The Royal Apartment
Tristan bersama dengan Raline baru saja tiba di Basemen.
Dengan hati-hati Tristan memarkirkan mobilnya, sembari melihat kebelakang agar tidak menabrak mobil lain atau pembatas.
Setelah selesai memarkirkan mobil mewahnya, Ia mematikan mesin mobil. Lalu ia lepaskan Sabuk pengaman yang mengikat tubuhnya. Kemudian keluar membukakan pintu untuk Istrinya.
Tristan melepaskan Sabuk pengaman di tubuh Raline terlebih dahulu,lalu ia membantu istrinya ini keluar dengan meletakan telapak tangannya diatas Sela Pintu agar kepala Raline tidak terbentur.
Mereka melangkahkan kaki menuju ke Lift yang ada di Basemen ini..
Tristan merangkul pinggang Raline sembari berjalan,ia berjalan dengan hati-hati karena Raline masih merasakan Kram di perutnya.
Mereka lalu masuk saat Pintu lift yang baru saja terbuka.
“Masih kram?” Tanya Tristan sembari mengusap-usap bahu dan lengan istrinya.
Raline menggelengkan kepalanya
Kamar Apartemen, Pukul 08.00Raline tengah bersiap akan pergi ke kantor. Ia sedang menyisir rambutnya,dilanjutkan dengan mengoleskan lisptik merah muda di bibir indahnya.Sedangkan,Tristan sudah berada di dapur membuatkan sarapan dan juga susu khusus untuk ibu hamil.Setelah beberapa menit, Raline keluar. Ia sudah berpakaian Rapi dengan Blouse berwarna cokelat panjang berbahan sutra,Rok scuba panjang berwarna abu-abu. Dengan Rambut yang ia kuncir kebelakang, Raline mendekati Tristan yang tengah sibuk di dapur.Dipeluknya tubuh suaminya ini. Lalu bermanja-manja. Tristan menoleh,lalu ia peluk Raline dari depan,ia belai Rambut Raline dengan lembut. kemudian ia kecup kening istrinya ini."Kenapa mengenakan Rok ini?" Tanya Tristan yang merasa kalau rok yang sedang di kenakan oleh Raline terlihat cukup ketat."Tidak apa-apa,aku nyaman memakainya" Jawab Raline.Tristan lalu mengajak Raline untuk duduk di Kursi Bar Dapur mereka,ia lalu
Raline masih tampak pucat.. "Kita ke rumah sakit saja ya?" Tanya Tristan kepada Raline. Ia cukup khawatir dengan pengaruh hormon Raline yang terkadang tidak terduga saat hamil. Raline menggelengkan kepalanya,ia menolak untuk pergi ke rumah sakit. Karena selama ia hamil hampir tiga bulan ini, sudah terlalu sering bolak balik ke rumah sakit dan itu membuatnya tidak nyaman. "Sudah tidak sakit lagi?" Tanya Tristan sekali lagi. Raline mengangguk,ia sudah merasa lebih baik setelah suaminya memijat dengan lembut. "Kata dokter tadi,itu biasa bagi ibu hamil. Tapi aku tetap khawatir,sayang" Gumam Tristan yang masih berjongkok di depan Raline. Raline mengusap wajah Tristan yang masih terlihat khawatir dengan nya,ia ucapkan kata-kata yang mampu membuat suaminya ini tenang. Kemudian ia peluk kembali Tristan. "Aku sudah lapar" Gerutu Raline. Tristan tersenyum,mereka beranjak dan keluar dari ruangan. Siang ini Raline s
Tristan kembali bergabung dengan Raline dan juga Kevin yang sedang makan. Ia bersikap seperti tidak ada apa-apa setelah menerima pesan dari Kevin. Hal ini memang sengaja ia sembunyikan dari Raline mengingat Istrinya ini dalam kondisi Hamil yang rentan Stress."Enak?" Tanya Tristan sembari membelai Rambut Raline."Hmm..Hmm.." Jawab Raline yang masih menguyah Ramen."Setelah ini tidak boleh lagi makan makanan seperti ini" Ucap Tristan yang sudah duduk di sebelahnya.Sontak Raline menghentikan makannya."Kenapa?" Tanya Raline."Dokter Melarang makan makanan seperti ini terlalu sering" Jawab Tristan sembari membersihkan sela bibir Raline dengan jari nya.Kevin yang sedang makan,hanya melihat interaksi mesra kedua atasannya ini. Lalu ia kembali fokus untuk menghabiskan makan siangnya.**Setelah makan siang...Mobil putih melaju menuju ke perusahaan.Tristan yang sedang sibuk membantu Raline memeriksa be
**Suara rekaman Audio :"Aku hanya ingin Tristan ..!!"Pekik Kanaya."Akh.."Suara Darmawan yang seperti sedang kesakitan.BRUKKKK !Suara tubuh Terjatuh **Rekaman audio yang didapat susah payah ini sudah membuktikan bahwa sebelum Darmawan jatuh pingsan ia sempat berdebat dengan Kanaya untuk menjauh dari Raline dan juga Tristan.***Lala terlihat murka, Saat mendengar rekaman itu. Wajahnya memerah padam.Roy menenangkan Lala yang baru pertama kali ia lihat begitu marah dan emosional."Sayang, Kita bicarakan baik-baik ya" Gumam Roy,sembari mengusap-usap tangan Lala."Ini benar-benar ulah Kanaya?" Tanya Roy yang masih tidak dapat percaya."Sebenarnya apa yang terjadi Tristan kenapa dia melakukan hal itu kepada Om darmawan dan juga Raline?" Tanya Lala yang dengan emosional.Tristan menghela Nafas, ia akan menceritakan apa yang waktu itu ingin ia sampaikan kepada Lala.Dengan jelas ia menceri
Raline mengenakan atasan Baby doll berwarna milo dengan Rok Scuba sebatas dengkul berwarna hitam. Rambut panjang bergelombangnya ia biarkan tergerai. Sembari berjalan dengan Tas mahal bermerk berwarna senada dengan atasannya,Raline mendekati Tristan yang sedang duduk di Sofa Ruang Tamu."Ayo" Ajak Raline.Tristan melihat istrinya yang masih mengenakan Sepatu Hak yang tidak terlalu tinggi, lalu menyuruh Raline untuk duduk di Sofa.Tristan lalu masuk ke dalam kamar untuk mengambil Sepatu datar milik Raline yang tersusun rapi di dalam lemari sepatu.Setelah mengambil sepasang sepatu flat ini, Ia mendekati Raline lalu berjongkok untuk memasangkan di kaki istrinya ini."Kalau lagi hamil pakai yang seperti ini,Kamu sudah tinggi tidak perlu memakai Hak" Ucap Tristan sembari memasangkan Sepatu hitam ini di telapak kaki Raline."Iya suamiku" Jawab Raline."Sudah selesai" Ucap Tristan."Cium dulu" GumamnyaTristan menciumi pipi da
Lagu Blues terdengar..Restauran dengan bergaya barat ini terlihat cukup ramai, banyak dari pengunjung sedang menikmati makan siang mereka.Langkah kaki Raline terdengar tergesa-gesa. Dilewatinya beberapa meja tempat para pengunjung tengah mengobrol asyik sembari menyantap hidangan yang tersaji.Raline terus memegangi perutnya menuju ke pintu keluar.Sopir pribadinya langsung membukakan pintu untuk Majikannya yang baru saja keluar dari Restauran ini."Jangan kasih tahu Tuan, saya kesini siang ini" Ucap Raline setelah duduk di dalam mobil."Baik Non" Jawab sopir ini.Mobil melaju kembali ke perusahaan..Nafas Raline masih tersengal, jantungnya masih berdetak dengan kencang, dan perutnya masih terasa kram.Ia coba terus untuk mengatur emosinya, walaupun apa yang ia dengar tadi sangat mengguncangnya."Bukannya suamimu itu memiliki Tahi lalat di pinggulnya,aku suka memeganginya saat bercinta" Ucapan Kanaya itu terus b
Tristan menebar senyumnya kepada sang istri..Pagi ini dia tidak ingin membuat hubungan diantara mereka menjadi dingin hanya karena seorang Kanaya."Aku siap-siap dulu ya" Gumam Tristan sembari membelai rambut Raline.Tristan beranjak mengambil pakaian yang sudah Raline siapkan diatas ranjang. Sedangkan Raline tengah mengatur perasaannya yang menjadi tidak menentu hanya karena perkataan Kanaya."Sayang,nanti aku akan melakukan survey di beberapa Gerai" Ucap Tristan yang tengah mengenakan kemeja putihnya.Raline menoleh, lalu ia dekati Tristan. Diambilnya Dasi Biru yang sudah terletak di atas Kasur Kemudian ia ikatkan di leher kemeja Suaminya."Bukannya itu tugas GM, Sayang?" Jawab Raline yang tengah menyimpul dasi ini."Aku pergi dengan GM,aku tidak bisa hanya di kantor saja" Jawab Tristan."Benar sekali, mantan Pak GM" Jawab Raline dengan bercanda.Setelah selesai ia menyimpulkan dasi untuk suaminya, Ralin
Setelah melakukan survey selama lebih dari tiga jam, Tristan bersama dengan Kevin kembali ke perusahaan. * * Mobil mewah ini berhenti tepat di depan pintu masuk, Sopir Langsung membuka pintu untuk Tristan yang duduk di belakang. Sedangkan Kevin yang baru keluar dari Pintu depan Mobil, membawa Tas dan beberapa dokumen di tangannya. Mereka berjalan masuk ke dalam Perusahaan, dengan langkah yang tegas dan berwibawa. Tristan menghentikan langkahnya saat baru saja masuk ke dalam Loby, Lalu ia Memanggil Kevin yang berjalan di Belakangnya. Di bisikkan nya sesuatu kepada Kevin untuk mengurus sesuatu nanti malam. "Baiklah" Jawab Kevin Mereka kembali berjalan menuju ke Lift yang berada di ujung Lantai ini. beberapa Karyawan berhenti dan menyapa dengan Ramah saat Atasan mereka berjalan melewati mereka. Setelah sampai di Depan Lift, Tristan tengah sibuk Melihat ponselnya. Beberapa Karyawan menyapa Vice Preside