Nainggolan, tuan Atmaja tidak menggubris perkataan dari nyonya Wijaya. Beliau memilih untuk menemani putranya untuk masuk ruang penyidikan di sana sudah ada Velope dan dua pelaku lainnya yang hanya mengalami luka memar."Ayo kita ke ruang penyidik, tidak usah hiraukan manusia tidak berguna seperti mereka," ucap tuan Atmaja sambil menepuk bahu putranya."Tuan Atmaja karena merasa putranya tidak bisa melakukan apa-apa, malu dan pergi menghindar ini akan menjadi trending topik di internet!" ledek nyonya Wijaya sambil tertawa terbahak-bahak.Dua orang tak tahu malu itu memang tidak peka terhadap keadaan. Tak lama kemudian kedua orang yang tadi merasa menang melawan tuan Atmaja menjadi malu sendiri karena berita yang beredar di internet mengenai keluarganya sendiri."Pah, kenapa mereka semua melihat ke arah kita semua, apakah ada yang aneh dengan dandanan kita?" tanya nyonya Wijaya."Aku tidak tahu, mungkin mereka tahu kala
Nyonya Wijaya kaget kedatangan seseorang yang tak terduga. Dia adalah nyonya Sanjaya padahal hubungan toga keluarga kaya sangat erat pada jamannya."Apa kau datang untuk mengolokku juga?" tanya nyonya wijaya heran."Aku datang untuk mendukungmu, sejak kejadian putriku Angie masuk penjara akibat ulah dua lelaki tak bertanggung jawab itu aku sudah membenci mereka," balas nyonya Atmaja dengan tatapan kejam.Dua nyonya itu mengobrol dengan santai karena sekarang sudah paham dengan situasi. Nyonya Sanjaya yakin bahwa video yang tersebar di dunia maya itu adalah upah dari salah satu keluarga besar itu. Jadi nyonya Sanjaya memanas-manasi nyonya Wijaya untuk membuat perhitungan kepada dua keluarga itu."Kurang ajar sekali, mentang-mentang berkuasa mereka dengan seenaknya menginjak-nginjak harga diri oranv lain!" gertak nyonya Wijaya."Kau benar bahkan putriku mendekam di penjara karena ulah mereka." Nyonya Sanjaya menitikkan air mata palsu.Nyonya S
Leon mengecek ke kamar Velope yang sedari tadi tidak kelihatan. Leon membuka pintu kamar Velope saat tak ada jawaban saat mengetuknya ia takut terjadi apa-apa terhadap Velope."Aahhh tuan Leon kenapa kau tidak mengetuk pintu aku sedang ingin berganti baju," teriak Velope karena kaget."Maafkan aku nona Velope, aku tadi sudah mengetuk pintumu tapi tidak ada jawaban makanya aku masuk saja takut kau terkena musibah lagi," jawab Leon sambil menutup matanya.Velope sudah memakai bajunya lengkap dan cantik saat ini, dia menemui Leon yang masih menunggunya. Velope mengecup pipi Leon secara tiba-tiba entah kenapa kini hatinya sangat tidak ingin meninggalkan Leon satu jengkalpun."Kau tidak boleh melakukan ini padaku nona Velope kalau aku membalasmu lebih dari ini bagaimana?" tanya Leon sambil menatap Velope dengan tatapan nakal."Boleh lakukan saja semaumu," tantang velope.Leon menyeringai tipis berdiri dan memeluk Velope. Ciuman panan mereka lakuk
Mobil Velope melaju dengan kecepatan sedang. Mereka akan pulang menuju rumah Velope, sedari tadi pemotretan Velope sudah merasakan rasa tak nyaman pada dirinya. Seperti sebuah firasat yang tak enak untuknya, entah apa yang akan terjadi."Dari tadi aku merasakan rasa tak nyaman dalam tubuhku. Apa yang sebenarnya akan terjadi?" tanya Velopw pada dirinya sendiri."Nona mungkin kau kelelahan, nanti sampai rumah cobalah langsung rebahan," jawab asisten Hanna.Hanna benar mungkin Velope hanya kelelahan apalagi ada peristiwa yang tidak mengenakkan untuknya. Tiba di sebuah jalanan yang sepi menuju perumahan tempat tinggal Velope. Sebuah truk melaju dengan cepat sepertinya sedang mengincar mobil Velope."Bagus, tabrak langsung mobil Velope dan kau bisa kabur setelahnya," ucap nyonya Wijaya memerintahkan seseorang yang membawa truk itu."Baik nyonya saya akan segera menabrak mobil Velope dan segera meninggalkan lokasi," ucap premab suruhan mereka.
Velope termenung memikirkan jawaban apa yang akan diberikan kepada Leon. Tidak mungkin Velope mengakaui semua perasaannya sekarang."Kalau bisa lebih lama dari biasanya tuan Leon, aku sedang terpuruk apa kau tidak mau menghiburku?" tanya Velope."Aku mau menemanimu lebih lama malam inI, sekarang habiskan makan malammu," jawab Leon sembari menyendok nasinya.Makan malam yang membuat Velope bahagia karena bersama lelaki pujaan hatinya. Seandainya ia mampu mengatakan bahwa nyaman bersama Leon mungkin akan mengatakannya saat ini. Sayang sekali dia belum berani."Aku sudah kenyang terima kasih makan malamnya hari ini nona Velope," ucap Leon."Berterima kasihlah pada Hanna. Dia yang menyiapkan semuanya," sahut Velope.Leon berterima kasih pada Hanna karena menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Kini Velope dan Leon sudah berpindah tempat privasi mereka berdua untuk mengobrol berdua.***"Mengakulah sebenarnya siapa yang memintam
Leon mengatakan akan pergi ke perusahaan papanya karena ada janji dengan tim marketing pagi ini. Juga untuk melihat moel perhiasan baru yang sudah jadi di perusahan pusat. Dia juga harus mengunjungi salah satu store untuk melihat seberapa ramai store itu."Aku akan ke kantor pusat perusaahaan Atmaja," sahut Leon cepat."Anak itu mamang bertanggung jawab, papa tolong bawakan makanan ini untuk Leon, aku khawatir anak itu akan sakit maag nanti," ucap Nyonya Atmaja.Tuan Atmaja menyetujui permintaan istrinya tetapi bukannya ada Haris asistennya kenapa dia tidak ikut ke kantor hari ini. Tuan Atmaja memanggil Haris dan ternyata sudah keperusahan lebih dulu sebelum Leon."Dia sudah di intruksikan Leon kemarin malam mungkin pa, sudah bawa makanan ini untuk anakmu!" seru nyonya Atmaja sambil memasukkan kotak bekal untuk Leon."Baiklah aku akan pergi sekarang ke kantor," balas tuan Atmaja.Leon sudah berada di kantor dan melakukan diskusi kecil bersam
Leon mengangguk dan menemani Velope berkeliling mall usai menonton film romantis yang membuat Leon mencium paksa Velope di tempat umum untuk pertama kalinya. Mereka sangat menikmati waktu berdua mereka."Tuan Leon ayo kita ke toko perhiasan itu." Velope menunjuk toko perhiasan."Ayo aku juga ingin melihat-lihat," ajak Leon.Leon merasa kebetulan masuk ke toko perhiasan. Dia juga harus melakuakn riset pasar meneenai perhiasan yang seperti apa yang diminati banyak wanita dan kalangan tertentu. Sekitar setengah jam Velope bertanya-tanay kepada pramuniaga dan melihat-lihat stok model akhirnay ia menjatuhkan pilihan hatinya kepada sebuah cincin dengan mataberwarna biru safir yang indah sekali."Aku mau yang ini, tolong bungkuskan untukku," pinta Velope kepada pramuniaga."Baik nona, akan aku buatkan nota dan membungkusnya kau mempunyai selera yang bagus nona, saat ini warana permata biru safir banyak di gemari oleh kalangan sosialita," ucap pramun
Leon merinding mendengar suara ini, restu adalah hal paling membuatnya takut. Papanya tentu akan memberikan restu utuknya suatu hari nanti."Aku pikir siapa, ternyata kau membuatku takut saja!" seru Leon sambil mengelus dadanya yang berdebar kencang."Pasti kau ketakutan sampai gemertaran ya?" ledek Henri sambil tertawa.Leon memukul kepala Henri karena kesal. Ia akan membuktikan kalau suatu saat nanti akan mengantongi restu dari sang papa menjalin hubungan yang spesial dengan Velope."Sakit tahu dasar anak nakal! Akan aku balas kau Leon." Henri melakukan pembalasan pada Leon."Itu hukuman untukmu karena menakutiku!" seru Leon.Leon dan Henri saling pukul lalu kemudian tertawa bersama. Lalu mereka berjalan bersama menuju kantor untuk berdiskusi tentang hal yang akan memajukan perusahaan."Jadi seperti itu Leon. Apakah kau mau melanjutkan kontrak kerjamu?" tanya Henri."Henri kau coba cari cadangan ya. Firasatku sepertinya tak e