Share

20. Menyusun Rencana

Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa, sudah seminggu aku di sini. Mencoba menata hati, menyembuhkan luka, dan memulai kembali kebahagiaan bersama anak-anak, meski terasa kurang karena takada Bang Doni bersama kami.

Suamiku itu, entah bagaimana kabarnya. Sejak kejadian di rumah Mama Laely, sampai sekarang belum ada kabar darinya. Bahkan sekadar menelepon pun tidak.

Teringat saat-saat kebersamaan kami sebelum tinggal di rumah Mama Laely. Bang Doni begitu perhatian. Meski tinggal di rumah kontrakan sederhana, tetapi kami bahagia. Takada tekanan, takada hasutan, apalagi saling diam. Namun, sejak tinggal di rumah mertuaku, perlahan semua itu mulai sirna. Aku pun tak tahu entah sejak kapan, hingga Bang Doni mulai menjadi suami yang cuek dan bahkan taklagi peduli padaku.

"Dek," sapa Kak Rafka membuyarkan lamunanku.

"Iy—iya, Kak," jawabku.

"Kamu kenapa? Kok termenung? Apa kamu gak betah di sini?" tanya kakakku itu.

"Gak, Kak. Mana mungkin Risa gak betah di sini. Rumah ini adalah rumah ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status